Tubuh atletis terbalut setelan jaz mewah bewarna hitam itu semakin memasuki mansion. Langkahnya begitu lebar menuju tangga penghubung lantai dua. Sepatu pantofel bewarna gelap terdengar nyaring ketika menaiki tangga demi tangga.
Langkahnya terhenti pada sebuah kamar yang pintunya terbuka lebar. Dari ambang pintu mata legam itu semakin menyorot tajam pada satu obyek. Gadis cantik nan anggung dengan gaun pesta bewarna gold.
Sungguh di balik sikap tenangnya, pancaran netra itu tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya pada makhluk satu ini. Semuamya begitu sempurna saat melekat di tubuhnya. Apalagi punggung terbuka itu, ingin sekali mendekap dan mencumbu punggung indah wanitanya.
Shiiittt...
Umpatan dilontarkan dalam hati. Jika bersama kucing kecilnya, fikirannya selalu menjadi tak waras. Sudut bibir Alex tertarik ke atas menciptakan senyum menawan yang jarang sekali diperlihatkan.
Perlahan tubuh ramping itu berbalik, manik mereka saling bertemu dan mengunci, menyalurkan rasa kagum lewat pandangan. Bulu lentik Aira bergerak naik turun, tapi bibir itu setia terbungkam rapat padahal sudah hampir dua menit mereka saling pandang. Seolah enggan memutus pandangan dari keindahan pasangan masing-masing.
Deheman kecil keluar dari Renata mencoba membangunkan kedua pasangan itu dari khayalan tak berujung. Mereka berdua terlihat sangat serasi semua orang pasti setuju akan pendapatnya.
Aira memaling, semburat merah muncul sedangkan Alex terlihat begitu tenang dengan kedua tangan berada di saku celana.
Langkah Alex semakin maju, satu tangan ditarik keluar merengkuh pinggang Aira posesif juga memberi ciuman di pelipisnya.
"Kau terlihat luar biasa, baby," bisik Alex khas suara seraknya.
Wajah Aira semakin memerah, wanita mana yang tak senang di puji oleh pria tampan sekaligus sangat digilai wanita. Segera memalingkan wajah agar Alex tak melihat kegugupannya.
Kekehan kecil keluar dari Alex, padahal ia selalu memuji sang kekasih, tapi masih saja terlihat malu-malu dan itu tampak menggemaskan.
"Sepertinya tugasku sudah selesai, aku harus pergi dari sini agar kalian bisa leluasa bermesraan," sindir Renata merasa tersisihkan juga tak dianggap oleh pasangan ini. Dengan cekatan mengemasi alatnya.
"Terimakasih, kau memang yang terbaik," ucap Alex tulus masih merengkuh pinggang sang kekasih. Meski Aira teringin lepas, tapi lelaki itu enggeng merenggangkan belitan.
"Ya, semoga kalian selalu berbahagia." Renata memberi senyum tulus lalu beranjak.
Alex kembali fokus pada Aira.
"Sebaiknya kita juga pergi dari sini, atau aku semakin tak bisa mengendalikan diriku dan kita akan berakhir di ranjang, Baby."Aira menepuk dada Alex pelan. "Tidak bisakah kau bersikap normal
sehari saja.""Kau yang membuatku seperti ini baby. Ayo kita berangkat, kau sudah siap, kan?" Aira mengangguk mencoba bersikap normal meski jantungnya berdetak keras dan lagi ia tak tahu kemana Alex akan membawanya.
Mereka saat ini berada dalam mobil, Aira tak henti-hentinya meremas jamari untuk mengurai kegugupan. Meski usahanya terasa sangat nihil.
Sudut mata Alex melirik sang kekasih, satu tangan meraih jemari Aira untuk digenggam. "Jangan gugup, aku bersamamu." ucapnya menenangkan.
"Sebenarnya kita akan kemana, Al?"
"Aku akan membawamu ke dunia ku yang sebenarnya, baby. Kau hanya perlu mempercayaiku."
Aira mengangguk saja meski meragu. Dunia seperti apa yang di jalani Alex sebelumnya? Tapi dari kejadian yang sudah-sudah, dunia itu sepertinya sangat berbahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Boss END (Tahap Revisi)
Romance#Cerita ini mengandung unsur dewasa dan (21+) bagi yang dibawah umur harap bijak memilih bacaan Menjadi seorang janda dan single mom membuat Aira stania harus berjuang mencari nafkah untuk menghidupi putrinya. Hingga dia bekerja dan harus menghad...