Pein bersembunyi di balik dinding, ketika melihat ada beberapa pria yang akan melewati lorong. Gedung ini seperti labirin bagi Pein, jika salah masuk saja, nyawanya bisa tamat.
Setelah memastikan situasi aman untuk dirinya, Pein kembali keluar dari tempat persembunyiannya. Gerak ekor mata Pein sangat sigap dan berhati-hati dengan melangkah lebar.
Sasaran Pein saat ini ruangan yang terang di depan sana, Pein menebak ruangan itu kunci baginya.
Setelah sampai, Pein mengintip lewat celah pintu yang terbuka. Di dalam sana terdapat lima orang pria, untuk sekelasnya bukan sesuatu yang sulit.
Melihat tidak ada senjata di dalam sana membuat Pein segera masuk, dan dengan cepat menahan salah satu dari mereka dengan sebilah pisau yang ia dekatkan kepada leher tawanannya.
"BRENGSEK! BAGAIMANA KAU BISA KELUAR!" desis marah teman dari pria yang Pein tahan.
"Ia hanya sendiri, kita bisa mengepungnya." Salah seorang pria lainnya menimpali ucapan temannya yang marah.
"Jangan bermain-main dengan kami!"
Pein mengabaikan gertakan para pria di sekelilingnya, ia berusaha menghindari serangan dari mereka, hingga ketika Pein merasa terpojok, Pein melepaskan pria yang ia tawan, dan ia melompat naik ke atas meja.
Dengan cepat, dirinya melompat seraya berputar hingga kakinya terkena pada kedua pria yang seketika mengumpat.
"Aku heran, untuk apa bos kalian mempekerjakan kalian, keahlian kalian perlu dipertanyakan!" ucap remeh Pein yang kemudian menyerang pria yang paling dekat dengan dirinya hingga pria itu terpental beberapa langkah.
Tanpa menunggu lagi, Pein menyerang seluruh pria di sana, ia tidak memberikan kesempatan kepada kelima pria tersebut untuk mengambil senjata. Tentu saja hal itu menguras tenaga Pein, namun, bukan Pein namanya jika memperlihatkan bahwa dirinya sedikit kewalahan. Jelas Pein tampak tenang dan santai dalam berkelahi.
Shino segera bergabung dengan Pein ketika sampai di tempat, ia sempat hilang arah dari keberadaan Pein, namun, ia mendengar suara ribut tak jauh dari tempatnya berdiri, dan benar saja, Pein ada di sana.
"Maaf, baru membantumu." Kata Shino pada Pein, Shino sudah mengambil ancang-ancang siaga dan siap menyerang kapanpun di samping Pein.
Mereka berdua mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuan yang dimiliki sehingga lawan mereka dapat tumbang.
"Kau jaga di sini, biar aku yang masuk." Titah Pein pada Shino yang baru selesai menumbangkan lawan terakhirnya. Di ujung ruangan ini, terdapat ruangan lagi dengan bertuliskan 'ruang senjata'.
Pein kembali menemui Shino dengan membawa pistol jenis colt 1991, karena bentuknya yang tak terlalu besar memudahkan Shino dalam membawanya. Di dalam sana terdapat banyak senjata yang bahkan di negeri ini dilarang di gunakan, mereka yang terlibat pasti akan terkena sanksi yang setimpal.
KAMU SEDANG MEMBACA
GROWING LOVE (CYT) PDF《R》 ✔
Fanfiction21+ 《04》 END Judul sebelumnya: Cinta Yang Tumbuh Sasuke dan Sakura terlibat one night stand, hingga membuat Sakura hamil. "Aku akan mengugurkannya." Ucap Sakura membuat Sasuke sangat terkejut, biasanya seorang ibu yang selalu berjuang mempertahankan...