CHAPTER 10

1K 114 39
                                    

  Waktu tengah menunjukkan pukul Sembilan pagi.

  Itu adalah waktu yang sudah sangat terlambat untuk Zenith sarapan.

  Gadis berambut coklat itu makin mempercepat langkahnya karena perutnya yang sudah tak bisa diajak kompromi lagi.

  Sesampainya didepan ruangan maid pribadinya, tanpa toleransi ia membanting pintu.

BRAKK...

“Athanasia! Kau tahu waktuku sarapan sudah terlewat!! Cepat bawa makanan kekamarku!! Awas saja kalau kau tak cepat datang. Akan kuadukan pada ayah!!” bentak Zenith dengan wajah yang nampak masih menahan separuh emosinya.

  Athanasia yang masih membetulkan baju maidnya itu pun hanya mengangguk pelan pada Zenith.

  “nah… itu baru bagus.” Zenith menampakkan senyum kemenangannya.

  Saking senangnya ia bisa mengimintidasi Athanasia, ia tidak menyadari jika sedari tadi ia diperhatikan oleh seseorang yang duduk disofa kamar milik Athanasia.

“hei Chimera! Berani sekali kau tak memanggil Athanasia tuan Putri?!” ucap seseorang dengan nada dingin.

  Zenith dan Athanasia langsung menoleh kearah asal suara dingin tersebut.

  Melihat siapa pelakunya, Athanasia memilih bungkam.

  Sedangkan disisi lain, mata Zenith seketika terbuka lebar melihat sosok seorang penyihir kerajaan terkuat yang hilang entah kemana selama ini.

“Tu-tuan Penyihir?! Ah… s-selamat datang kembali di kerajaan Obelia. Saya tidak menyangka anda sudah berada disini.” Sapa Zenith dengan senyumnya yang paling ramah untuk menutupi rasa terkejutnya.

“Cih! Aku tidak butuh sambutanmu, dasar Chimera!” Lucas mendecih karena kesal.

‘a-apa dia bilang? C-Chimera ha?’

  Zenith mati-matian menyembunyikan rasa kekesalannya pada Lucas.

“nona Zenith, saya sudah hampir selesai. Jadi silahkan nona Zenith tunggu diruangan anda, saya akan segera kesana.” Ucap Athanasia seramah mungkin.

  Bahkan sangat mirip dengan maid provesional.

  Lucas sempat merasa aneh dengan yang diucapkan Athanasia barusan.

  Lucas mencoba memeriksa apakah ada yang tengah menyumbat pendengarannya dengan mengoreknya menggunakan jari kelingkingnya.

“baguslah. Kau harus cepat. Atau aku akan kesini dengan buah tangan untukmu!”

   BLAM!!!

  Zenith membanting pintu kamar Athanasia.

  Membuat Lucas dan Athanasia sedikit terjingkat.

‘hah… aku harus lebih terbiasa.’ Batin Athanasia.

  Athanasia tenggelam dengan pikirannya sendiri, sedangkan disisi lain Lucas tengah menghampirinya.

  Tanpa memanggil maupun memberi peringatan, Lucas langsung mencengkram pergelangan tangan Athanasia dengan kasar dan menariknya menuju sofa.

  Athanasia tersentak gara-gara tindakan Lucas yang begitu tiba-tiba.

“Lucas! Ada apa?” Tanya Athanasia bingung.

BUKK…

“agh!”

  Tanpa perasaan Lucas menghempaskan tubuh Athanasia kesofa dan langsung mengunci pergerakan Athanasia dengan kedua tangannya.

  Athanasia sedikit merasa kesakitan karena tubuhnya membentur sofa terlalu keras. Apalagi tubuhnya masih dalam keadaan lemah.

DESTINY TRANSTION //Fan Fiction Who Made Me a Princess//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang