31

207 20 24
                                    

"Gue sebenernya tau lo itu suka sama Ayara dari pas cewe itu jadi siswi baru di SMP, gue juga tau kenapa lo jadiin dia sahabat, biar lo bisa deket sama dia kan? Oh iya lo ga perlu nanya gue tau ini dari mana yang jelas waktu pas gue jadiin Ayara sebagai pacar gue itu karena gue gamau lo jadi pacarnya Ayara. Kenapa? Karena gue tau Ayara itu bukan cewe baik-baik, dia matre, dia cuman mau harta lo. Dan gue gamau lo pacaran sama orang matre kaya dia, yaudah ga ada cara lain selain jadiin dia sebagai pacar gue. Selama gue pacaran pun kita ga pernah ngelakuin hal yang biasa dilakuin orang pacaran pada umumnya karena dia cuman minta uang gue dan nyuruh gue ngebeliin barang-barang yang dia pengen. Gue ngorbanin diri sendiri demi lo Lang, pikiran gue dulu, gue gamau sahabat gue yang belum pernah pacaran malah pacaran sama Ayara yang notaben nya dia cewe gila pecinta uang. Rash sekarang gue tanya sama lo. Pas Ayara deketin lo dia cuman ngincer harta lo kan?"

Arash hanya mengangguk beberapa kali.

"Nah kan udah jelas. Ya intinya gue cuman mau ngelurusin kesalah pahaman ini. Oh iya buat lo Qila gue juga minta maaf, gue ga bermaksud untuk nyakitin lo. Dan soal gue yang ninggalin lo di cafe waktu itu? Ayara nelpon gue Qil dia pengen beli skincare waktu itu, dan lo tau kalo gue ga cepet-cepet nyamperin dia? Dia bakalan mutusin gue dan ngejar Langit. Gue ga akan ngebiarin sahabat gue nyatu sama cewe it--"

Sebelum Galang menyelesaikan ucapannya, Langit langsung memeluk Galang dengan sangat erat. Teman-temannya yang melihat itu tersenyum, tak terkecuali Qila gadis itu senang melihat mereka bisa akur kembali.

Mereka berdua melepaskan pelukannya dengan wajah yang sama-sama tak menunjukan raut permusuhan "Sekarang udah maafan kan? Yaudah sekarang Qila buat gue lagi." kekeh Galang becanda.

Langit menatap Galang tengil lalu melinting lengan kemejanya "Bagus juga tubuh lo, gue jadiin samsak boleh?" tanya Langit sambil melipat kedua tangan nya di depan dada.

Mereka hanya menggeleng-geleng melihatnya. Qila langsung menatap Langit dengan tatapan menyebalkan "Makanya kalo orang mau ngomong tuh dengerin dulu same beres baru boleh komen," Langit pun hanya memegang tengkuknya.

"Ehh btw gue mau balik ke hotel, udah sore. Rash gue pulang ya," pamit Qila sambil memeluk Arash sekilas. Ia lalu menengok ke arah kanan atau lebih tepatnya ke arah teman-teman Arash berada "Chan, Bim, Bang epan, Abi, Lang, gue duluan ya." pamit Qila lalu pergi sambil melambaikan tangannya.

Langit hanya melongo karena hanya dirinya yang tidak disebut oleh Qila "Qil aku disini gede loh masa ga keliatan." teriak Langit, dan Qila tersenyum tanpa membalikan tubuhnya. Sedangkan Langit hanya bisa bergumam dalam hati agar dirinya bisa lebih sabar menghadapi Qila, karena jika ia tak sabar ada kemungkinan ia akan kehilangan Qila untuk yang kedua kalinya.

"Lang," Langit dan Galang spontan langsung menengok kepada Evan, mereka hanya saling tatap dan 3 detik kemudian mereka tertawa tanpa sebab. Evan langsung berjalan dan mengambil posisi diantara Langit dan Galang lalu merangkul mereka berdua, Arash dan yang lainnya pun langsung mengikutinya dan alhasil mereka berjalan membuat pagar dengan tangan yang saling merangkul. Jangan lupakan tas belanjaan yang mereka bawa, mereka menggantungkannya di leher jadi jamgan khawatir. Benar-benar memalukan.

"Galang hotel lo dimana?" tanya Bima yang posisinya paling ujung disebelah kanan. Galang langsung menghentikan langkahnya dan melepas rangkulannya "Hotel gue lumayan jauh dari hotel kalian, kalian cabut duluan aja gue belakangan." jawab Galang, tetapi Evan langsung merangkul "Yaudah nginep aja di hotel kita," putusnya dan diangguki oleh semuanya.

"Bukannya satu kamar udah dijatah untuk beberapa orang?" tanya nya bingung. Langit langsung menyahut "Lang gue kan kaya dan rajin menabung, gue pesen kamar sendiri jadi lo bisa tidur di kamar gue." Galang hanya mengangguk-ngangguk.

LANGIT [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang