20. BELAJAR

81 30 19
                                    

Selamat Membaca !

Selamat Membaca !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌵🌵🌵🌵🌵

IMELLIA terus mengamati Tama yang duduk di sebelahnya namun hanya diam saja sedari tadi. Gadis itu jadi takut kalau Tama sudah mengeluarkan aura cuek yang dimilikinya.

"Tam," panggil Imellia. Tangan kanannya yang sedang diinfus bergerak menyentuh tangan Tama.

"Percuma kalau kamu disini tapi kamu cuma diem aja. Nggak ada bedanya sama aku yang sendirian dari sebelum kamu dateng."

"Kamu kenapa, sih, Tam? Aku ada salah, ya, sama kamu?" tanya Imellia. Tama menatap tepat ke arah dua bola mata Imellia.

"Kamu yang sebenarnya kenapa, Lia? Kamu sebenernya sakit apa? Nggak mungkin kalau cuma kecapekan doang kamu sampai beberapa kali mimisan."

"Tam." Kedua tangan Imellia mengelus tangan Tama. "Aku beneran nggak kenapa-kenapa. Papah bilang aku cuma kecapekan aja. Aku dari kecil juga sering mimisan kok, Tam."

"Lia..."

"Kamu khawatir sama aku, Tam?" Kedua mata Imellia menatap mata Tama. Disana, Imellia bisa melihat kekhawatiran dari Tama.

"Aku cuma nggak mau kamu kenapa-kenapa, Lia." Tama menarik tangannya yang digenggam kedua tangan Imellia. Cowok itu mengelus puncak kepala Imellia pelan.

Imellia tersenyum. Kemudian ingatan hari itu tiba-tiba terlintas di kepalanya. "Tam, aku boleh tanya sesuatu nggak sama kamu?" tanya Imellia setengah takut dan berusaha berhati-hati.

"Tanya apa?"

"Aku...boleh nggak ke..temu Bun..da kamu?" tanya Imellia perlahan, matanya bergerak tidak nyaman saat mengucapkan kalimat tanya itu.

Ada jeda. Tama diam untuk sejenak. "Kok tiba-tiba mau ketemu Bunda?" tanya Tama setengah tersenyum.

"Nggak apa-apa. Pengen aja. Aku kan belum pernah ketemu sama Bunda kamu. Boleh?"

Tama menoleh ke samping kanan dan kiri lalu menatap Imellia sambil tersenyum. "Nanti aku atur waktunya ya, Lia. Sekarang kamu istirahat dulu biar cepet sembuh. Aku sayang kamu," kata Tama.

Imellia tersenyum sambil mengangguk. "Semoga aku bisa sembuh, Tam," ucap Imellia dalam hati.

"Aku juga sayang Tama." Imellia memeluk Tama, dan Tama membalasa pelukan Imellia.

🌵🌵🌵🌵🌵

Alisha menyandarkan dirinya di tembok. Gadis itu menunggu Anya keluar dari ruang guru. Alisha mendengar dari Ama, bahwa Anya di panggil oleh bu Hanna karena terlambat mengumpulkan tugas.

Anya keluar dengan langkah gontai dan wajah yang lesu. Alisha langsung menegakkan tubuhnya ketika melihat Anya melangkah keluar dari ruang guru tersebut. "Anya," panggil Alisha.

Cerita dari Alisha [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang