CHAPTER 09

1.1K 140 18
                                    

 attention allert!!!☡⚠

konbawa, minna-san!!!!😃

  Silahkan untuk semua readers yang mau lebih dapet feelnya,

  Kalo baca sambil dengerin lagu Kokoronashi by Gumi ya...😉

  Jangan lupa bawa tisu bagi yang baperan😢

  Soalnya author sendiri waktu nulis juga ngempet banget mau nangis.😭

  Okok. Happy reading guys!! Jangan lupa vote ya...👌

--------

  Seorang lelaki beriris mata Ruby dan bersurai rambut hitam panjang mendaratkan tubuhnya tepat diatas air mancur istana Emerald yang letaknya tak jauh dari taman mawar milik tuan Putri Obelia.

Tep…

  Ia melompat ketanah dengan mudah dan melangkah menuju taman mawar yang luasnya tak main-main.

  Entah kenapa, hatinya menggerakkan. dirinya untuk melangkah ketaman Mawar tersebut.

  Padahal jika ingin langsung bertemu sang tuan Putri, ia tinggal menuju ke dalam Istana Emerald.

  Tapi perasaannya terus memaksa.

  Untuk masuk kearea taman mawar itu.

  Sesampai disana, ia sempat memperhatikan mawar-mawar yang sedang mekar dengan indahnya.

  Wanginya yang semerbak, mirip dengan bau khas pewaris tahta Obelia.

  “mawarnya juga masih dijaga dengan baik. Lalu apa yang salah disini?” ucapnya kebingungan sendiri.

  “hah… entahlah.”

  Ia pun melanjutkan langkahnya mengitari taman mawar tersebut.

  Hingga akhirnya, langkahnya terhenti melihat sesuatu yang seharusnya tak pernah ia lihat selama hidupnya.

---

  Matahari mulai menunjukkan jati dirinya lagi.

  Sinar hangatnya berhasil memasuki celah-celah kelopak mata Athanasia.

  Gadis itu sedikit membuka matanya.

  Tapi bukannya merenggangkan tubuhnya dipagi hari, gadis yang sejak semalam hanya menangis itu kembali mengeratkan pelukan pada kedua kakinya.

  Ia enggan untuk bangkit.

  Matanya terasa perih karena menangis semalaman.

  Matanya sangat sembab saat ini.

  Ia terus meringkuh disana.

  Hingga seseorang memanggilnya.

  “hei bodoh! Apa yang kau lakukan pagi-pagi disini? Kau tidak ada pekerjaan lain ya? Dan apa-apaan baju maidmu itu ha?!”

  suara yang mengejek namun benar-benar familiar berhasil membuat Athanasia mendongakkan kepalanya.

  Athanasia berdecak.

  Jantungnya memburu lagi.

  Tubuhnya mematung.

  Lidahnya tercekat.

  Semua urat nadinya menegang seketika.

Tes…

Tes… tes…

  Air mata kembali merembas dari kedua matanya.

  Hal itu berhasil membuat lelaki bersurai hitam panjang itu terenyah merasa bersalah tanpa alasan.

DESTINY TRANSTION //Fan Fiction Who Made Me a Princess//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang