CHAPTER 17

742 85 45
                                    

  Drap…

  Drap…

  Drap…

  “hah… hah… hah…”

  Seorang ksatria bersurai merah maroon tengah berlari dengan nafas yang mulai ngos-ngosan menuju ruang kerja penguasa Obelia.

Apapun tanggapan dari tuannya nanti, ia akan tetap menyampaikan.

Meski tuannya kehilangan ingatan tentang putrinya, tapi ia tak akan melupakan satu hal jika tuan Putri adalah putri semata wayang tuannya.

  Dia begitu nampak bersemangat hari ini.

  Bagaimana tidak?

  Tuan Putri yang dikira tak akan bangun dari tidur panjangnya akhirnya terbangun hari ini.

Felix mengetahui hal itu ketika ia tidak sengaja lewat di depan kamar Athanasia dan melihat Izekiel terduduk disana.

(flashback on)

“felix!” panggil Claude.

Yah… seperti biasa.

Sang penguasa Obelia itu masih sibuk dengan ratusan kertas yang ada dihadapannya itu.

Karena merasa terpanggil, sang pemilik nama langsung mendekati tuannya.

“ada apa, Yang Mulia?” Tanya Felix ketika tepat berdiri dihadapan Claude.

“lihat keadaan gadis itu!” perintah Claude tanpa mengalihkan perhatiannya dari kertas-kertas kerjanya.

“hah? M-maksud anda?”

Felix terenyah mendengarnya.

Apa ia salah dengar lagi?

Benarkah tuannya ini memerintahkan apa yang barusan ia katakan?

Benarkah?

  Apa ia bermimpi?

“perlukah aku mengatakannya lagi?”

  Claude langsung menatap Felix dengan sangat tajam.

Sangat-sangat tajam.

Seakan-akan tatapan itu akan membunuhnya.

  “a-ah! B-baik, Yang Mulia!”

  Seketika Felix melipir pergi untuk menghindari tatapan maut Claude yang begitu mengerikan.

  Ksatria bersurai merah maroon itu sempat terdiam didepan pintu ruang kerja Claude karena merasa aneh.

Bagaimana tidak?

Sejak ia dan tuannya diusir oleh Lucas dari kamar Athanasia, Claude tak pernah menanyakan lagi keadaan putri semata wayangnya.

“tak biasanya Yang Mulia memintaku melihat Tuan Putri. Hm… terakhir kali kapan ya?” gumam Felix.

“hah… sudahlah. Lagipun aku akhirnya bisa melihat Tuan Putri!”

Dengan semangat empat lima, Felix melangkah menuju kamar Athanasia yang berada di Istana Emerald.

Singkat cerita, selama perjalanan menuju ruang kamar Athanasia, Felix sering melamun karena memikirkan alur pikiran Claude yang sering berubah-ubah.

  Apakah itu karena ingatannya yang hilang?

Atau karena sihir hitam Zenith?

Atau mungkin juga karena penguasa Obelia itu mulai mengingat kembali sang Putri?

‘argh!! Bisa gila aku terus memikirkannya!!’

  pikiran Felix benar-benar buntu.

  Tanpa sadar, ia sudah berada didekat pintu kamar Athanasia yang nan besar dan megah itu.

DESTINY TRANSTION //Fan Fiction Who Made Me a Princess//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang