4. Perasaan Aneh

137 41 11
                                    

Selamat Membaca

Selamat Membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌵🌵🌵🌵🌵

LINGKUNGAN sekolah perlahan mulai sepi. Satu persatu siswa maupun siswi mulai pergi meninggalkan lingkungan sekolah untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Ada mungkin yang mampir dulu ke rumah teman atau mampir ke tempat tongkrongan. Beberapa siswa dan siswi masih ada di lingkungan sekolah untuk melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler sekolah.

Salah satunya adalah Tama. Cowok berpostur tubuh tinggi itu sedang berada di gedung olahraga sekolah. Tempat di mana biasanya ekstra silat di laksanakan. Dia memakai pakaian serba hitam.

Tapi...cowok itu hanya menunggu di luar matras sembari memberi pengarahan pada adik kelasnya kelas sepuluh. Mereka semua---adik kelas cewek, seperti terpanah oleh ketampanan Tama. Saat Tama berbicara mereka langsung diam. Padahal, kan, cewek susah kalau disuruh diam.

Tama berjalan memutari matras setelah memberikan instruksi pada dua perempuan di atas matras. Cowok itu memperhatikan dengan betul gerakan dua perempuan itu benar atau ada yang salah.

Cling

Sebuah pesan masuk dari ponsel Tama membuat semua mata mengarah pada ponsel bercase hitam polos bergambar planet. Tama menginstruksikan untuk istirahat sebentar. Sementara cowok itu mengecek pesan dari siapa yang masuk.

Dilihatnya itu pesan dari guru pembimbing ekstrakulikuler silat. Katanya, ekstra di bubarkan saja, pembimbing itu sedang ada urusan mendesak. Tama mengiyakan kata pembimbing itu. Cowok itu menyuruh seluruh siswa maupun siswi yang mengikuti ekstra silat untuk pulang.

Gedung olahraga sepi. Hanya tersisa dirinya sendiri yang sedang mengemasi barang-barangnya setelah ganti pakaian menjadi seragam sekolah, lagi.

Tujuan Tama setelah ini adalah ke gedung seni tari untuk menunggu kekasihnya selesai latihan nari. Setelah itu mengantar pacarnya pulang atau mungkin main-main sebentar sambil mengerjakan tugas bersama.

Hal ini sudah biasa bagi Tama. Menunggu Imellia menari tidak membosankan atau membuatnya jenuh. Cowok itu sudah terbiasa satu tahun ini. Langkahnya sampai di lapangan sekolah yang luas. Dari arah samping kiri cowok itu melihat seorang perempuan dengan rambut terurai dan tas bergambar kaktus yang di gendongnya.

Mata Tama memicing, "Ini benar dia?" tanya Tama dalam hati pada dirinya sendiri. Langkahnya terhenti saat itu juga. Saat gadis yang berada jauh beberapa meter di depannya ini melewati dirinya.

Benar.

Dia gadis itu!

Tama segera membalikkan badannya ketika gadis itu menoleh ke arah dirinya. Gadis itu tak boleh tahu jika Tama bersekolah disini. Tama takut, kalau gadis itu akan mempertanyakan pertanyaan yang sama seperti tiga belas bulan lalu.

"Kenapa kamu mutusin aku? Ada cewek lain, ya, yang lebih cantik dari aku? Atau aku ada salah?"

Ingatan Tama akan pertanyaan itu tiba-tiba muncul. Membuat cowok itu mengacak rambutnya frustasi.

Cerita dari Alisha [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang