Selamat Membaca
🌵🌵🌵🌵🌵
MALAM itu Ardha dibuat bingung dengan sikap Alisha yang mendadak ngajak dia untuk pulang. Padahal saat itu, setelah mereka berdua naik bianglala Alisha mengajak Ardha untuk masuk ke rumah hantu. Alisha takut tapi Alisha ingin mencoba adrenalinnya.
Tapi...Ardha sendiri sampai sekarang masih tidak tahu apa alasan gadis itu yang tiba-tiba ngajak dia untuk pulang. Maka dari itu saat istirahat nanti Ardha akan menanyakan ke Alisha.
Heran nggak sih sama Ardha. Hal sepela aja dia tanyain ke Alisha. Apalagi hal yang serius nantinya! Misalnya kayak, hubungan dia sama Alisha tuh sebenernya apa?
Adekkakakan?
Pacar?
Teman?
Atau.....
"Ar, ayok!" teriak Malik dari ambang pintu kelas mereka.
Ardha yang tengah asik berpikir mendengus kesal kemudian menatap ke arah Malik. Alisnya berjengit sebelah, "Kemana?"
"Ke gedung serba guna."
"Ngapain?"
"Liat festival tari lah! Hari ini kan semua kelas free." Ardha memejamkan matanya sejenak. Oiya dia lupa kalau hari ini pelajaran tidak diadakan untuk semua kelas. Ardha bangkit berjalan menghampiri Malik. Cowok itu merangkul bahu temannya sembari berjalan menuju gedung serbaguna.
Mereka berdua berjalan melewati lorong-lorong sekolah yang sudah sepi karena, mungkin, banyak siswa yang akan pergi ke gedung serbaguna, atau, mungkin mereka akan pergi ke kantin. Mungkin, untuk seorang kutu buku akan pergi ke perpustakaan.
🌵🌵🌵🌵🌵
Setiap gerakan dari tubuh Imellia begitu indah untuk dilihat. Para murid laki-laki mengikuti gerakan tubuh Imellia ke samping kanan dan kiri. Banyak pasang mata yang melihat ke arah Imellia juga ke arah Dita, teman akrab Imellia.
Awalnya Tama sempat khawatir jika terjadi apa-apa dengan gadisnya itu kemarin lusa malam. Tapi karena Papah Imellia bilang jika putrinya hanya kecapekan, rasa khawatir Tama tidak sebesar waktu melihat darah yang keluar dari hidung Imellia.
Tama sudah melarang Imellia untuk ikut festival nari ini. Tapi...Imellia tetap ingin ikut. Menurut Imellia akan sia-sia latihannya sebulan lalu kalau dirinya akan hanya jadi penonton tanpa ikut andil dalam festival ini.
Tama duduk di kursi penonton baris ke kelima, nomor empat dari kanan. Cowok itu sesekali melirik ke samping kiri. Sesekali juga ia memotret Imellia. Ini keinginan Imellia.
"Mella cantik, ya, Tam?" goda Rega yang duduk tepat di sebelah Tama. Di kursi barisan ke lima, nomor tiga dari kanan.
Tama menatap Rega sinis, "Maksudnya?" Kemudian ia beralih melihat lurus ke depan---ke arah Imellia yang sedang menari, "Semua cewek juga cantik kalik," ketusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita dari Alisha [SELESAI]
Teen FictionBercerita tentang kisah seorang gadis remaja bernama Alisha. Kepindahannya kembali ke Ibu Kota membuat gadis itu harus berpisah dengan teman-temannya sekaligus membawa cerita baru untuk harinya. Dan hari itu tiba, saat ternyata gadis itu bertemu den...