CHAPTER 04

2K 229 26
                                    

(Flashback on)

“kau siapa? Bagaimana mungkin?” Tanya Claude dengan nada yang terasa sedikit aneh.

  Atau bahkan mungkin agak… gemetar?

“Yang Mulia. Bolehkah saya memperkenalkan diri terlebih dahulu?” Tanya gadis itu dengan nada yang sangat sopan dan anggun.

“ya..” jawab Claude datar.

  Pandangan Claude menatap lurus gadis itu dengan tatapan mengintimidasi, alias meminta penjelasan yang sejelas-jelasnya.

“perkenalkan. Nama saya … !” ucap gadis itu dengan nada setenang mungkin.

“Apa? Hei! Kau jangan main-main disini! Atau sekarang juga aku akan memenggal kepalamu karena telah berani menggunakan nama putri mahkota Obelia!!” tegas Claude.

Claude memberikan tatapan membunuhnya pada gadis.

Tak habis pikir gadis itu dengan berani memakai nama putrinya saat memperkenalkan namanya.

“tapi itu benar nama saya yang mulia. Umur saya sekarang 17 tahun. Dan beberapa hari lagi adalah ulang tahun saya. Dimana …”

“apa?” Claude tercekat mendengar kalimat terakhir gadis itu.

“bagaimana mungkin aku melakukannya, bocah?!”

  BRAKK…

Claude menggebrak mejanya dengan lumayan keras.

  Bahkan beberapa kertas yang berada diatas mejanya ikut berhamburan kelantai.

  Daniel yang sedari tadi mencoba tak peduli dengan percakapan dua orang aneh itu ikut terjingkat.

  “…”

   Mata Claude kembali melebar sempurna mendengar penjelasan gadis tersebut.

  Dia menggigit bibir bawahnya untuk menahan emosi.

  Mau tak mau ia harus mendengar penjelasan lebih jauh gadis itu.

  Karena bagaimanapun juga, apa salahnya berjaga-jaga.

Siapa tahu memang benar perkataan gaids misterius yang sangat mirip dengan anak semata wayangnya.

  “hah… sekarang jelaskan kenapa kau menemuiku!” ucap Claude kembali duduk pada kursinya.

  “…”

  Gadis itu menjelaskan dengan begitu semangat.

  Saking semangatnya bahkan sampai ia tak menghiraukan jika lawan bicaranya adalah orang tua yang paling ia takuti selama hidupnya.

  “itu saja yang mulia. Saya hanya menginginkan akhir yang baik. Meski saya nanti tak dapat merasakannya, paling tidak saya masih bisa melihat akhir yang baik dari jauh. Maaf atas keegoisan saya yang mulia.!” Ucap gadis itu kembali meminta maaf karena keinginannya yang mungkin terlalu berlebihan.

“kuharap kau bisa membuktikan hal itu, bocah. …”

  Perkataan selanjutnya dari Claude berhasil membuat gadis itu hampir meneteskan air matanya dari sekian kali air matanya yang terus mengalir dalam kehidupannya selama ini.

“T-terima kasih Yang M-Mulia! T-terima kasih! Terima kasih banyak!!” gadis itu kembali menunduk dan tanpa sadar air matanya mengalir.

  Melihat gadis itu menangis, Claude tak sanggup melihatnya.

  Karena bagaimanapun juga, gadis itu sama persis dengan Athanasia.

“hei kau! Jangan menangis disini, atau aku akan mengambil nyawamu sekaranh juga.” Ucap Claude sambil memalingkan wajahnya kesamping.

DESTINY TRANSTION //Fan Fiction Who Made Me a Princess//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang