Kedatangan kedua pria terdekat Alex cukup membuat Joana terkejut. Pasalnya semenjak Tuan Alex di asingkan ketempat ini baru kali ini mereka menjenguk sang tuan.
"Tuan Edwar dan Tuan Acer, aku tidak menyangka kalian akan berkunjung ke sini," sambut Joana memberi senyum hangat dan sedikit membungkuk hormat kepada kedua pria tersebut.
Ia senang akhirnya sahabat sang tuan berkunjung, mungkin dengan kunjungan ini tuannya bisa sembuh.
"Ooh.... Joana, dua tahun tak bertemu, kau bertambah semakin cantik," seru Acer penuh godan. Pemuda itu memang selalu menggoda Joana bila mereka bertemu dan setelah kurun waktu dua tahun sifat Acerpun tak berubah.
Senyum tipis terbit dari Joana, kata-kata itu sudah lama tak didengar dan Acer memang selalu membawa keceriaan dimanapun berada, dengan gaya slengekannya.
Kedatangan kedua pria tampan itu juga mengejutkan Lina yang sedari tadi mengikuti Joana dari belakang. Pandangannya tak pernah lepas dari keduanya. Kemana saja mereka? Kenapa baru muncul sekarang? Selama dua tahun berada di sini ia tak pernah melihat pemandangan yang menyegarkan mata. Jika seperti ini terus, selamanya bekerja disinipun ia rela.
"Bagaimana keadaan Alex, joana?" tanya Edward.
Joana terdiam memasang raut sedih dan itu cukup menjawab pertanyaan Edward.
"baiklah, kita akan melihatnnya sendiri, Joana."
Wanita paruh baya itu mengangguk dan mereka berdua berjalan pergi menuju tempat Alex. Langkah Acer terhenti ketika bertemu pandang dengan Lina. Kedipan mata serta senyum menawan dilayangkan untuk wanita muda itu.
Godaan Acer membuat Lina tersipu malu hingga memunculkan semburat merah di pipi.
'Setelah ini aku akan menyakan pada Joana. Haaah siapatahu jodoh.' Pikir Lina dala hati.
Langkah keduanya begitu pasti seolah mereka pernah ketempat ini. Menuju kamar Alex dan membuka pintu besar tersebut kasar. Acer berlari memasuki ruang gelap saat menemukan Alex duduk di sofa langsung berhambur memeluknya hingga Alex tejungkal kebelakang.
Posisi mereka begitu intim dengan Alex berada dibawah pemuda itu.
Edwar hanya menggeleng kecil. Kelakuan Acer tak pernah berubah selalu kekanak-kanakan. Endward mendekat mengambil duduk disebelah Alex.Bukannya segera beranjak dari atas tubuh Alex Acer malah tetus tertawa dan memeluk pria itu. "Aku sangat merindukanmu, Brother," ucapnya disela-sela tawa.
Umpatan keras di lontarkan Alex merasa risih dan jijik karna tubuhnya terus ditindih.
"Shiiiittt....lepaskan bocah! kau membuatku jijik," bentak Alex mendorong tubuh Acer hingga pemuda tersebut terjungkal ke lantai.
Pandangan menusuk di berikan Alex dan di balas cengiran oleh Acer.Bukannya merasa prihati akan kondisi Acer, tawa keras justru meluncur dari Edward. Hal seperti inilah yang membuatnya rindu. Acer si pengacau dan Alex lelaki dingin. Jika mereka bersama selalu menimbulkan perdebatan kecil.
Tawa Edward mereda memperhatikan sang sahabat seksama. Aura yang di timbulkan Alex begitu berbeda dia terlihat lebih hangat dari sebelumnya.
"Kau terlihat sangat baik. Eeehh," ejek Edward
"Siaall...., memangya apa yang kau harapkan dariku?"
"Aku akan sangat senang saat melihatmu gila sungguhan. Mungkin itu akan menjadi trending topik seorang pewaris Teixeira menjadi gila karna ditinggal tunangannya"
Merasa kesal akan ucapan frontal sang sahabat Alex pun mendeng punggung Edward hingga pria itu terjatuh ke bawah. Kini giliran Acer yang menertawakan sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Boss END (Tahap Revisi)
Lãng mạn#Cerita ini mengandung unsur dewasa dan (21+) bagi yang dibawah umur harap bijak memilih bacaan Menjadi seorang janda dan single mom membuat Aira stania harus berjuang mencari nafkah untuk menghidupi putrinya. Hingga dia bekerja dan harus menghad...