"Mik lo aja yang ngantri ya, gue males hehe," ucap Qila sambil terkekeh tak jelas, Mika mau tak mau hanya bisa meng 'iya' kan saja. Setelah Mika pergi untuk mengantri, Qila pun segera mencari meja karena jika tidak mereka tak akan kebagian tempat dan berakhir dengan memakan makanannya di dalam kelas.
Qila akhirnya memilih meja kantin yang terletak dekat dengan penjual batagor, sambil menunggu Mika mengantri Qila memainkan ponselnya untuk sedikit mengobati rasa gabutnya.
"Sendiri aja, ke meja sana aja," Qila dikagetkan dengan sosok Langit yang tiba-tiba datang dan mengajaknya untuk bergabung di meja Nostra.
"Malu," ucap Qila sambil menengok ke kanan dan ke kiri melihat banyaknya siswi-siswi yang menatap dirinya sinis.
"Gausah peduliin mereka, yu kesana aja tar si Abi suruh ajakin Mika juga," Langit terus berusaha agar Qila mau bergabung bersama teman-temannya.
Qila akhirnya mengangguk dan mengikuti langkah Langit yang membawanya ke meja yang berada di pojok kantin.
Anak-anak Nostra yang awalnya sedang asik menyantap makannya seketika berhenti saat melihat Langit dan Qila datang bersamaan.
"Hallo Qil," sapa mereka semua serentak."Haii, lanjut aja," balas Qila lalu memberi kode agar mereka melanjutkan makannya yang tadi sempat tertunda.
"Qil pulang sekolah sibuk ga ?" tanya Chandra membuat Langit langsung menatap lelaki yang sedang mengunyah makanannya itu dengan intens.
"Engga, kenapa ?" tanya Qila.
"Ke Warbon," jawab Chandra yang diangguki dengan ragu oleh Qila. Tatapan Langit pun seketika melunak dan tak menatap Chandra dengan intens lagi.
"Bi ajakin Mika kesini," pinta Qila ragu, namun Abi segera beranjak dan menghampiri Mika yang sedang berjalan membawa nampan berisi makanannya itu.
"Hai Mik," sapa Chandra pada Mika yang baru saja datang, sepertinya lelaki itu memang hobi menyapa orang lain.
"Hai juga," balas Mika tak kalah ramahnya.
"Makasih Mik," ucap Qila sambil mengambil sepiring nasi lengkap dengan lauk pauknya dan juga segelas jus mangga kesukaan Qila.
"Iya sama-sama," balas Mika lalu duduk di hadapan Qila dan bersebelahan dengan Abi dan Chandra.
Mereka semua menikmati makanannya dengan sesekali mengobrol ringan, tak jarang Chandra dan Bima berselisih akibat saling meminta makanan dengan jumlah yang banyak.
Tiba-tiba Chandra dan Bima yang masih berselisih itu diam dan memandang seorang perempuan yang datang menghampiri meja mereka, padahal sebelumnya tak ada yang berani menghampiri meja mereka kecuali mereka sendiri yang mengajaknya. Mereka semua yang melihat kedua lelaki itu terdiam pun mengalihkan pandangannya pada sosok yang membuat Chandra dan Bima tak berselisih lagi.
"Lang, gue boleh gabung ga ?" ternyata seorang perempuan yang memiliki rambut panjang, wajah yang cantik, kulit putih dan terkenal di SMA Sakuta lah yang berani menghampiri meja Nostra. Langit yang sedang mengunyah seketika diam dan menyimpan garpu nya."Itu, itu, itu kosong," tunjuk Abimanyu pada meja kantin yang masih kosong, se akan tak mengizinkan perempuan itu untuk bergabung bersama mereka. Ya walaupun itu primadonanya SMA Sakuta bukan berarti ia bisa dekat se enaknya dengan mereka.
"Lang boleh ga ?" tanya nya lagi dan mengabaikan ucapan Abi tadi, perempuan itu kini memegang pundak kiri Langit tetapi anehnya Langit sama sekali tidak marah dan merasa risih.
"Duduk aja," jawaban tak terduga kini keluar dari mulut Langit, mereka hanya bisa menatap Langit dengan tatapan heran dan menuntut.
