16. Curiga?

90 30 0
                                    

Selamat Membaca !

Selamat Membaca !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌵🌵🌵🌵🌵

DI rumah Dita Imellia berada. Gadis dengan rambut yang terurai panjang itu sedang duduk di kursi meja belajar Dita.

"Tumben nggak balik bareng pacar?" sindir Dita yang sudah mengganti seragam sekolahnya dengan kaos pink serta celana pendek berwarna hitam.

Imellia melirik Dita sejenak. "Katanya suruh nemenin Bundanya."

"Nemenin kemana?"

"Nggak tahu."

"Lo nggak tanya?"

"Nggak."

"Kenapa?"

"Gue rasa setiap orang butuh privasi, Ta."

"Termasuk Tama? Pacar lo sendiri?"

"Iya," jawab Imellia lemas.

"Mel," ujar Dita. Gadis itu duduk di pinggir ranjang tidurnya yang jaraknya nggak jauh dari posisi Imellia. "Apa salahnya sekali aja lo tanya sama dia? Lo, kan, pacarnya Tama."

"Iya Ta gue tau. Tapi gue ngerasa Tama nggak mau gue tahu."

"Lo mikir gitu?"

"Berarti lo ngerasa ada apa-apa sama Tama." Dita berdiri berjalan mendekat ke arah Imellia yang tengah berpikir.

"Emang gitu, ya?"

"Nggak tahu. Lo pikir aja sendiri." Dita meraih ponselnya yang ada di meja belajarnya.

Imellia diam. Ia mencoba mengingat kejadian beberapa hari lalu. Saat gadis itu nggak sengaja melihat Tama sedang berjalan berdua dengan seorang gadis yang nggak ia tahu seperti apa wajahnya. Imellia takut kalau apa yang dibilang Dita benar. Karena saat ia bertanya pada Tama, pacarnya itu menjawab dengan jawaban yang berbeda dari apa yang Imellia lihat.

🌵🌵🌵🌵🌵

"Semalem aku telfonin kok nggak diangkat kenapa Tam?" Imellia menatap Tama yang duduk di hadapannya. Tangan gadis itu sedang memegang sendok yang ia gerakkan untuk mengaduk-ngaduk kuah bakso.

Tama yang semula menunduk menatap piringnya kini sudah mendongak menatap Imellia. "Kapan?" tanya cowok itu.

"Semalem."

Cerita dari Alisha [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang