‘Bukankah…’ Mata Athanasia membulat sempurna melihat seseorang yang sekarang berjalan tak jauh darinya.
Tak sampai mendekati Athanasia, gadis itu berhenti dengan jarak beberapa meter dari meja tea time Athanasia dan Claude.
“kau… kau… kau yang kemarin?!” ucap Athanasia spontan.
Gadis itu pun menunduk dengan anggun dan memberi salam pada keduanya.
“semoga keagungan serta kesejahteraan selalu melindungi kedua matahari Obelia.” Ucap gadis itu dengan begitu anggun.
Rambut blonde gadis itu sedikit berkibar karena diterpa angin semilir yang baru saja lewat diantara mereka.
Mata biru sapphirenya yang indah pun Nampak elegan ketika gadis itu berdiri dan kembali keposisinya.
“perkenalkan. Nama saya… Anasthasia. Saya adalah kakak kandung tuan putri Athanasia. Tapi tuan putri cukup memanggil saya Anasthasia. Senang akhirnya bisa bertemu anda tuan putri!” gadis bernama Anasthasia itu pun tersenyum dengan sangat manis pada Athanasia.
“kakak? Kau… kakakku?”
Athanasia akhirnya melirik Claude untuk meminta penjelasan.
Claude yang menyadari tatapan Athanasia pun membuka suara.
“kau akan tetap jadi putriku satu-satunya. Dan dia akan jadi teman bicaramu di Istana Emerald. Aku hanya mengakuinya sebagai putriku. Tapi bagiku… Athanasia adalah satu-satunya putriku.” Ucap Claude penuh penekanan.
“ohh. Begitu ya… kalau begitu, selamat datang, kakak!!” ucap Athanasia penuh semangat.
Hari ini ia tak tahu kejutan apa yang sebenarnya disiapkan Claude menjelang ulang tahunnya ke-16nya.
Tapi sepertinya Claude menyembunyikan sesuatu.
Ia akan mulai mengikuti alur permainannya.
Karena bagaimanapun juga, Claude telah menegaskan kalau hanya Athanasia lah putrinya.
Hal itu sudah cukup melegakan untuk penerus tahta Obelia tersebut.
“terima kasih Tuan Putri!” gadis itu mengangguk dan senyum tulus terpancar diwajahnya.
Athanasia jadi merasa seperti punya seorang kembaran sekarang.
Bisa dilihat dengan jelas.
Meski Nampak lebih dewasa, tapi gadis itu memiliki perawakan yang sama persis dengan Athanasia.
Atau bahkan mungkin bisa disebut, Athanasia versi dewasa.
Entahlah.
Dilihat dari sisi manapun, gadis bernama Anasthasia itu tidak ada bedanya dengan Athanasia, sang pewaris tahta kerajaan Obelia.
Mungkin hanya beda umur saja, ‘mungkin’.
“Athanasia kau bisa kembali ke Istana Emerald lebih dulu.” Ucap Claude mengakhiri acara tea time.
“ah i-iya. Lalu kakak bagaimana?”
“ada yang ingin kusampaikan. Kau tak perlu tahu!”
Athanasia hanya bisa bungkam mendengar perkataan Claude barusan. Sepertinya itu adalah hal yang mereka rahasiakan.
Tapi Athanasia harus berpegang teguh pada prinsip lamanya.
‘Jangan pernah membuat suatu hal yang dapat mengubah pandangan Claude’.
‘kembalilah pada prinsipmu, Athanasia! Atau hari ini akan jadi hari terakhirmu didunia.’ Batin Athanasia mencoba mengingatkan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY TRANSTION //Fan Fiction Who Made Me a Princess//
Fanfiction"Bayangkan jika tiba-tiba Athanasia memiliki seorang kakak tanpa alasan yang jelas! Apakah takdir akan berubah? Bagaimana Athanasia akan menghadapinya? Bisakah ia tepati janjinya pada seseorang yg telah merelakan nyawanya demi akhir yang bahagia bag...