Perempuan yang bernama Ayara Balqis Meira itu senang mendengar ucapan Langit dan dengan segera ia duduk menyempil diantara Qila dan Langit, Qila yang merasa sempit pun harus mengalah dan menggeserkan tubuhnya ke sebelah kiri.
Mereka-Nostra hanya bisa menatap Ayara dengan datar, cantik sih tapi entah mengapa mereka tak suka dengan perempuan itu.
"Main nyempil aja," sindir Evano membuat Ayara memandang Evan yang sedang memainkan ponselnya dengan intens."Ke kelas yu Qil, ga betah gue disini," ajak Mika sambil menatap Ayara atau lebih tepatnya pacar kedua Galang dengan sinis, lalu menarik lengan Qila agar gadis itu segera berdiri.
"Sama gue juga, yu ah cabut," sahut Arash lalu bangkit dan diikuti oleh teman-temannya kecuali Langit dan Ayara.
"Lang, lo bakal disini ?" tanya Bima heran.
"Udah biarin aja, makanan Langit belum abis," ucap Qila tersenyum pada Nostra, Langit yang mendengar pun tersenyum ke arah Qila.
"Yaudah yu ah cabut, kita main ke kelas Qila," ajak Evan yang diangguki oleh mereka.
Mereka berjalan keluar dari kantin dengan posisi Qila dan Mika di tengah lalu di samping kanan Qila ada Arash dan Evano lalu disamping kiri Mika ada Bima dan Chandra, Qila dan Mika di tatap oleh siswi-siswi dengan tatapan tajam karena banyak sekali diantara mereka iri dengan mereka berdua pasalnya tak ada yang pernah dekat-dekat dengan Nostra dan bila ada pun orang itu pasti akan menerima bentakan dan juga tatapan tajam dari mereka.
Tatapan siswa dan siswi kelas XI Ipa 2 terpaku pada Nostra yang mengikuti langkah Qila dan Mika dari belakang.
"Kalian bakal diem dulu disini ?" tanya Mika saat mereka sudah duduk di kursi pojok kelas, para lelaki itu hanya mengangguk lalu dengan entengnya duduk dengan kaki yang disimpan di atas meja.
"Ga biasanya Langit ngebiarin orang lain deket-deket sama dia, biasanya langsung dibentak atau di usir," Bima membuka percakapan serius ini.
"Emang biasanya kaya gitu ?" Qila mulai tertarik dengan percakapan ini.
"Iyaa, lo tau Annisa ? Yang sekarang kelas 11 anak IPS 1," tanya Evano yang diangguki Qila, sedangkan Mika hanya menyimak saja.
"Dia pernah nangis gara-gara dibentak sama Langit, lagian dia berani-berani nya nyamperin kita yang lagi makan terus caper sama si Langit. Nah sekarang gue justru bingung kenapa Langit diem aja pas si Primadona Ayara duduk sama Langit," tutur Evan dengan wajah seriusnya. Bima, Chandra, Abimanyu dan Arash pun tak kalah seriusnya ketika mereka membahas ini.
"Lo cemburu ?" tiba-tiba Arash bertanya pada Qila.
"Engga, lagian kan semua orang bebas duduk dimana aja dan sama siapa aja, gue ga ambil pusing," jawab Qila dengan senyuman khasnya.
"Hati-hati aja, lambat laun lo pasti harus ngambil keputusan--" Arash berdiri dan menggantung ucapannya.
"Merebut atau direbut," lanjut Arash serius lalu memberi kode kepada teman-temannya agar segera pergi.
Arash meninggalkan kelas Qila setelah mengucapkan kata-kata nya dan diikuti oleh teman-temannya.
"Qil pulang ke Warbon," Chandra yang sudah berada di luar kelas kini menongolkan kepalanya di pintu sambil berteriak.
Qila hanya mengangguk sambil tersenyum.
***
ADUH MAAF YA UP NYA AGAK LAMA HHE...
CERITA INI BERHUBUNGAN SAMA Mysterious Queen KARYA MelsandaOkt
Komen mel...
SEE U🐰💜

KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT [COMPLETED]
RomansaAqila Fany Aurelia, gadis manis yang memiliki sifat kekanakan dan mudah sekali untuk percaya pada orang lain. Aqila memiliki kekasih bernama Galang Adhitama siswa berandalan yang memiliki banyak kekasih. Namun Aqila tidak mengetahui karena mereka be...