CHAPTER 14

925 92 17
                                    

  Cring…

  Cahaya yang sangat terang berhasil membuat Athanasia membuka matanya perlahan.

  Punggungnya terasa sakit tanpa alasan.

  Ia membuka matanya dengan sedikit meringis lantaran juga agak terasa perih tanpa alasan yang jelas.

  Athanasia sedikit mengangkat tangannya agar bisa menghalau sinar yang menyilaukan matanya.

‘uh! Dimana aku?’ batinnya.

“hei bodoh! Sampai kapan kau akan menutup matamu?”

  tiba-tiba muncul suara orang yang sangat familiar ditelinganya.

  Seketika Athanasia yang sedari keadaannya berbaring entah dimana, ia langsung terduduk.

  Alangkah terkejutnya dia ketika mendapati dirinya tengah terduduk dihamparan ladang bunga mawar putih yang sangat-sangat luas.

  Dan dihadapannya, seorang lelaki beriris mata ruby dan bersurai rambut hitam panjang dengan memakai jubah penyihir tengah berkacak pinggang.

“Lucas?!”

Athanasia terkejut bukan main.

“ah! Sudah sadar ternyata.” Ucap Lelaki itu santai.

  Athanasia pun berdiri dan menghadap kearah Lelaki itu.

“kenapa kita disini? Dimana ini?” Tanya Athanasia terheran-heran.

  Apalagi Lelaki yang nampak seperti Lucas itu berpenampilan dewasa.

“kau bodoh ya? Kau berada di persimpangan kematian tau’!” ujar lelaki itu ketus.

“hah? Maksudmu?” Athanasia hanya terbengong mendengarnya.

   Ia menatap lekat orang yang ada dihadapannya saat ini.

  tidak ada bedanya dengan Lucas versi dewasa.

   Tapi kenapa orang ini mengatakan seakan-akan ia sudah diambang kematian.

“kau… bukan Lucas ya..?” Tanya Athanasia dengan ragu.

  “kalau aku bukan Lucas lalu siapa? Memangnya kau tidak ingat dengan yang Athana- m-maksudku Anasthasia katakan?!”

  lelaki itu malah balik terheran-heran dengan sikap aneh Athanasia dihadapannya.

“apa?! Kakak disini? Benarkah? Dimana dia? Aku ingin bertemu dengannya!”

  Athanasia dengan semangat empat lima memberondong lelaki didepannya dengan berbagai pertanyaan.

“argh!! Kau itu hampir mati bodoh!”

  PLETAK…

  Lelaki itu menjitak dahi Athanasia lumayan keras.

“aduh! Hei! Itu sakit!!” ujar Athanasia sambil mengelus-elus dahinya yang nampak merah.

“salahmu sendiri bodoh.” Ketus Lelaki tersebut.

“awas ya kau! Aku panggil Lu-, tunggu! Kau sebenarnya siapa? Dan ini dimana? Seingatku aku tenggelam di danau?” Athanasia baru menyadarinya.

“iya iya kau benar. Kau hampir membuat wujud masa laluku mati bodoh!” ketus lelaki itu karena kesal dengan kebodohan gadis dihadapannya.

“hah?! M-maksudmu?! J-jadi kau tuan penyihir yang selalu kakak ceritakan?!!”

  Athanasia terkejut bukan main.

  Jadi yang dihadapannya sekarang adalah tuan penyihir yang selalu Anasthasia ceritakan dan sudah tewas itu.

  “baru nyadar ternyata.”

DESTINY TRANSTION //Fan Fiction Who Made Me a Princess//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang