23. IMELLIA PITALOKA

81 30 19
                                    

Selamat Membaca !

Now Playing|Agatha Chelsea - Lebih Baik Darinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Now Playing|Agatha Chelsea - Lebih Baik Darinya

🌵🌵🌵🌵🌵

HARI ini Imellia merengek kepada papahnya. Gadis itu merengek ingin berangkat ke sekolah. Imellia sudah bosan. Ia sudah rindu suasana sekolah. Rindu berlatih nari di sanggar seni tari miliknya.

Seperti biasa, gadis yang menyukai warna pink itu berangkat ke sekolah bersama kekasihnya. Bersama Tama.

"Tam, kamu seneng nggak kalau aku berangkat sekolah gini?" Imellia tersenyum sumringah. Wajahnya menatap langit berwarna biru serta awan putih di atas sana. "Harusnya kamu seneng, Tam. Soalnya waktu kita berdua buat ketemu makin banyak. Aku jadi nggak usah harus nelfonin atau ngirim pesan terus ke kamu." Imellia mengeratkan pelukannya.

Tama melihat gadis itu memeluknya dari kaca spion. Tama bisa lihat wajah sumringah Imellia. Imellia terlihat senang sekali saat itu.

"Tam, kamu dengerin aku nggak sih?" Imellia memajukkan wajahnya. Mencoba menengok wajah Tama yang sedang fokus menyetir. Dagu Imellia ia letakkan di atas bahu Tama.

"Denger Lia."

"Kok nggak dijawab?"

"Aku lebih seneng dengerin kamu ngomong."

Lagi, Imellia tersenyum sumringah. Seolah perkataan Tama yang saat itu sempat melukai hatinya tidak pernah terucap. Imellia tidak tahu, apakah Tama mengucapkan hal tersebut benar dari lubuk hati cowok itu atau Tama hanya ingin membuat Imellia senang. Yang pasti, saat itu Imellia kelewat senang.

Melihat wajah ceria Imellia dari kaca spionnya, membuat Tama sedikit merasa bersalah. Tapi, cowok itu juga tidak bisa mengatakan yang sebenarnya sekarang. Tama nggak mau, nggak mau hal yang sudah satu tahun ini ia susun bersama Ayahnya, hancur begitu saja.

Tama akan menunggu, hingga waktu yang tepat untuk mengatakan yang sebenarnya. Meskipun cowok itu harus melukai orang lain, dan dirinya sendiri.

"Aku sayang Tama!" teriak Imellia tiba-tiba. Gadis itu merentangkan tangannya. Membiarkan tangan mungil itu terkena terpaan angin pagi yang masih sejuk.

🌵🌵🌵🌵🌵

Saat sedang berjalan di koridor sekolah, Imellia bertemu dengan temannya, Dita. Gadis itu juga tengah berjalan menuju ke kelas bersama Rega di sebelahnya.

"Mela," panggil Dita. "Udah boleh berangkat? Kok nggak ngabarin gue?" tanya Dita.

Imellia tersenyum. "Iya gue maksa buat berangkat. Ta, gue tahu kok, lo, kan, biasanya berangkat bareng sama Rega," Imellia melirik ke arah Rega. "Jadi gue berangkat sama pacar gue," seru Imellia menatap ke arah Tama. Masih sama. Wajahnya terlihat sumringah.

"Mel," panggil Dita. Dita melirik Tama, "ada yang mau gue omongin sama lo. Penting," bisik Dita kepada Imellia.

Raut wajah Imellia reflek berubah jadi tanpa ekspresi.

Cerita dari Alisha [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang