6. KITA TAU

118 33 2
                                    

Selamat Membaca

Selamat Membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌵🌵🌵🌵🌵

SIAL saat Alisha kembali ke kelas membawa tumpukan buku di tangannya bel masuk istirahat berbunyi begitu saja. Seolah-olah semesta tak menginjinkan gadis berkuncir kuda itu untuk mengisi perutnya yang kosong.

Alisha berjalalan menuju lapangan setelah mengganti pakaiannya menjadi pakaian olahraga. Ama dan Anya sudah lebih dulu menuju lapangan. Alisha saja tadi terlambat masuk ke kelas.

Gadis itu terus berharap supaya dirinya nggak dapat masalah. Alisha cuma mau hidup damai. Cuma mau sekolah terus lulus.

Alisha sampai di lapangan. Ternyata guru pengajar olahraga belum datang. Syukur deh Alisha nggak harus dapet hukuman lari keliling lapangan kalau telat seperti yang dibilang Ama tadi.

Alisha berjalan menghampiri Ama dan Anya yang duduk di pinggir lapangan. Gadis  itu ikut duduk di depan Ama dan Anya. "Akhirnya dateng juga," kata Ama melihat kehadiran Alisha.

"Laper," keluh Alisha. Wajahnya memelas.

"Habis ini kita makan yang banyak!" seru Anya terkekeh.

"Eh gue tadi ketemu kakak kelas. Nyebelin! Tapi dia yang bantuin gue buat ambil buku di rak-rak tinggi sih," tutur Alisha. Kaki yang semula lurus ia silakan.

"Wah! Siapa? Ciri-cirinya kayak gimana, Al?" Anya berseru histeris.

"Hidungnya mancung, matanya teduh, tinggi, kelas dua belas."

Ama cengoh menatap Alisha. "Gilak sih! Itu kakak kelas yang ditaksir Anya dari kelas sepu...luh," ucapan Ama perlahan memelan karena mendapat delikan dari Anya di sebelahnya.

"Hah?" Alisha mengernyit. "Anya suka?"

Anya, cewek itu tersenyum malu, "Hehe," cengirnya, "Gue baper gara-gara dulu dia bantuin gue waktu ada preman yang iseng godain gue."

Alisha melongo. "Wah parah sih. Tapi boleh lah kalau tuh orang baik anaknya."

"Al, tapi masih ganteng kakak kelas yang gue taksir tauk daripada kak Ardha." Ama membanggakan diri. "Kak Malik lebih ramah dibanding kak Ardha. Orangnya baik juga, dia suka menerima pendapat orang termasuk gue."

"Kak Malik?" tanya Alisha. Gadis itu tidak tahu Malik itu yang mana orangnya.

"Iya! Ketos kita. Masak lo nggak tahu sih?!" Ama berseru.

Cerita dari Alisha [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang