SELAMAT MEMBACA !
🌵🌵🌵🌵🌵
KILAU lampu cahaya yang redup di jalanan seolah menggambarkan perasaan Alisha. Gadis itu berdiri di atas trotoar untuk pejalan kaki. Kakinya sejajar, bukan saling mendahului. Tatapannya lurus namun tanpa tujuan. Tubuhnya diam tapi jauh di dalam pikirannya ada sesuatu yang bergerak, membuat gerah. Alisha menikmati suasana seperti itu. Tidak peduli pada beberapa pengendara atau pejalan kaki yang menatapnya aneh. Kenapa Alisha harus peduli pada tatapan orang lain, saat ia saja seringkali lupa peduli pada dirinya sendiri.
Ternyata ini nggak semudah yang Alisha kira. Melupakan bukan perkara yang mudah untuknya. Apalagi saat ini, Tama masih ada di sekitarnya. Bayang-bayang lelaki itu terus memenuhi kepalanya. Kalau bisa, Alisha mau minta tukar kepada Tuhan, supaya otaknya yang terus memikirkan Tama itu diganti, atau kalau perlu Alisha saja yang menghilang dari bumi.
Alisha menghela nafas kasar. Tama bukan rumus matematika yang bisa gampang ia lupakan, bukan unsur-unsur kimia yang bahkan malas untuk Alisha hafalkan. Tama adalah manusia, yang mana bisa berjalan, bisa bernafas, dan ajaibnya bisa mengambil alih pikiran gadis pecinta kaktus itu.
Alisha menunduk. "Tuhan, Alisha minta tolong hilangin Tama dari pikiran Alisha, kalau nggak bisa, bawa Alisha saja. Pergi. Pergi kemana pun. Asalkan jauh dari Tama."
Detik itu setelah Alisha merapalkan kalimat memohon kepada Sang Pencipta, hujan turun. Mengguyur jalanan aspal yang lampunya semakin meremang. Menimbulkan bau antara air hujan dan jalanan yang bertemu.
Alisha tidak mencari tempat berteduh, gadis itu masih berdiri di pinggir jalan itu. Menikmati hujan yang mengguyur dirinya juga air mata yang tak sadar mengalir dari matanya.
Hujan biar turun,
Awan biar mendung,
Panas biar terik,
Bulan dan bintang biar bersama,
Biar aku lupa tentang kamu.🌵🌵🌵🌵🌵
"Katanya harus cinta sama diri sendiri dulu? Ini malah hujan-hujanan. Lo kenapa?" Tanya Tegar.
Cowok itu sedang perjalanan pulang dari latihan basket. Lalu di jalan melihat Alisha yang berdiri tak bergeming, padahal hujan lumayan deras dan angin ikut serta.
Alisha masih diam. Jemarinya hanya mengelus-elus cangkir teh yang ada pada genggamannya.
"Woy?" Teriak Tegar menyadarkan Alisha yang entah melamun atau memang hanya ingin diam saja.
"Gue pengen hilang aja dari bumi, Gar." Alisha kemudian bersuara. Tatapannya kosong entah tertuju ke mana.
"Maksud lo?"
"Gue nggak kuat. Capek. Tiap hari harus nahan diri buat terlihat kuat. Buat terlihat seolah-olah gue udah bisa lupain Tama."
Tegar langsung mengerti maksud Alisha. "Masalah ini lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita dari Alisha [SELESAI]
Teen FictionBercerita tentang kisah seorang gadis remaja bernama Alisha. Kepindahannya kembali ke Ibu Kota membuat gadis itu harus berpisah dengan teman-temannya sekaligus membawa cerita baru untuk harinya. Dan hari itu tiba, saat ternyata gadis itu bertemu den...