Ost: Powfu~ Death Bed
.
.Aira duduk di ranjang kamar nya, sambil menopang dagu.
Sesekali tersenyum dan mengacak rambutnya kemudian tertawa —- lalu merebahkan tubuhnya kasar di ranjang."Ooh..., kau memang gila Aira, bagaimana bisa kau memiliki affair bersama majikanmu? bagaimana kalau Joana tahu, pasti dia akan mengamuk."
Aira menggeleng keras, membayangkan Joana marah karna telah memikat boss beharganya.
"Maafkan aku joana. Alex sangat menggoda, dan aku menyukainya."
Aira tertawa sendiri kemudian menenggelamkan wajahnya ke dalam bantal. Mulai memejamkan kedua mata karna malam sudah larut..
.
.
Semantara di ruangannya Alex merasa gelisah dalam tidurnya. Sesekali mengalihkan perhatian ke arah jarum jam. Entah mengapa waktu terasa lama kali ini seolah malam enggan meninggalkan peraduan.
Pandangan Alex terarah pada jarum jam. Berdecak kesal karna waktupun seperti mengejek dengan bergerak begitu lambat.
"Apa dia sudah tidur?" gumamnya lirih.
Senyum tipis terukir ketika sebuah hal konyol muncul di benaknya. Mulai beranjak dari ranjang, berjalan santai menuju keluar. Alex mengedarkan pandangan keseluruh ruangan di lantai dua. Tempat ini tampak sepi saat tengah malam, hanya lampu kecil di ujung-ujung ruangan menjadi penerang.
Sejak dibawa ketempat ini, Alex tak pernah beranjak dari tempatnya, ini pertama kalinya ia keluar.
Alex berjalan dengan langkah ringan, menatap satu persatu pintu kamar lantai dua.Menebak-nebak ruangan mana yang ditempati kekasihnya. Total kamar di lantai dua ada tujuh, termasuk kamar yang ditempatinya saat ini.
Alex tahu pekerja yang merawatnya akan ditempatkan di lantai yang sama dengannya sebab jika terjadi sesuatu dengannya akan memudahkan mereka untuk datang lebih cepat.
Tapi masalahnya ia tidak tahu di sebelah mana Aira ditempatkan.Sayup-sayup pendengarannya menangkap suara gesekan sepatu dan keramik. Walau langkah tersebut dibuat sepelan mukin, tapi indra pendengarnya cukup tajam. Alex membalikkan tubuh —-langsung dihadapkan pada wajah datar Nora.
Alex memandang tajam penuh intimidasi pada wanita didepannya, tapi sepertinya Nora sama sekali tak terkejut atau takut melihat keaadaan Alex, seolah wanita itu telah mengetahui kondisi sang Tuan.
Nora membalas tatapan Alex tak kalah dingin.Tapi sedetik kemudian pandangannya beralih pada sebuah ruangan berjarak satu pintu dengan kamar yang ditempati sang tuan.
Alex mengikuti arah pandangan Nora, tersenyum menyeringai. Meninggalkan Nora begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Setelah memastikan sang tuan menuju pintu yang tepat, Nora akhirnya pergi seperti bayangan.
Alex membuka pintu kamar Aira perlahan, ruangan yang di masuki tampak temaran karna penerang ruangan hanya berasal dari lampu kecil di sebalah ranjang.
Alex menutup pintu pelan tanpa suara, pandangannya tertuju pada tubuh lelap Aira di atas ranjang.
Alex menyunggingkan senyum tipis, berjalan mendekat menaiki ranjang yang di tiduri Aira. Ia berbaring di sebelah kekasihnya, menyibak rambut Aira yang menutupi sebagian wajah cantiknya.
Iris segelap malam itu menatap lekat wajah sang kekasih dan mengelus pelan pipi lembut Aira dengan gerakan naik turun.
"Aku sangat merindukanmu, padahal baru empat jam tak melihatmu. Sebenarnya apa yang kau lakukan padaku, heemm.....? Hingga aku tak bisa berhenti memikirkanmu."
Alex terkekeh kecil, kini seluruh fikirannya sudah dikuasai kucing kecilnya. Ia mencium pucuk kepala Aira sedikit lebih lama kemudian mendekap tubuhnya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Boss END (Tahap Revisi)
Romance#Cerita ini mengandung unsur dewasa dan (21+) bagi yang dibawah umur harap bijak memilih bacaan Menjadi seorang janda dan single mom membuat Aira stania harus berjuang mencari nafkah untuk menghidupi putrinya. Hingga dia bekerja dan harus menghad...