11. Fakta Pertama

106 37 1
                                    

Selamat Membaca

Selamat Membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌵🌵🌵🌵🌵

RASANYA Alisha malas untuk bergerak dari kasurnya. Malas keluar dari kamarnya. Malas keluar rumah. Alisha rasanya, ingin pura-pura sakit untuk menghindari janjinya pada Ardha. Alisha masih bergulat dengan bantal, selimut, dan gulingnya. Panggilan dari Mamahnya tak dia hiraukan.

Papahnya Alisha jam segini sudah ada kerja meskipun akhir pekan.

Akhirnya Alisha mengalah, ia bangkit dari tidurnya. Ia bangun dari tidurnya. Alisha duduk di sisi ranjang sembari memfokuskan penglihatannya.

"Kenapa juga kemarin gue harus janji-janji sama kak Ardha?" gerutu Alisha pada dirinya sendiri.

Alisha berdiri di depan kaca panjang yang hanya ia sandarkan pada tembok. Tubuhnya bergerak ke samping kanan dan kiri. Ia memutar tubuhnya beberapa kali. "Astagfirullah nggak boleh insecure, Sha! Kamu cantik kok. Nggak apa-apa kurus! Manusia kan beda-beda!" ujar Alisha menyemangati dirinya sendiri.

Seringkali Alisha merasa insecure karena melihat Imellia yang begitu sempurna dan cantik luar biasa. Kadang Alisha mikir, apa karena dirinya kurang pandai berdandan dan badannya kurus yang menjadikan Tama beralih dengan Imellia.

Tidak.

Tidak.

Tidak.

Alisha sudah sering kali merasa insecure. Tapi...Alisha nggak boleh terus menerus merasa seperti itu. Karena terakhir kali rasa itu membuat Alisha bener-bener stress.

Alisha keluar kamarnya ketika Mamahnya berteriak. Rambut Alisha masih acak-acakan. Ia masih mengenakkan baju tidur motif kaktus. Selalu kaktus karena Alisha secinta itu dengan kaktus. Mungkin, rasa cinta Alisha ke kaktus lebih besar daripada rasa cinta Alisha ke mantan dia.

"Kenapa Mah?" Alisha memasang wajah lesu sambil menggaruk kepalanya.

"Itu ada yang nyariin kamu," jelas Ibu Risha menunjuk ke arah seorang laki-laki yang mengenakkan hoodie hitam dan celana jeans.

Mata Alisha yang masih mengantuk mencoba melihat ke arah cowok itu. Ketika tatapan mereka bertemu mata Alisha membulat. Alisha menutupi wajahnya dan berlari masuk ke kamarnya.

Astaga!

Pagi-pagi sekali Ardha sudah datang ke rumah Alisha. Mereka kan janjian sore hari.

Sedangkan Alisha berlari masuk ke kamarnya, Ardha tertawa kecil di tempatnya. Alisha itu menggemaskan di matanya. Apalagi waktu Alisha tersenyum, lengkungan bibir Alisha sangat terlihat indah. Alisha cantik tapi lebih bagus kalau di bilang manis. Karena mungkin kata cantik udah sering dan terlalu biasa ketimbang kata manis.

Cerita dari Alisha [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang