Chapter 36

1.8K 95 17
                                    

Takut.

Satu kata yang paling tepat untuk apa yang Athanasia tengah rasakan sekarang. Dia benar-benar ketakutan.

Nyawanya hampir saja melayang, siapa yang tidak takut jika nyawanya hampir melayang?

Tubuhnya bergetar hebat.

Air mata tak henti-hentinya menetes dan ujung kedua matanya.

Kedua kelopak matanya basah, dan ia tak berani sedikitpun berpindah tempat dari pohon itu.

Terlalu takut untuk pergi.

Takut jika nyawanya dalam bahaya lagi.

Gadis beriris sapphire itu sudah tak bisa berpikir dengan baik.

Dia tak tahu harus berpikir bagaimana lagi.

Wush…

Angin nan dingin menerbangkan beberapa helai rambutnya.

Daun-daun yang berserakan di tanah ikut melayang.

Hal itu menambah suasana jadi makin mencekam.

Athanasia makin meringkuh di bawah pohon itu.

Lamat-lamat ia berharap ada seseorang yang menemukannya dan membawanya pulang.

Pulang kemanapun itu tak masalah, yang penting nyawanya masih selamat.

Meski sudah pernah mati sekali, tapi jika harus mati lagi itu tetap saja mengerikan baginya.

Meski sudah meyakinkan dirinya bahwa tujuannya adalah untuk mengakhiri hidupnya, tapi tetap saja ia ketakutan jikalau nyawanya kembali melayang begitu saja.

“ayah… Lucas… Izekiel… Felix… Lily… siapapun… bawa aku pulang…” rintih Athanasia lirih.

Tubuhnya mendekam tepat di bawah pohon itu.

Kakinya lemas.

Berpindah tempat saja rasanya ia sudah tak sanggup lagi.

Kini ia hanya bisa berharap dan berharap, siapapun itu, kemanapun itu, membawanya pulang.

Tak harus ke istana.

Tak harus ke kerajaan Obelia.

Selagi ia bisa hidup, Athanasia pasti akan mengikutinya.

Kresek…

Kresek…

Terdengar suara ranting-ranting yang patah.

Jelas-jelas itu karena di injak secara sengaja.

Seketika nafas Athanasia tercekat.

Dia peluk dirinya makin erat lagi.

Dia takut, Clad yang tak ia kenal, akan menyerangnya lagi.

Clad yang terakhir kali ia lihat, bukanlah Clad yang berjanji untuk menemuinya lagi.

Athanasia berani bersumpah itu bukanlah Clad yang Athanasia kenal.

Lalu siapa yang tengah berjalan mendekatinya?

Clad yang lain lagi?

Siapa yang bisa masuk ke hutan semengerikan ini?

siapa?


Saking tak bisa berpikir rasional lagi, Athanasia nyaris tak sadar jika orang yang tadi menginjak ranting sudah berdiri condong di belakangnya.

“hegh!”

Tubuh Athanasia menegang begitu sadar ada seseorang yang berdiri di belakangnya.

Gadis beriris sappire itu tak bisa lagi berpikir.

Satu kalimat yang terus terlintas di pikirannya,

‘dia akan tamat saat ini juga’.

Wush…

Hawa dingin kembali menerpa tubuhnya.

tudung jubah hitamnya terlepas dari kepalanya.

DESTINY TRANSTION //Fan Fiction Who Made Me a Princess//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang