34. MERAYAKAN

72 18 0
                                    

SELAMAT MEMBACA !

SELAMAT MEMBACA !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌵🌵🌵🌵🌵

TERLINTAS dalam benak gadis itu, bertanya-tanya dalam pikirannya sendiri.

Apa Tama naik kelas?

Dia kan pintar.

Apa hasil nilai Tama memuaskan?

Dia kan murid yang pintar.

Apa Tama sekarang berada di sekolah?

Imellia pasti lebih membutuhkan cowok itu.

Apa Tama..

"Alisha!" Suara pekikan seseorang dari belakang tubuhnya, membuat gadis itu lantas berbalik. Tersenyum ke arah gadis bule itu yang rupanya mau menyapa dirinya. Alisha mengerutkan dahinya. Melihat Anya yang berlari ke arahnya. Mendorong tubuhnya menjauh dari tempatnya berdiri. Alisha tersungkur, telapak tangan dan lututnya terluka, sedangkan Anya juga sama terlukanya. Bedanya, gadis itu sudah tertimpa pot yang sengaja dijatuhkan dari lantai atas.

Alisha membulatkan matanya. Menatap tak percaya ke arah Anya yang kepalanya sudah mengeluarkan darah segar. Alisha segera bangkit, ia reflek melihat ke atas, tidak kelihatan wajah gadis itu, Alisha hanya melihat rambut dan punggung gadis itu. Rambut kecokelatan setengah bergelombang.

Alisha segera mendekat ke arah Anya. Anya melihat dari di tangannya. Penglihatannya melemah, dan sejenak kemudian matanya tertutup rapat.

"NYA!" Alisha berteriak. "ANYA! BANGUN NYA!" Air matanya luruh seketika. Alisha melihat ke sekeliling, meminta bantuan pada siapapun yang sedang melintas di sana.

"ANYA! NYA! ANYA!" Alisha menggoyang-goyangkan tubuh Anya. Berharap gadis keturunan bule itu sadar dan membuka matanya.

🌵🌵🌵🌵🌵

"Tidak ada cedera parah di kepala Anya. Sebentar lagi dia akan sadar," Dokter lantas berlalu meninggalkan empat orang dengan wajah khawatir masing-masing dari mereka.

Pria paro baya mengucap syukur. "Terima kasih, Dok," ucapnya sebelum Dokter perempuan itu melenggang pergi.

Wanita paro baya di sebelahnya terus menenangkan pria paro baya yang merupakan Papah Anya. "Udah, mas. Dokter bilang nggak ada cedera parah, Anya pasti baik-baik saja." Wanita paro baya yang Alisha tahu bahwa itu adalah Ibunda Tegar mengelus-elus punggung Papah Anya.

Ada apa ini?

Seolah dugaannya, menjawab pertanyaan-pertanyaan beberapa hari lalu yang ingin ia tanyakan pada Tegar.

Tegar nampak hancur di samping Alisha. Tapi cowok itu berusaha terlihat tegar dari yang lainnya. Papah Anya dan Ibunda Tegar masuk ke dalam untuk melihat kondisi Anya.

"Gar," Alisha melihat ke arah Tegar, "gue minta maaf. Kalau aja Anya nggak menyelamatkan gue, dia nggak akan terbaring di sana. Gue minta maaf,"

"Gue minta maaf, Gar."

Cerita dari Alisha [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang