Sret…
Sret…
Klek…
“Felix! Ganti bolpoinnya!” perintah Claude.
Felix hanya mendelik mendengar perintah Claude barusan.
Bolpoinnya patah?
Lagi?
Gila!
Sebenarnya apa yang Claude pikirkan sekarang?
Felix benar-benar tak mengerti.
Sudah kesekian kalinya ksatria berambut merah maroon itu mengganti bolpoin lapis emas yang Claude gunakan untuk menulis.
Bisa di bayangkan betapa mahalnya bolpoin berlapis emas itu.
Satu buahnya bisa bernilai seratus hingga dua ratus keping emas atau senilau dengan sebuah berlian murni.
Felix hanya menghela nafas pasrah.
Ia buka rak yang biasa di gunakan untuk menyimpan bolpoin yang selalu di gunakan oleh Claude.
Yang benar saja!
Tinggal tiga buah?!
Sudah pasti Claude akan mematahkan ketiga bolpoin ini.
kenapa nasib begitu sial hari ini?!
“hemph… Yang Mulia, perlukah saya memesan bolpoin lagi?” Tanya Felix sambil menyerahkan bolpoin yang ia bawa pada Claude.
“beli 100 buah.” Jawab Claude dengan enteng.
“ha?!”
Sontak Felix terkejut mendengarnya.
100 bolpoin sama saja dengan seratus berlian murni!!
Felix akhirnya hanya bisa kembali menghela nafas berat.
Sudahlah, turuti saja.
Ngomong-ngomong, sepertinya Claude banyak pikiran.
Apa yang bisa membuat Claude berpikir keras hingga mematahkan puluhan bolpoin berharga fantastis itu?
“Yang Mulia! Apa ada masalah?” Tanya Felix cemas.
“sudah berapa lama sejak ledakan itu?” Tanya Claude.
“hm… kira-kira satu minggu.” Jawab Felix seingatnya.
“gadis itu sudah bisa berjalan?” Tanya lagi Claude tanpa mengalihkan pandangannya sama sekali dari kertas yang ada di hadapannya.
“terakhir saya lihat Tuan Putri kemarin, Yang Mulia. Tuan Putri sudah bisa berjalan. Hanya saja belum bisa berlari. Sekiranya hanya itu yang saya tahu.” Jelas Felix seadanya.
Felix sudah terbiasa seperti ini lagi.
Ketika Claude tiba-tiba peduli pada Athanasia, tapi langsung pergi ketika Zenith mencegah keduanya bertemu, Felix sudah terbiasa.
Makanya ia tak terkejut.
“kenapa kau masih memanggilnya Tuan Putri?” Tanya Claude lagi.
Dengan pertanyaan seperti ini, Felix juga makin terbiasa.
Hampir setiap harinya Claude menanyakan hal yang sama.
Dan jawaban Felix tetaplah sama.
“karena dia memang Tuan Putri, Yang Mulia! saya tidak berhak memanggil namanya.” Jelas Felix untuk yang kesekian kalinya.
“kau selalu menjawab dengan pertanyaan yang sama.” Dengus Claude.
Felix hanya menunduk begitu mendengar ucapan Claude.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY TRANSTION //Fan Fiction Who Made Me a Princess//
Fanfiction"Bayangkan jika tiba-tiba Athanasia memiliki seorang kakak tanpa alasan yang jelas! Apakah takdir akan berubah? Bagaimana Athanasia akan menghadapinya? Bisakah ia tepati janjinya pada seseorang yg telah merelakan nyawanya demi akhir yang bahagia bag...