"Alex..."Panggilan itu membuat tubuh Alex menegang seketika.
Suara yang sangat dibenci dan tak ingin didengar lagi. Bunyi heels terketuk lantai semakin terdengar mendekat, kedua mata Alex memejam lalu membuka.
Pandangan itu seketika menajam juga dingin. Alex berbalik, pertama kali yang dilihatnya netra sayu Evelin.
Kaki berbalut heels 5 cm itu semakin mendekat, satu tangan Envelin bahkan terulur bermaksud meraih jaz lelaki tersebut. Tapi sebelum terjadi Alex sudah memundurkan langkahnya hingga tangan Evelin melayang sia-sia di udara.
"Jangan coba-coba menyentuhku!"
Ucapan itu terlampau dingin hingga Evelin menarik kembali lengannya. Caairan bening sudah menumpuk di pelupuk mata.
"Aku merindukanmu, aku senang kau sudah kembali," suara Evelin begitu lirih, wajahnyapun tertunduk dalam merasa bersalah karna telah mengkhianati Alex.
Alex terkekeh pelan mendengar ucapan wanita didepanya, merasa lucu mendengar kalimat tersebut dari bibirnya. Rindu? Untuk apa merindukan pria lain padahal dia sudah jelas-jelas memiliki suami.
"Alex aku minta maaf."
Satu tetes air mata jatuh, hatinya bedenyut nyeri ketika Alex tak memandangnya seperti dulu. Tatapannya kini begitu dingin tak bersahabat.
"Untuk apa anda minta maaf, Nyonya?" jawab Alex seperti mencemooh perkataan Evelin.
"Aku tahu aku salah aku terpaksa melakukan itu. Aku sangat mencintaimu, Alex."
Kali ini tatapa Alex begitu datar tak ada ekspresi apapun saat mendengar kalimat cinta dari wanita didepannya.
"Aku senang dulu kau melakukannya hingga aku bisa bertemu wanitaku. Aku bahkan sudah melupakan apa yang terjadi diantara kita dan jangan mengucapkan kata-kata itu padaku ingatlah statusmu, Nyonya Blanco."
Alex bahkan menegaskan Status Evelin saat ini, ia tak ingin masa lalu menjadi penghalang hubungannya bersama Aira, saat ini hanya nama wanita itu yang ada di kepala serta hatinya.
Perkataan Alex bagai pisau yang menghujam jantung lebih sakit dan perih dari hinaan sang Momy. Sekarang ia memang sudah menikah, tapi selama ini dihatinya hanya ada Alex.
"Apa kau tidak pernah sekalipun memikirkan tentangku?"
Alex tersenyum geli. "Kenapa aku harus memikirkan istri orang. Maaf Nyonya, aku tidak bisa berlama-lama disini karna aku masih memiliki urusan yang lebih penting."
"Saya permisi," timpal Alex berlalu pergi.
Tangis Evelin pecah, menutup Wajahnya menggunakan kedua telapak tangan, kenyataan Alex tak menginginkannya lagi membuatnya begitu hancur bahkan sekarang Alex terlihat berbahagia bersama wanitanya.
.
.
.
Sementara di bagian lainnya Aira dan Lucaz masih melempar candaan, tempat sepi itu penuh tawa kedua manusia tersebut. Perlahan senyum Lucaz surut memandang Aira penuh arti. Ia masih belum kalah sepenuhnya dari Alex, mereka bertunangan bukan menikah. Jadi ia masih memiliki kesempatan untuk merebut Aira serta membahagiakannya. Lucaz yakin Aira akan bahagia bersamanya daripada dengan Alex.
"Aira apa kau sudah mengelilingi kota ini?"
Aira menggeleng sambil mencembikkan bibir. "Sejak kita sampai disini, Alex sangat sibuk jadi tak sempat pergi kemanapun. Dan kehidupanku tak sebebas wanita lainnya. "
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Boss END (Tahap Revisi)
Romance#Cerita ini mengandung unsur dewasa dan (21+) bagi yang dibawah umur harap bijak memilih bacaan Menjadi seorang janda dan single mom membuat Aira stania harus berjuang mencari nafkah untuk menghidupi putrinya. Hingga dia bekerja dan harus menghad...