Aira menatap televisi dengan bosan sejak Alex meninggalkan mansion ia tak punya kegiatan lain, hanya duduk dan makan. Tak diperbolehkan melakukan aktifitas seperti dulu, walaupun pekerjaannya hanya bersih-bersih, tapi itu cukup menyenangkan karna ia bisa bercengkrama dengan yang lainnya. Jika seperti ini ia jadi rindu kebersamaannya bersama Joana dan Lina. Sekarang semua pelayan selalu menatapnya dengan pandangan aneh dan segan, kenyataan itu membuatnya menjaga jarak dengan para pelayan disini.Aira mendesah pelan kala merasakan kebosanan yang amat sangat. Tayangan televisipun menjadi tak menarik lagi untuknya. Ia meletakkan kepalanya pada punggung sofa, menatap langit-langit kamar dengan pandangan kosong.
Untuk beberapa saat Aira terdiam dalam Posisinya sampai goncangan disebelahnya terasa pertanda ada yang menduduki. Aira menoleh dan mendapati Acer menyengir lebar yang mana langsung menimbulkan kerutan di dahi Aira.
"Kenapa kau di sini?" tanya Aira bingung.
"Kenapa? apa aku tak boleh ada di sini?"
"Bukan itu maksudku, biasanya kau selalu mengekor kemanapun Al pergi," Jawab Aira cepat.
Acer menatap layar televisi datar kemudian beralih pada Aira. "Apa kau merasa bosan?"
"Heemm, aku sangat bosan, aku tidak boleh melakukan apapun di sini, bukankah kontrak kerjaku masih panjang?"
Acer terkekeh pelan mendengar perkataan Aira, sudah jelas sekarang dia kakasih boss, mana mungkin Alex menjadikan kekasihnya pembantu di tempatnya sendiri. "Tentu saja kau kekasih kakak sekarang, nikmatilah fasilitas yang dia berikan, bagaimana kalau kita jalan-jalan?"
Binar bahagia terpancar dari Aira menatap Acer antusias, jalan-jalan itulah yang diinginkan.
"Kau ingin mengajakku keluar?" tanyanya memastikan kesungguhan Acer, pasal bocah ini selalu bergurau, ia tak ingin kena prank.
"Benar, hari ini aku akan menjadi pemandumu, Kakak ipar. "
"Baiklah, aku akan ganti baju dulu tunggulah sebentar!"
Tanpa menunggu jawaban Acer, Aira berlalu menunju kamarnya ia tak ingin Acer menunggu lama dan membuatnya berubah fikiran.
Acer menatap Aira dengan gelengan kepala. "Aku tak percaya jika dia sudah memiliki anak, dia justru seperti anak kecil."
Mereka sudah berada di dalam mobil dengan seorang supir dan pengawal dibagian depan. Aira merasa ini terlalu berlebihan kenapa harus di kawal padahal ia hanya seorang yang tak penting.
"Untuk apa kita membawa pengawal?" tanya Aira sudah tak bisa menahan lidah untuk tak bertanya.
"Haya berjaga-jaga," jawab Acer ringan.
"Kita bukan orang penting dan tak membutuhkan pengawasan, aku merasa tidak nyaman."
"Kau kekasih Alex sekarang, jadi kemanapun pergi harus didampingi pengawal, bisa saja musuh mengincarmu juga."
Aira langsung bergidik ngeri saat mendengar Acer mengatakan hal tersebut, ia jadi ingat kejadian tempo hari. Bunyi peluru yang berdesing terkadang masih terdengar di indra pendengarannya, itu turut menimbulkan ketakutan tersendiri.
"Apa Al seorang mafia? Kenapa dia banyak musuh?"
"Kehidupan orang kaya memang berbeda, kau harus terbiasa dengan hal ini, lagian kakak yang menyuruhku membawa mereka."
Aira menghembuskan nafas, ia mulai duduk dengan tenang mengikuti perkataan Acer, jika sudah Alex yang memerintah ia tak bisa berbuat apa-apa. Lelaki itu begitu otoriter dalam segala hal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Boss END (Tahap Revisi)
Romansa#Cerita ini mengandung unsur dewasa dan (21+) bagi yang dibawah umur harap bijak memilih bacaan Menjadi seorang janda dan single mom membuat Aira stania harus berjuang mencari nafkah untuk menghidupi putrinya. Hingga dia bekerja dan harus menghad...