8. Diantara Mereka

115 36 0
                                    

Selamat Membaca

Selamat Membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌵🌵🌵🌵🌵

ALISHA merapikan rambutnya yang berantakan karena terkena sapuan angin. Pagi yang cerah untuk bersekolah. Gadis bernama lengkap Novian Nara Alisha itu sedang berjalan di koridor sekolah. Hari ini Alisha di antar oleh Mamahnya. Pagi ini Papahnya sibuk mengurus berkas untuk sidang jam delapan. Alisha mengerti dan mencoba memaklumi Papahnya.

Berangkat pagi emang bukan kebiasaan yang Alisha lakukan. Gadis itu hanya ingin sekali saja menghindar dari jalanan Kota Jakarta yang kalau pagi aja udah macet.

Alisha merasa risih di tatap seperti ini oleh siswi yang melintas maupun yang sedang duduk di kursi panjang depan tiap masing kelas.

Ini pasti karena sewaktu dirinya pingsan Ardha datang dan menggendongnya. Sepertinya harapan Alisha untuk hidup damai dan hanya ingin sekolah lama-lama akan pupus karena tiap hari gadis itu akan berurusan dengan ciwi-ciwi yang ngefans sama Ardha.

Alisha mencoba memikirkan apa yang jadi penyebab dirinya tidak bisa tidur nyenyak tadi malam. Gadis itu terus memikirkan perlakuan Ardha yang manis terhadapnya. Tapi, Alisha takut jika Anya akan marah padanya. Alisha belum tahu sikap Anya lebih dalam, karena dirinya baru mengenal Anya beberapa hari lalu. Gadis itu takut kalau Anya akan memusuhinya. Alisha takut jika dia tidak punya teman. Mengerjakan apapun di sekolah kalau sendirian akan terasa sepi, bukan?

Alisha sendiri bimbang akan bilang pada Anya atau tidak soal kemarin dirinya pulang bareng Ardha.

Alisha masuk ke dalam kelasnya. Ternyata suasana kelas nggak begitu sepi seperti yang ada dalam bayang-bayang di dalam kepalanya.

🌵🌵🌵🌵🌵

Tama sampai di sekolah, tentu saja bersama Imellia yang selalu duduk di kursi penumpang motornya. Banyak pasang mata yang menyambut kehadiran mereka berdua dari tempat parkiran. Ada juga yang menatap Tama kagum karena ketampanannya. Ada yang menatap Imellia kagum karena kecantikkannya.

Mereka berdua nggak cuma cantik dan tampan wajahnya tapi juga otaknya dan prestasinya.

Tama menyampirkan tas hitam di pundak kirinya. Tangan kanannya menggandeng tangan Imellia. Sepanjang perjalanan menuju kelas, Imellia terus tersenyum. Dia senang tiap hari selalu berangkat dan pulang bareng Tama. Separuh hari-harinya ia habiskan berdua dengan sang kekasih.

"Tam," panggil Imellia di tengah perjalanan mereka. Tama menatap sang kekasih dengan tatapan tanya. "Aku nggak bisa bayangin, deh, gimana kalo kamu nanti nggak ada lagi di kehidupanku."

Cerita dari Alisha [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang