Chapter 34

618 74 5
                                    

Tap…

Tap…

Tap…

“huh… aku lelah…” ujar Athanasia lirih.

Baru beberapa lama Athanasia melangkah pergi, tapi dirinya sudah jelas.

Mau bagaiamana lagi?

Tak lama setelah memulai perjalanan sendiri, ia harus turun tebing untuk mencapai lembah terdalam.

Buah bery musim dingin berada di lembah terdalam hutan Gairz.

Jelas jika Athanasia kuwalahan karena harus turun tebing yang sangat curam tersebut.

“fyuh… sedikit lagi.”

Athanasia sudah sejauh ini.

Dia tidak boleh menyerah begitu saja.

Sedikit lagi, dan ia akan sampai.

Sring…

“eung! Silau…”

Sebuah sinar yang amat terang berhasil mengejutkan Athanasia.

Untung saja gadis itu berada pada posis yang menguntungkan.

Jadi ia masih bisa berpegangan pada tebing sambil menghalau sinar yang lebih menyilaukan masuk ke matanya.

Bukan hanya sesaat, tapi ketika Athanasia mencoba untuk turun lagi, tak ada tanda-tanda jika sinar itu akan hilang.

Tapi sepertinya malah makin terang.

“apa itu buahnya?” ujar Athanasia menebak-nebak.

Tidak ada salahnya mencoba.

Tanpa mempedulikan sinar yang makin terang tersebut, Athanasia mulai turun dengan lebih cepat.

Tap…

Di titik terakhir kakinya menapak, ia sudah sampai titik paling bawah.

Tepatnya dasar lembah.

Kabut lumayan tebal di bawah.

Bahkan Athanasia kebingungan harus bagaimana.

Di sekililingnya banyak cahaya yang muncul namun tetap kalah dengan tebalnya kabut.

“hm… yang mana ya?”

Krek…

“eh?”

Athanasia merasa menginjak sesuatu.

Di lihatnya kearah belakang, dan sesuai harapan…

“wuah!! Buah bery!! Akhirnya!!”

Dengan penuh semangat gadis itu langsung berjongkok tepat di semak-semak yang bercahaya karena mana yang meluap tak beraturan dari buah bery musim dingin tersebut.

Tak salah lagi.

Ini memang berry musim dingin.

Lihat jejak yang Athanasia injak tadi, kurang lebih radius 20 centimeter di situ jadi beku karena sihir pembekunya meledak dari dalam berry tersebut.

“wuah… berapa banyak ya?”

Tanpa pikir panjang, Athanasia segera memetik buah-buah berry musim dingin tersebut dengan penuh semangat.

Tak butuh waktu lama, ranjang buah yang ia bawa sudah lumayan penuh.

Lagipun, Athanasia bukan manusia yang sangat serakah.

Tapi…

Sedikit.

Sulit untuk di akui.

Tapi ia tak akan mengambil semua berry-nya.

DESTINY TRANSTION //Fan Fiction Who Made Me a Princess//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang