Mobil Roll Royce bewarna hitam itu berhenti tepat di pelataran mansion. Seorang pengawal yang berjaga sigap membukakan pintu mobil sang boss. Alex turun menarik paksa tubuh Aira membawanya memasuki mansion. Aura lelaki itu semakin mengerikan, disaat seperti ini tak ada seorangpun yang berani mendekat termasuk para maid yang biasa menyambut. Semua hanya menyaksikan dari jauh kedua pasangan itu.Tentu mereka heran karna tadi ketika berangkat keduanya masih sangat mesra , apalagi selama disini tak pernah melihat sang Tuan memperlakukan wanitanya kasar. Tapi saat ini Alex seperti orang kalap bahkan tak memperdulikan Aira yang berjalan pincang dengan kaki telanjang.
Hembusan kecil dilayangkan Joana, memandang punggung sang Tuan yang semakin jauh menuju undakan tangga. Joana sangat tahu tempramen Alex dan ia hanya berharap Alex tak melukai Aira.
Tak berselang lama Acer dan Edward muncul dari arah pintu sontak joana menundukkan kepala sopan pada mereka.
"Joana, Dimana Alex sekarang?" tanya Edward penuh khawatir.
"Tuan naik ke atas besama, Nona Aira."
"Apa mereka akan baik-baik saja?" gumam Acer memandang lantai atas penuh kekhawatiran.
"Semoga saja." Edward meringis tak yakin akan ucapannya.
Mendengar percakan kedua pria dihadapannya membuat Joana semakin diliputi rasa khawatir, kepalanya mendongak turut memperhatikan lantai dimana kamar sang Tuan. Ia sebenarnya sangat penasaran, tapi lebih memilih diam karna itu bukan haknya menanyakan masalah pribadi tuannya. Wanita paruh baya itupun pergi setelah mengucapkan salam pada kedua pemuda tersebut.
"Kau tahu aku berharap Alex melepaskan kekesalannya pada si Martinez bukan seperti sekarang ini," celetuk Acer.
Edward memijat pelipisnya apa yang dikatakan Acer memang benar lebih baik Alex melepaskan kekesalanya lebih dulu jika Alex menahanya dia akan meledak dibelakang dan itu tak baik untuk semua orang apalagi Aira.
"Sudahlah jangan difikirkan lagi, dia pasti bisa menyelesaikan masalahnya," ucap Edward mencoba mengurai kekhawatiran.
.
.
.
Buuummm
Bunyi pintu tertutup dengan bantingan terdengar begitu nyaring.
Alex juga menghempaskan tubuh Air diatas ranjang kasar hingga wanita itu memekik."Alex apa kau gila, hah!" teriak Aira meradang, memandang Alex tajam. Sikap lelaki ini memang keterlaluan, walaupun takut ia tak boleh bersikap lunak dan lemah.
Alex membalas tatapan Aira tak kalah tajam, sorot mata hitam pekat itu semakin menakutkan. Mencekram bahu Aira kuat.
"Kau tahu apa kesalahanmu hari ini?" desis Alex tepat di depan wajah Aira.
Melihat betapa mengerikannya Alex membuat nyali Aira menciut lebih memilih memaling. Menghindar.
Satu hal yang paling Alex benci ketika ia berbicara tak ada yang boleh mengabaikannya atau bahkan memalingkan wajah. Jemari kokoh itu mencekram dagu Aira kuat.
"Sudah berkali-kali kukatakan, jangan mengacuhkanku saat aku bicara," ucapnya pelan tapi penuh tekanan. Bukannya menurut Aira malah memejamkan mata.
Alex tersenyum memasang seringai menakutkan. "Sepertinya kau lebih senang menerima hukumanku, kucing kecil."
Seperkian detik Aira merasakan benda keyal menempel dibibirnya, membuatnya langsung membuka mata.
Ciuman Alex terkesan kasar, menuntut. Sekuat tenaga Aira mencoba mendorong tubuh Alex bukanya menjauh lelaki itu semakin menempelkan tubuh mereka hingga tak ada jarak. Alex bahkan menggigit bibir Aira sampai mengeluarkan darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Boss END (Tahap Revisi)
Romance#Cerita ini mengandung unsur dewasa dan (21+) bagi yang dibawah umur harap bijak memilih bacaan Menjadi seorang janda dan single mom membuat Aira stania harus berjuang mencari nafkah untuk menghidupi putrinya. Hingga dia bekerja dan harus menghad...