29

205 17 44
                                    

Langit dengan terburu-buru membuka dan menyimpan helm fullfacenya di atas kursi yang ada di teras rumah Qila, lelaki itu sedikit menyisir rambutnya yang kusut akibat memakai helm menggunakan kelima jarinya. Perlahan tapi pasti tangan kanannya mulai mengetuk pintu rumah dan berharap gadisnya tersenyum sambil membukakan pintu untuknya. Tetapi setelah lama menunggu tak ada yang membukakan pintu, tanpa ingin menyerah Langit terus mengetuk pintu sambil memanggil nama Qila dan Laskar. Tetapi setelah satu jam berlalu Langit menyerah dan memutuskan untuk duduk sambil menyandar pada pintu yang tak kunjung di buka, ia menekuk lututnya dan menyimpan lipatan tangan diatasnya, lalu setelah itu Langit menelungkupkan kepalanya berharap saat posisinya sedang seperti akan hadir sosok Qila yang sangat ia rindukan sedang memeluknya dengan erat sambil berkata 'Langit, aku rindu kamu.' tapi Langit hanya mampu terkekeh singkat karena ia tahu jika itu hanyalah angan-angan.

Langit terkejut dikala mendapatkan sebuah tepukan di bahu kirinya dan saat ia mendongak ternyata bukan Qila yang ada di hadapannya melainkan Laskar yang membawa kresek belanjaan sambil menatap dirinya dengan tatapan datar dan malas "Ngapain jam segini depan rumah gue?" tanya Laskar tak minat dan dengan tak teganya lelaki itu menepuk pundak Langit sambil menyuruhnya menyingkir dengan kode mata.

Laskar menyimpan salah satu kresek yang ada di tangan kanannya lalu mengeluarkan kunci rumah dari saku celana nya setelah itu ia membuka pintu rumah yang sangat sepi tak berpenghuni, lalu Laskar memandang Langit yang juga sedang menatapnya dengan tatapan putus asa. "Nunggu apa lagi?" Langit menelan ludahnya dengan susah payah, walaupun dulu ia sama sekali tak takut dengan Laskar, tetapi aura Laskar kali ini sangat berbeda dan membuat Langit merasa terintimidasi.

"Bang gue mau ketemu Qila, sekali aja please." pinta Langit dengan sungguh-sungguh. Sedangkan Laskar hanya terkekeh sinis. "Cari aja sana, keliling Bandung kalo perlu. Udah kan ga ada hal lain? Gue mau masuk berat bawa ini." tunjuk Laskar pada kresek besar yang berada di tangan kirinya dan kresek besar yang masih berada di depan pintu rumah.

"Yaudah sekarang lo kasih tau dimana Qila, gue yang bakal nyamperin, gue yang bakal cari. Ada sesuatu hal yang harus gue omongin bang." jelas Langit lantang dan membuat Laskar sangat tertarik hingga melengkungkan senyuman sinisnya.

"Minta maaf?" tebak Laskar dan Langit mengangguk beberapa kali. Laskar mendekat ke arah Langit dan memegang pundak kirinya "Semua hal yang terjadi di suatu hubungan bisa dimaafin, kecuali perselingkuhan." lanjut Laskar sambil menepuk tiga kali bahu Langit saat ia sudah menyelesaikan ucapannya.

Langit memandang Laskar dengan terluka, ada benarnya yang dikatakan Laskar "Gapapa gue ga dimaafin sama Qila yang penting semua hal yang pengen gue omongin udah disampein. Dan sekarang gue tanya sama lo Dimana Qila sekarang?!" tanya Langit dengan menekankan 3 kata terakhir.

Laskar terkekeh gemas lalu mencubit pipi kiri Langit "Kayanya lo dulu proses pembuatan dari monyet ke wujud manusianya belum sempurna deh," ujar Laskar sambil memasang wajah yang menjengkelkan.

"Soalnya sikap lo kaya ada monyet-monyet nya gitu." lanjut Laskar dengan wajah polosnya.

"Ga ada sopan santun sama kaka ipar, mana sopan santunnya de?!" Teriak Laskar seperti kaka kelas pada adik kelanya yang sedang MOS. Sementara itu Langit terkekeh melihat Laskar yang dari dulu tak pernah berubah, lelaki itu memang ingin memberi nasihat pada Langit dengan cara yang keras tetapi setelah itu ia kembali pada sifat biasanya yaitu humor dan suka bercanda.

Langit berjalan maju dan menubrukan badannya dengan semangat lalu memeluk Laskar dengan sangat erat sampai kresek yang berada di tangan kiri Laskar terjatuh "Bagian mana yang mau gue tonjok Lang? Gue engap bangsat!" ucapan Laskar seketika membuat Langit melepaskan pelukannya dan terkekeh. "Yaudah sekarang lo mau masuk dulu atau gimana?" tanya Laskar sambil mengambil kedua kresek besar berisi kebutuhan bulanan.

LANGIT [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang