Part 51

9K 336 25
                                    

Enjoy Reading

Sejak kejadian malam itu Aira jarang berkomunikasi dengan Alex ia seperti menghindar bahkan terkesan tak peduli,  walaupun pekerjaan Alex sudah berkurang bahkan sudah tak pulang larut Aira tetap menghindarinya.

Ia merasakan perasaan kecewa, kata-kata Eveline selalu terngiang ditelinga.

Cairan bening keluar dikedua sudut mata, Aira mengerjap bingung, ia tak ingin menangis tapi kenapa cairan bening ini begitu lancang keluar?
Mengusapnya kasar   menghembuskan nafas untuk meredakan segala emosi yang membuat dadanya terasa sesak.

Tak jauh dari sana Eveline memandang Aira dengan senyum cemooh, usaha untuk menjauhkan Alex dan Aira berhasil. Sekarang, mereka tak seharmonis dulu Evelin akan pastikan hubungan keduanya  berakhir.

.

.

.

Alex duduk dikursi kebesarannya,  menatap Ryan dengan wajah datar.

"Apa jadwalku untuk malam ini? "

Ryan sedikit menunduk untuk menjawab pertanyaan Alex.
"Tidak ada, Presdir."

Jemari kiri Alex mengetuk meja kerja dengan telapak tangan memangku sisi wajah.  Setelah diam beberapa saat barulah ide itu muncul

"Aku ingin kau memesan restoran yang mewah untukku malam ini."

"Baik, Presdir." jawab Ryan tanpa bertanya lebih lanjut.

"Satu buket mawar merah,  bukankah wanita suka mawar?" timpal Alex lagi.

Ryan hanya tersenyum kaku, iapun tak tahu apa yang disukai wanita, karna selama ini tak pernah sekalipun dekat dengan seorang wanita. Tak ingin membuat kecewa lelaki itu kembali menunduk pertanda mengiyakan, setelah berpamitan pun bergegas melaksanakan titah sang atasan.

.

.

.

Kotak besar yang dibawa Joana membuat Eveline bertanya-tanya,  pasalnya kotak itu terbungkus rapi dengan warna gold, tampak sangat elegan dan indah.  Kira-kira benda seperti apa hingga harus dibungkus serapi dan seindah itu?

"Joana apa yang kau bawa itu? " tanya Evelin mendekat pada Joana.

Joana menunduk sedikit sebagai bentuk hormat.  "Ini untuk Nona Aira, Nona."

"Dari siapa? " tanyanya penuh selidik, kedua mata memicing penuh intimidasi.

Joana merasa tak nyaman dengan pandangan yang dilayangkan Evelin  apalagi  sifat keingintahuannya itu, dia tak mempunyai wewenang apapun disini tapi sikapnya sudah seperti pemilik.

Beberapa tahun tak melihat wanita ini,  begitu banyak yang berubah dari Evelin.  Dulu Evelin sangat ramah, baik hati, tapi sekarang wanita didepannya sangat mirip dengan Morinka, ibunya.

" Tuan Alex menyuruh saya memberikan ini pada Nona Aira,  saya harus mengantar paket ini pada Nona Aira, Saya permisi keatas dulu, Nona," menunduk sebentar kembali melangkah menaiki anak tangga.

Evelin mengepalkan tangan merasa sangat kesal dengan Aira, seharusnya paket itu untuknya. Wanita pengasuh seperti Aira tak pantas menerima barang semewah itu.

Joana membuka pintu kamar Aira dan mendapati wanita itu sedang melamun diatas ranjang pun mendekat kesisi ranjang.

Sepertinya Aira belum menyadari jika dirinya telah berada disampingnya, terbukti saat ini wanita itu tetap diam memandang lurus keluar balkon.

"Aira," panggilan  Joana lembut membuat Aira sedikit tersentak, dia menoleh.

"Joana sejak kapan kau datang? " tanyanya terkejut.

My Crazy Boss  END (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang