14

241 19 17
                                    

"Hallo bang, hari ini gausah jemput Qila ya soalnya mau bareng Langit," ucap Qila saat Laskar menerima teleponnya.

Qila memegang handphone nya menggunakan tangan kanan sedangkan tangan kirinya sibuk memasukan buku ke dalam tasnya. Mika sudah beres memasukan bukunya dan sekarang ia hanya duduk sambil tersenyum memandangi benda mati berbentuk persegi bernama handphone itu.

Qila mengakhiri sambungannya dan melihat ke arah Mika.
"Yu gue udah bilang bang Laskar," ajak Qila membuat Mika beranjak dari posisinya.

"Deg-degan gue Qil," tutur Mika saat kaki mereka melangkah ke luar kelas.

"Kenapa ?" tanya Qila sedikit heran.

"Gue pulang bareng si Manyun," jawab Mika, Qila melengkungkan bibirnya membentuk senyuman yang manis.

"Bukannya lo pernah pulang bareng juga ? gapapa kali lo harus biasain diri kan nanti lo bakalan sering pulang bareng Abimanyu," tutur Qila sambil menatap geli ke arah Mika yang sudah salah tingkah, pasalnya Mika ini baru pertama kali dekat dengan seorang laki-laki.

Setelah itu tak ada obrolan lagi, sampai mereka berada di pinggir lapangan.
"Mik ikut ke Warbon yu," ajak Qila karena ia malu jika harus kesana dan bagaimana jika perempuannya hanya ada dirinya saja ?

"Boleh," jawab Mika setelah menimang-nimang.

Qila dapat melihat Langit berada di depan pos satpam sambil duduk di atas motornya, tetapi setelah ia perhatikan kenapa ada seorang perempuan juga yang berdiri di sebelah motor Langit ? Qila segera melangkahkan kakinya menuju ke arah mereka sedangkan Mika berjalan ke arah parkiran karena Abimanyu ada disana dengan yang lainnya juga. Saat Qila sudah dekat dengan posisi mereka barulah ia bisa melihat siapa perempuan yang tadi membelakangi nya itu.

"Lang," sapa Qila dan Langit pun langsung menoleh sambil tersenyum.

"Hai," sapa balik Langit.

"Jadi ke Warbon ?" tanya Qila tetapi membuat senyuman di bibir Langit perlahan memudar, dan matanya kini melihat ke arah lain.

"Tadi Ayara dateng terus minta anterin ke rumah sakit, dia lagi kambuh katanya," Langit menjelaskan sambil melirik si Primadona itu.

"Jadi gue mau anterin Ayara dulu ke rumah sakit, lo sama Chandra atau Arash aja ya ?" tanya Langit menatap Qila dengan tatapan se akan ingin dimengerti.

"Ohh yaudah gapapa, lo anterin aja ka Ayara takutnya kenapa-napa. Lagian gue bisa sendiri atau sama Arash ko," jawab Qila sambil tersenyum manis, Langit pun tersenyum ke arah Qila dan berkali-kali ia menyimpulkan bahwa Qila adalah tipe gadis pengertian dan tak mudah cemburu.

Ayara hanya bisa melihat dan mendengar percakapan mereka tanpa berniat untuk mengganggunya, ia melihat ke arah jam tangannya yang menunjukan pukul 14.05 lalu ia menatap Langit yang masih menatap Qila.

"Lang, bisa sekarang ga ? Soalnya gue janjian nya jam 14.30" ucap Ayara membuat keduanya langsung menatap dirinya. Langit langsung mengecek jam tangannya lalu mengangguk.

"Rash," teriak Langit pada Arash yang berada tak jauh dari mereka yang sedang menyalakan motornya. Arash dengan segera menghampiri ke arah mereka dan tak lupa menatap Ayara dengan dingin.

"Lo ke Warbon sama Qila, gue mau nganterin Ayara ke rumah sakit," ucap Langit dan membuat Arash menatap Ayara dengan dingin dan tajam. Ayara yang di tatap seperti itu menatapan balik pada Arash dengan tatapan se olah-olah ia menang.

 Ayara yang di tatap seperti itu menatapan balik pada Arash dengan tatapan se olah-olah ia menang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LANGIT [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang