27

231 24 59
                                    

Keesokan harinya Qila sudah siap dengan hoodie hitamnya, ia mengikuti apa yang dikatakan Arash kemarin di wattsapp. Sebelum ia benar-benar turun ke lantai satu, Qila bercermin untuk memastikan wajahnya tidak aneh. Setelah itu ia turun ke lantai satu dimana Arash sudah duduk menunggunya di ruang tamu.

"Ayo Rash, mau kemana btw?" Arash yang sedang memainkan ponselnya seketika langsung mematikannya dan menatap Qila dengan tatapan lembutnya.

Arash pura-pura berfikir "Ga tau," jawabnya asal dengan wajah yang watados.

"Yaudah berangkat aja dulu, kemana-kemana nya gimana nanti aja," ujar Qila yang diangguki oleh Arash.

Arash melirik Laskar yang bertelanjang dada sambil menonton film spongebob. "Bang gue cabut ya sama ade lo," pamit Arash dengan menekankan kata 'lo'

"Pulangnya bawain gue martabak," teriak Laskar tanpa mau repot-repot melihat ke arah mereka.

"Martabak? Udah kaya nyogok mertua aja." gumam Arash.

"Bang, Qila pergi ya. Jangan lupa masak hehe," ujar Qila sambil cengengesan.

Mereka berdua pun keluar dari rumah dan menuju halaman dimana motor Arash terparkir cantik disana. Qila tersenyum dikala Arash memakaikannya helm, setelah itu membantu Qila menaiki motor baru Arash yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Arash yang sudah menyalakan motornya menoleh ke belakang.
"Siap Qil?" tanyanya.

"Siap dong," jawab Qila semangat.

"Pegangan dong," peringat Arash, sementara Qila langsung menyimpan kedua tangannya di atas tangki bensin yang lagi-lagi terlihat seperti sedang memeluk Arash dari belakang.

"Qil gue sebenernya gamau cerita, tapi gue pengen lo tau haha," ucap Arash tiba-tiba.

"Cerita aja," balas Qila.

"Pas lo pergi ke Bogor, Langit bener-bener kaya ikan yang ditaro di daratan Qil. Dia setiap hari kerjaannya uring-uringan, sampe pas kita kumpul di Warbon dia tidur mulu sambil nyebut nama lo dan pas abis UN dia molor tapi keluar air mata anjir. Gue baru pernah liat Langit nyesel sampe kaya gitu." Qila menunggu Arash melanjutkan kata-katanya.

"Intinya apapun keputusan lo kalau Langit ngajak balikan gue bakalan dukung, karena gue udah liat sendiri kalau dia emang bener-bener cinta sama lo," lanjut Arash sambil sesekali melirik Qila dari kaca spion.

Lampu lalu lintas berubah menjadi merah, dan Arash langsung menegakan badannya sementara Qila melepas pegangannya. Arash mengelus lutut Qila yang berada dekat dengan pinggangnya.
"Terus kenapa lo mau ngumpetin gue dar Langit?" tanya Qila.

Arash terkekeh sebentar "Sebentar doang, lucu soalnya liat mukanya kalau lagi uring-uringan bikin puas hati." jawabannya membuat Qila tersenyum.

"Pegangan lagi ya," ingat Arash sambil menuntun kedua tangan Qila kembali bertumpu pada tangki bensin sedangkan Arash sudah memegang stang nya dan menutup kaca helmnya.

Setelah itu tak ada perbincangan apapun, dan tak lama kemudian Arash membelokan motor nya ke arah mall.

"Turun disini Qil, parkiran nya jauh nanti lo cape." tutur Arash lembut, Qila menurut dan langsung turun dari motor setelah itu ia memberikan helmnya pada Arash. Ia berjalan menuju kursi besi yang tak jauh dari parkiran motor. Ia menunggu Arash sambil memainkan ponselnya.

"QILAA?!!" teriak beberapa orang lelaki membuat Qila tersentak.

"Kalian! Hai apakabar?" tanya Qila antusias saat melihat Chandra, Bima, dan Evano.

"Ga baik, soalnya ga ada lo." jawab Chandra membuat Qila terkekeh.

" jawab Chandra membuat Qila terkekeh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LANGIT [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang