Suasana Bandung hari ini cukup terik, membuat siapa saja berlomba-lomba untuk membeli minuman dingin di kantin. Jam menunjukan pukul 14.30 yang berarti bel pulang sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu, tapi kantin saat ini masih diserbu oleh siswa-siswi SMA Sakuta.
"Seger" ucap Mika sambil mengelus leher nya, minuman dingin yang berada di tangan kanan nya sudah habis tak tersisa.
"Primadona kita cantik ya" ucap Qila yang sedang melamun sedari tadi itu. Mika yang mendengar itu mulai paham ke mana arah pembicaraan mereka.
"Udah lah Qil, lelaki kaya gitu gausah dipikirin lagi" ucap Mika membujuk Qila, meski ia tahu bahwa ucapannya itu tak bisa membuat Qila tak merasa sedih. Bayangkan saja Qila dan Galang sudah berpacaran sejak mereka masuk SMA yang berarti sudah satu tahun lebih, tapi ternyata selama ini Galang memacari juga Primadona SMA Sakuta yang bernama Ayara Balqis Meira.
"Jago banget dramanya" kekeh Qila di sela lamunannya.
"Nyesel gue pernah percaya" ucap Qila lagi. Sedangkan Mika, gadis itu membiarkan Qila untuk berbicara semaunya karena dia tau itu semua akan sedikit membuat Qila lega karena sudah mengeluarkan unek-unek yang tersimpan di dalam hatinya.
"Orang yang dulu selalu buat gue bahagia malah sekarang jadi orang yang buat gue terluka" ucap Qila lalu gadis itu mengusap pipinya kasar karena air matanya jatuh tiba-tiba.
"Gue janji ga akan nangisin dia lagi, ini yang terakhir" ucap Qila penuh tekad, karena tak mungkin jika ia terus-terusan menangisi kisah yang menyedihkan ini. Ia harus membuktikan pada Galang bahwa lelaki itu tak berarti besar bagi kehidupannya.
"Nah bagus, lo ga boleh sedih-sedih lagi. Cowo kaya dia ga pantes untuk ditangisin Qil" ucap Mika sambil memegang bahu kanan Qila.
Terdengar banyak bisikan tentang Qila dan Galang, entah siapa yang menyebar gosip tapi yang pasti semenjak kejadian Qila dipaksa untuk pulang bersama Galang, Qila menjadi omongan banyak orang dan Menyudutkan Qila bahwa gadis itu pelakor antara hubungan Primadona mereka dengan Galang. Qila hanya bisa tertawa mendengar gosipan itu, disini yang pelakor dirinya atau si primadona ? Lucu sekali.
"Qila" sebuah panggilan membuat Qila mencari sumber suara tapi ia tak menemukan dari mana sumber suara itu, apalagi kantin sedang penuh membuat mereka susah mencari siapa yang memanggilnya, Mika pun ikut mencari sumber suara itu.
"Pojok kiri Qil" teriak nya lagi, mereka berdua pun serentak menoleh ke arah yang disebutnya tadi.
Terlihatlah 6 orang lelaki dengan seragam yang dibuka menampilkan kaos hitam yang mereka pakai, rambut acak-acakan dan keringat yang menghiasi wajah tampan mereka.
"Sini Qil" teriak orang itu lagi.
"Gue disini aja chan" balas Qila dengan senyuman manisnya. Ya orang yang memanggil Qila adalah chandra Rega Pradipta.
"Gapapa sini" ajak Bima kali ini, Qilla hanya menggeleng sambil tersenyum.
Semakin banyak yang berbisik dan melihat ke arah Qila dan Mika, pasalnya tak ada yang pernah diajak duduk bersama dengan mereka.
"Lo kenal mereka Qil ?" tanya Mika berbisik seperti tak percaya.
"Anjir gila" balas Mika yang melihat Qila mengangguk.
"Emang kenapa ?" tanya Qila heran.
"Lo gatau ? Dia itu anak NOSTRA banyak cewe yang suka sama mereka, tapi mereka tertutup gitu sama orang-orang kecuali yang itu sama yang itu" tunjuk Mika pada Chandra dan Bima.
"Chandra sama Bima emang baik, terbuka juga orangnya" nilai Qila.
"Mereka se angkatan sama kita ?" lanjut Qila.
"Iyaa" jawab Mika singkat membuat Qila bertanya-tanya pasalnya dia belum pernah bertemu mereka.
Qila melihat ke arah pojok kiri lagi dan terlihatlah si songong dengan santainya menaruh kedua kaki nya di atas meja kantin dan telinganya ia sumpal dengan earphone jangan lupakan tangannya terus mengambil makanan ringan yang ada di meja. Sebenarnya wajah si songong itu biasa saja tapi jangan salah, ucapan yang keluar dari mulut nya itu sangat menyebalkan.
