Chapter 32

507 62 19
                                    

“… aku telah mengecewakannya!!” bentak Athanasia mati-matian menahan kekesalan dan air matanya.

“apa?”

Bukannya menyangkal atau apa, Clad nampak terkejut mendengar ucapan Athanasia barusan.

Hal itu berhasil membuat gadis bersurai blonde itu penasaran.

Karena biasanya, orang jarang mau mengalah dalam berpendapat.

Tapi sepertinya, ada yang aneh pada Clad.

“kenapa kau begitu? Apa salah Lucas?” Tanya Athanasia.

Kakinya jadi terasa lemas.

Gadis itu memilih untuk kembali duduk.

Dia sudah lelah marah atau menahan emosi yang lainnya.

Sudah cukup.

Tujuannya di sini bukan untuk berdebat.

Melainkan untuk mencari buah beri musim dingin lalu kembali ke Istana Emerald.

Tapi sepertinya, kata kembali jadi kurang tepat.

Lebih tepatnya, untuk mengakhiri kesengsaraan hidupnya.

“hm… maafkan aku.” Ujar Clad tiba-tiba.

Meski terkejut, Athanasia tetap bisa dengan sempurna menyembunyikan keterkejutannya.

Gadis itu hanya mengangguk sekali dan memeluk kedua lututnya.

Ia benamkan wajahnya di antara kedua lututnya yang tertekuk.

“hidup itu memang sulit. Kau bilang Lucas kan? Aku mengenalnya dengan baik. Dia sering membantuku. Meski dia dan aku sama-sama dinginnya. Itu aneh bukan?” ujar Clad memulai pembicaraan yang tadi hilang entah kemana.

Mendengar Clad mengucapkan nama Lucas, Athanasia mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah Clad yang nampak sedang menatap langit yang jelas-jelas tak terlihat sama sekali.

“kau… kenal dia?” Tanya Athanasia penasaran.

Clad balik menoleh pada Athanasia.

Selang beberapa saat, Clad melihat kembali ke langit tak nampak tersebut.

“ya. Dia yang membuatku bisa bertahan di hutan ini. dia yang memintaku, untuk menjaga hutan ini.” jelas Clad.

“ah. Begitukah. Dia…, memang sangat baik.”

Athanasia kembali meringkuh.

Mendengar pernyataan Clad membuat Athanasia makin merasa bersalah.

Mau bagaimana lagi, sudah jelas Athanasia yang salah.

Berulang kali Lucas melindunginya, tapi kenapa Athanasia tetap begitu naif menolak semua yang Lucas lakukan untuk melindungi dirinya.

Dia memang gadis naif yang tak bisa mengerti orang lain atas dirinya sendiri.

“sepertinya kau memang banyak beban. Ceritakan padaku. Aku berjanji tak akan tunjukkan hal itu pada siapapun.” Pinta Clad.

Clad sadar akan kegelisahan yang menghantui pikiran Athanasia.

Dari tingkahnya saja, itu sudah terlihat jelas.

Tak perlu di jelaskan pun Clad sudah mengerti dari awal.

“kau mau mendengarku?” Tanya balik Athanasia.

Dia tak yakin Clad mau mendengar kisah kenaifan dirinya selama ini.

Clad hanya tersenyum kecil mendengar pertanyaan Athanasia.

Mungkin itu artinya bukan masalah.

Athanasia akhirnya mencoba untuk menenangkan hatinya.

DESTINY TRANSTION //Fan Fiction Who Made Me a Princess//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang