Meja makan kini terasa lengkap karena kehadiran sosok pria berumur 41 tahun yang berstatus sebagai papa bagi Qila dan Laskar.
Laskar turun dari tangga dengan dasi yang masih menggantung di lehernya dan belum terikat, lelaki itu lalu menghampiri kursi tempat biasa ia duduk dan di sebelah kanannya sudah ada Qila yang sedang asik memakan sarapannya.
"Pagi de," sapa Laskar pada Qila lalu mengecup pucuk kepala Qila, ini hal yang biasa bagi mereka karena Laskar sudah melakukan kebiasaan itu sejak mereka masih kecil.
"Pagi bang," balas Qila dengan senyuman manisnya dan kembali melanjutkan makannya.
Anton memperhatikan anak pertamanya.
"Laskar, bulan ini total penghargaan kamu berapa ?" tanya Papah nya sambil menatap mata Laskar dengan lekat.Laskar hanya menatap Papah nya malas, Papah nya ini memang menyebalkan pulang 1 bulan sekali bukannya berbaik hati tetapi malah pertanyaan ini yang selalu keluar dari mulutnya.
"Bulan Juli-" Laskar menggantung ucapannya dan mencoba mengingat sesuatu."Bolos 2 kali, skors 3 hari, di hukum 10 kali," lanjut Laskar lalu menyantap sarapannya.
"Sebutin," ucap Papanya singkat namun dimengerti oleh mereka.
"Bolos 2 kali yang pertama bolos ke kantin yang kedua bolos ke luar sekolah. Skors 3 hari gara-gara berantem sampe orang yang duel sama Laskar pingsan. Hukuman 10 kali yang pertama gara-gara ketauan nge rokok di wc sekolah, kedua ga ngerjain pr, ketiga ga upacara, ke empat jailin guru, ke lima pas upacara baterai mic nya Laskar ambil jadi pas upacara mic nya pada ga nyala, ke enam tidur di kelas, ke tujuh terlambat, ke delapan Laskar lupa ga ngembaliin buku paket yang kelas sebelas, sembilan ketauan nge rokok di kelas, sepuluh bikin Pa Mamat pingsan gara-gara Laskar bikin onar pas ada rapat orang tua," jelas Laskar panjang lebar membuat Mama dan Papa nya kewalahan dengan tingkah anak pertamanya ini.
"Laskar hebat kan Pah ? Papah aja kalah," lanjut Laskar enteng.
"Keluarga edan," gumam pria baruh baya itu sambil menggelengkan kepalanya.
Mereka pun melanjutkan sarapannya sambil sesekali menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Anton atau Papa Qila dan Laskar.
"Pah, Mah, Laskar sama Qila berangkat. Assalamualaikum," pamit Laskar lalu mencium punggung tangan mama dan papanya bergantian, Qila pun melakukan hal yang sama. Mereka berdua keluar rumah dengan sedikit tergesa karena Qila katanya harus piket kelas.
Tak ada obrolan apapun sepanjang perjalanan, Laskar fokus menyetir dan Qila fokus pada handphone nya. Tak lama mereka pun sampai di depan gerbang SMA Sakuta dan Qila segera turun dari motor Laskar.
"Assalamualaikum," pamit Qila setelah ia mencium punggung tangan Laskar.
Qila mulai memasuki area sekolah yang masih sepi karena ini masih terlalu pagi, tak mau membuang waktu ia pun segera menuju kelasnya. Setelah menyimpan ransel pada kursi tempat ia duduk, Qila langsung saja mengambil sapu yang berada di pojok dan mulai membersihkan kelas.
"Tumben dateng pagi," ucap Qila saat melihat Mika memasuki kelasnya.
"Gue belom ngerjain pr, nyontek ya Qil," ucap Mika yang langsung diangguki oleh Qila.
Perlahan kursi sudah mulai terisi penuh, suasana sepi kini berubah menjadi ramai akibat siswi-siswi yang sedang bergosip tetapi Qila masih asik menyapu kelasnya itu, sampai sebuah percakapan mampu membuat gerakan sapunya terhenti.
'Ka Ayara kan waktu itu pacaran sama Galang, tapi kenapa ya dia berangkat bareng sama ka Langit ?'
'Hah ?! Berangkat bareng sama ka Langit ?! Sejak kapan ketua Nostra deket sama cewe anjir ?!'

KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT [COMPLETED]
Roman d'amourAqila Fany Aurelia, gadis manis yang memiliki sifat kekanakan dan mudah sekali untuk percaya pada orang lain. Aqila memiliki kekasih bernama Galang Adhitama siswa berandalan yang memiliki banyak kekasih. Namun Aqila tidak mengetahui karena mereka be...