"Pulang yu Qil" ajak Mika saat dirinya melihat jam yang ternyata menunjukan pukul 15.00 Qila pun mengangguk dan melihat ke arah pojok kiri lagi yang ternyata Chandra melambaikan tangannya sambil tersenyum.
"Duluan ya chan" pamit Qila diiringi dengan senyuman.
"Duluan ya" pamit Qila namun kali ini melihat ke arah mereka semua bukan hanya ke arah Chandra.
Mika dan Qila pun berjalan menuju kelas untuk mengambil tasnya.
"Gue duluan ya Qil, ojol nya udah di depan" pamit Mika saat mendapat telepon dari ojol, padahal mereka hampir saja sampai di gerbang. Qila yang melihat itu pun mengangguk sambil tersenyum.
Qila mengotak-atik ponsel nya untuk memesan ojol juga namun tangan kekar dengan cepat menarik lengan Qila membuat gadis itu meronta-ronta.
"Lepas !" pekik Qila sambil menatap tajam lawan bicaranya.
"Pulang" perintahnya mutlak.
"Gue ga mau Galang !" Qila sedikit berteriak, lengannya dicekal begitu kuat. Sepertinya lelaki di hadapannya ini sudah gila.
"Lepas" teriak Qila mengundang beberapa tatapan siswi yang masih berada di gerbang sekolah.
"Bukan gitu caranya kalo mau ngajak pulang bareng" ucap seseorang membuat Galang melepaskan cekalannya, Qila melihat ke sumber suara ternyata sudah ada si Songong dan teman-temannya.
"Gausah ikut campur" desis Galang tak suka.
"Ik-"
"Kita putus" potong Qila dengan cepat sambil menepis tangan Galang.
"Gue gamau" tolak Galang sambil menatap tajam ke arah Qila.
"Sabodo" ucap Qila bodo amat sambil mendelik.
"Gue gamau" ulang Galang.
"Maksud lo apa gamau ?! Lo masih mau macarin gue disaat lo pacaran juga sama ka Ayara ?!" Qila sangat emosi saat ini, sampai-sampai tangannya sudah mengepal kuat.
"Gu-"
"Bodo amat" potong Qila cepat, gadis itu segera menuju ke arah Chandra.
"Anter gue sampe depan gerbang" pinta Qila dengan nada ketus yang belum hilang. Chandra hanya terkekeh.
"Gue anter sampe rumah" ucap Chandra membuat Qila menggeleng kuat.
"Sampe depan aja" pinta Qila akhirnya Chandra pun menurut.
"Makasih chan" ucap Qila sambil tersenyum, karena tak mungkin jika ia harus menumpahkan amarahnya pada lelaki di hadapannya ini. Qila pun melangkahkan kaki nya untuk menuju halte bus.
"Naik" saat Qila menoleh ternyata si songong itu dan dibelakangnya pun sudah ada teman-temannya kecuali Chandra, lelaki itu mengambil motornya dulu di parkiran se habis mengantar Qila sampai gerbang tadi.
"Gue sendiri aja" tolak Qila sambil tersenyum, tapi matanya menyiratkan kelelahan dan kesedihan yang kentara.
"Naik" ulang si songong itu membuat Qila menurut dan teman-temannya itu hanya melongo karena sudah dua kali si songong itu menolong Qila padahal sebelumnya mana mau ia menolong seorang gadis, jangankan seorang gadis kadang jika salah satu dari mereka kenapa-napa juga dia cuek bebek.
Si songong itu pun menjalankan motornya pada kecepatan standar.
"Nama lo siapa ?" tanya Qila sedikit berteriak, tak dijawab!
"NAMA LO SIAPA BUDEK !" teriak Qila sangat kencang membuat lelaki dihadapannya berdecak sebal.
"Langit" jawabnya malas.
"Panjang nya ?" tanya Qila lagi membuat lelaki itu mati-matian harus bersabar menghadapi gadis yang cerewet dan sayangnya mempunyai senyum yang manis.
"Langit Madaharsa Ganendra" jelasnya sangat malas ingin sekali menendang gadis di belakangnya ini ke rawa-rawa. Sudah bikin repot tapi anehnya ia selalu saja ingin menjaganya.
Yoyoyo pakabar
Segini dulu ya
Jangan lupa voment 🙆

KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT [COMPLETED]
RomansaAqila Fany Aurelia, gadis manis yang memiliki sifat kekanakan dan mudah sekali untuk percaya pada orang lain. Aqila memiliki kekasih bernama Galang Adhitama siswa berandalan yang memiliki banyak kekasih. Namun Aqila tidak mengetahui karena mereka be...