Dering ponsel berasal dari laci nakas berbunyi cukup keras. Hingga sang empunya menoleh ke asal suara. Sedikit enggan Alex membuka laci dan mengambil benda pipih yang terus mengeluarkan bunyi. Ingin sekali Alex mengabaikannya karna ia sudah tahu apa yang akan di bahas bocah cunguk itu. Tapi ibu jarinya seolah menghianiti sang pemilik dengan bergerak mengusap tombol bewarna hijau.
"Apa?" suara serak Alex terdengar malas, enggan untuk berbasa-basi.
"Cekz...., setelah mendapatkan kesenangan di sana kau melupakanku." Si penelponpun menggeram rendah menahan kekesalan.
Alex memutar bola mata jengah. "Apa hanya itu yang ingin kau sampaikan?"
"Kontrol dirimu, itu seperti bukan kau. Kau terlalu mencolok, setiap hari menyuruhku menonton adegan mesummu."
"Apa kau mengaturku? aku yang membayarmu, kau hanya perlu melakukan tugasmu dengan benar."
"Siall...., kau membuatku jengkel. Kau memberiku tugas banyak sedangkan di sana kau bersenang-senang. Ingat jika kau terlalu sering membuat ulah mereka akan curiga!"
Alex menyeringai mendengar kemarahan si penelpon. "Bertahanlah, sebentar lagi kita akan segera mengejutkan si tua itu."
"Benarkah? aku jadi bersemangat. aku sangat bosan terkurung di ruangan sempit ini. Aku juga ingin menikmati wanita sama sepertimu," ucapnya riang.
" Jangan bertingkah, kau masih terlalu kecil, aku selalu mengawasimu."
"Kau mulai menjadi pria tua, menyebalkan"
Alex terkekeh kecil, tak membalas ucapan si penelpon dan menyudahi sambungan secara sepihak.
Alex akui akhir-akhir ini ia sangat tak bisa menguasai dirinya saat berhadapan dengan kucing kecilnya, keadaan menjadi sedikit tak terkontrol.
Ketika bersama Aira, ia seperti kehilangan kendali. Wanita itu selalu bisa membangkitkan sisi liarnya.
Alex menghembuskan nafas kasar, memegang kening sambil memejamkan mata. Ia teringat cerita Aira saat menangis.Flashback
"Ceritakan padaku, ada apa sebenarnya?" tanya Alex ketika Aira berhenti menangis.
Aira menggeleng kuat. Tak ingin Alex tahu terlalu banyak tentangnya. Dia adalah bossnya, sangat tidak etis jika menceritakan masalah pribadinya pada lekaki ini.
"Apa kau menganggapku orang lain? sehingga tak ingin berbagi denganku?"
Aira tetap bungkam mendengar perkataan Alex. Lelaki itu tersenyum remeh.
'Apa hanya aku yang terlalu berlebihan padanya, dia bahkan tak menganggapku.' geram Alex menahan kesal dan menatap Aira tajam.
"Setelah apa yang kita lakukan kau masih tak mempercayaiku?" tanya Alex diliputi kejengkelan.
"Anda bossku, kurasa tak etis menceritakan hal pribadi panda anda," jawab Aira lirih sambil menunduk dalam, tak ingin melihat kemarahan sang boss.
Alex tertawa rendah penuh ejekan, mengangkat dagu wanita itu agar bisa melihat kedua matanya.
"Tatap aku Ara!"
Aira memberanikan diri menatap iris legam Alex, jantungnya tiba-tiba berdetak begitu cepat. Manik mereka saling menyelami satu sama lain, sampai Alex kehilangan kontrol, mendaratkan ciuman panas di bibir Aira. Ciuman sarat akan tuntutan.
Aira memberontak, tapi Alex semakin menekan tengkuk kuat dan menggigit kecil bibir bawah Aira hingga terbuka, menelusupkan lidahnya. Aira mulai goyah, mengimbangi ciuman Alex. Mereka saling bertukar saliva mencecap dan mengabsen seluruh deretan gigi. Saat dirasa pasokan oksigennya mulai menipis Alex melepaskan ciuman dan menyatukan kening.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Boss END (Tahap Revisi)
Romance#Cerita ini mengandung unsur dewasa dan (21+) bagi yang dibawah umur harap bijak memilih bacaan Menjadi seorang janda dan single mom membuat Aira stania harus berjuang mencari nafkah untuk menghidupi putrinya. Hingga dia bekerja dan harus menghad...