Konan menahan bahu Pein dengan kuat, "Katakan pada ku dengan jujur, atau aku akan membuat dirimu menjadi tersangka!" ancam Konan.
Pein menghela napas panjang. "Ya ..., ya, aku akan jujur, tapi jangan di sini, lepaskan tangan mu!" sahut Pein sembari menepis cengkeraman Konan di bahunya.
"Ikuti aku."
Konan mengikuti Pein yang keluar dari ruang penyimpanan, lalu masuk ke dalam ruangan yang Konan tahu sebagai ruangan cctv kantor pusat.
"Untuk apa mengajak ku ke sini? Kita akan berbicara bukan melihat cctv!" protes Konan, Pein terlihat meminta seorang pria yang menjaga ruangan cctv untuk keluar.
Setelah tidak ada siapapun kecuali Konan dan dirinya, Pein menyuruh Konan untuk duduk di salah satu kursi yang kosong di sampingnya.
"Akan sangat berbahaya jika ada yang mendengar, di ruangan ini kita bisa melihat ke sisi manapun di kantor lewat cctv, dan juga aku sudah memastikan ruangan ini aman, tidak ada yang menyadap." Jelas Pein, Percuma aku sembunyikan, Konan sudah menciduk ku.
Konan terpukau dengan pemikiran Pein yang sangat cermat juga sangat waspada.
"Jadi kenapa kau membawa berkas itu?" tanya Konan to the point.
"Korban pembunuhan yang kedua adalah adik ku, karena aku merasa tidak ada titik terang, aku berusaha mencaritahu sendiri."
"Adikmu?" tanya Konan terkejut.
Pein mengangguk. "Ya, korbannya adalah adikku, data yang ada di dalam berkas membuat ku merasa heran, karena ada beberapa yang disembunyikan. Adik ku, tidak hanya di bunuh saja, sebelum dibunuh dia diperkosa terlebih dahulu. Aku mempunyai buktinya, rekam medis yang sudah sangat menjelaskan. Selain itu, beberapa organ bagian dalam sudah hilang."
Konan bisa melihat ada dendam yang terpendam dalam mata Pein, ucapan Pein sepertinya memang jujur.
"Lalu mengapa dalam berkas disebutkan hanya pembunuhan? Tidak ada tambahan apapun?"
Konan merasa kesal, benar apa kata Pein, sulit sekali menemukan titik terang dalam kasus ini.
"Aku belum menemukan jawabannya, aku menduga ada yang sengaja melakukan ini. Aku baru menyelidiki beberapa saja, dan mendapat sedikit informasi dari beberapa orang."
"Ini kasus yang diberikan kepada timku, kau percayakan saja kepada kami. Kami akan berusaha memecahkan kasus ini."
"Memangnya kalian sudah menemukan titik terang?" tanya Pein dengan nada merendahkan, Pein sudah tidak mau berdiam diri, tanpa melakukan apapun dan berharap kasus segera terpecahkan. Ia sudah cukup kecewa dengan kegagalan tim sebelumnya.
"Memang belum, tapi aku yakin sebentar lagi tim ku bisa menemukannya." Ucap Konan dengan yakin.
"Terserah, tapi aku akan tetap memecahkan kasus ini sendiri, aku tidak akan mengganggu pencarian tim mu dan aku harap tim mu juga tidak akan mengganggu pencarian ku!"
"Aku tahu, Pein, kau ingin segera menjebloskan pelaku yang membunuh adik mu. Tapi kasus ini saling berhubungan dan akan berbahaya jika kau sendirian, lebih baik kau ikut membantu tim ku, atau masuk ke dalam tim ku."
"Aku tidak yakin akan diterima oleh tim mu, dan Konan semudah itu kau percaya padaku, kau akan ceroboh jika begitu! Membuat ku semakin tidak percaya pada tim mu!"
Konan merasa tertohok atas ucapan Pein yang memang benar, aku terlalu cepat mengambil keputusan.
"Ini kesalahan ku, bukan tim ku. Aku yang terlalu bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu." Konan merasa tidak terima jika timnya disalahkan karena dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GROWING LOVE (CYT) PDF《R》 ✔
Fanfiction21+ 《04》 END Judul sebelumnya: Cinta Yang Tumbuh Sasuke dan Sakura terlibat one night stand, hingga membuat Sakura hamil. "Aku akan mengugurkannya." Ucap Sakura membuat Sasuke sangat terkejut, biasanya seorang ibu yang selalu berjuang mempertahankan...