Kriieett…
Seseorang membuka pintu kamar itu dan masuk begitu saja lalu kembali menutupnya.
“aku berhasil!” ucap gadis bersurai coklat itu dengan bangganya.
Ia sangat senang, usaha pertamanya untuk menyingkirkan gadis itu berhasil.
Yah… meski ada sedikit perasaan mengganjal di hatinya.
Ia tak mengerti, kenapa ia tiba-tiba merasa cemas.
Padahal ia sudah selangkah lebih maju.
Lalu apa yang jadi masalahnya sekarang?
Hatinya terasa teriris tanpa sebab.
Dia rengkuh dadanya yang terasa sakit.
Kenapa semua ini harus dia yang merasakannya.
Dia telah mendapatkan semuanya.
Lebih tepatnya hampir.
Tinggal satu hal lagi, penyihir yang selalu di sisi Athanasia.
Dari pada memikirkan perasaan yang tidak berarti itu, Zenith memilih untuk menuju balkon kamarnya sambil menikmati pemandangan.
Tak butuh waktu lama, gadis bersurai Coklat itu sudah ada di balkon.
Ia gunakan satu tangannya untuk menopang dagunya dan yang lain untuk meraih angin lewat.
Meski sudah jelas tidak mungkin.
Suasana hari ini, cerah.
Ya… itu saja.
Langitnya biru dengan beberapa lukisan awan di sana.
Matahari pun sinarnya nampak bersahabat hari ini.
“hemph…”
Zenith menghela nafas berat.
Angin semilir menerbangkan beberapa helai rambut coklatnya dengan halus.
Membuatnya sedikit tergelitik di bagian leher karena ulah angin tersebut.
Ia pun mengingat sedikit bagian masa lalunya dulu, meski jujur saja ia tak mau mengakuinya.
Dulu, dia adalah gadis baik hati yang sangat polos.
Bahkan ia tak tahu apa-apa.
Lalu sekarang, orang bilang dia adalah gadis bermuka dua.
Pintar menyembunyikan kenyataan.
Selain itu, ia juga melakukan semua hal yang ingin ia lakukan tanpa ragu.
Bukankah itu luar biasa?
“haha… Luar biasa ya?” Zenith pun tertawa hambar begitu menyadarinya.
Andai takdir tak di ubah, andai ia tak berubah, semua kenikmatan ini pasti tak akan pernah ia rasakan.
Akhirnya ia bisa rasakan kebahagiaan yang sebenarnya.
Kebahagiaan yang sesungguhnya.
Bukan hanya khayalan yang terus berputar di dalam kepalanya.
Hanya kurang satu hal yang harus ia renggut, penyihir itu.
Harus.
Ia ingin Athanasia merasakan apa yang selama ini ia rasakan.
Memang kehidupannya selama ini terasa menyenangkan, apalagi ketika Claude kehilangan ingatannya sebelum penyihir itu datang dan penguasa Obelia itu meminta Athanasia untuk kembali ke istana.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY TRANSTION //Fan Fiction Who Made Me a Princess//
Fanfiction"Bayangkan jika tiba-tiba Athanasia memiliki seorang kakak tanpa alasan yang jelas! Apakah takdir akan berubah? Bagaimana Athanasia akan menghadapinya? Bisakah ia tepati janjinya pada seseorang yg telah merelakan nyawanya demi akhir yang bahagia bag...