Epilog

118 18 8
                                    

SELAMAT MEMBACA!

SELAMAT MEMBACA!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌵🌵🌵🌵🌵

DUA tahun sudah berlalu sejak kepergian gadis bernama Novian Nara Alisha. Selama itu juga Tama berusaha mencintai seseorang yang memiliki hati milik Alisha. Tama sudah ikhlas, begitu kata dia.

Setiap sore hari, tak lupa cowok itu selalu datang ke makam Alisha. Makam yang selama dua tahun ini jadi tempat curahan hatinya. Karena tempat itu bukan lagi Rumah Warna. Bukan lagi rumahnya sendiri. Bukan lagi sekolah. Bukan lagi kekasihnya, Imellia.

"Ini kamu beneran gak bisa jemput aku, Tam? Aku habis ini pemotretan terakhir terus selesai." Dan selama dua tahun ia menjaga hati itu dengan penuh kasih yang sebisa mungkin ia berikan. Meskipun rasanya masih terasa hambar. Tama melihat ke sekeliling TPU sebelum menjawab telefon dari Imellia.

"Maaf, Lia, aku gak bisa. Kalau kamu mau nunggu, jam enam aku jemput kamu." Tama melangkahkan kakinya melewati satu persatu makam milik seseorang yang tidak ia ketahui siapa.

Imellia mendengus di tempatnya. "Kamu lagi dimana, sih? Masa aku harus nunggu satu jam? Sendirian gitu?"

Tama menghela nafas. "Yaudah kalau kamu gak mau, kamu pulang naik taksi aja. Maaf aku bener-bener gak bisa." Tama tidak lagi bisa menuruti kemauan Imellia. Kemarin ia sudah melewatkan sore yang seharusnya waktu untuk mengunjungi makam Alisha.

"Tam?! Kok kamu gitu sih sama aku?"

"Aku minta maaf, Lia."

"Yaudah aku tunggu kamu aja."

"Kamu pulang dulu aja. Istirahat. Aku tahu kamu capek."

Telefon dimatikan. Tama tidak lagi mendengar suara Imellia dari seberang sana. Palingan cewek itu sedang mencak-mencak tidak jelas.

Tama memasukkan ponsel itu ke dalam saku celana jeans miliknya. Cowok itu melanjutkan langkahnya menuju makam seseorang.

Pandangannya terkunci. Langkahnya mati di tempat. Tama diam. Matanya memicing. Menajamkan indera penglihatannya, siapa tahu cowok itu salah lihat.

"Alisha?" katanya ketika melihat seorang cewek dengan wajah yang begitu mirip dengan Alisha. Bedanya, cewek ini memiliki rambut pendek. Cewek itu sedang berdiri di sisi makam Alisha. Membawa satu pot kecil berisi tanaman kaktus yang lucu. Tama tidak bisa melihat jelas apa tulisan yang terdapat di pot mungil itu, karena jarak dirinya dan cewek itu ada sekitar beberapa meter.

Siapa? Siapa cewek ini? Bukannya Alisha sudah tenang dua tahun lalu? Tama terpaku di tempatnya. Juga pikirannya yang melayang kemana-mana.

 Juga pikirannya yang melayang kemana-mana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌵🌵🌵🌵🌵

helo makasi uda baca💚
hi jgn lupa mampir ke cerita baru aku, judulnya "Diary Friendzone"🐙😛

hehe udah ketebak kan dari judulnya itu tentang apa? tentang sosok dika yg menginspirasi aku, si tengil yg menyebalkan😏

yg klo jualin di warung itu lama bgt ish, palagi disambi liat film dlu sama main game haduh dikaa😊

dah ya baca ayoo baca ajakin temennya💚😛😛

with love,
halowniki

Cerita dari Alisha [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang