“TUAN PUTRI!!! SELAMAT ULANG TAHUN!!” ucap Lilian, Seth dan juga Hanna dikamar Athanasia dengan sekotak coklat dibawa oleh Hanna.
Athanasia langsung tersenyum mendengarnya.
Baru bangun tidur Athanasia sudah diberi ucapan selamat.
Apalagi nanti?
“ah, i-iya terima kasih. Kalian selalu saja menjadi yang pertama.”
“tuan Putri, ini hadiah dari kami bertiga. Satu kotak coklat berbagai rasa, Tuan Putri.” Hanna memberikan kotak yang penuh dengan coklat pada sang pewaris tahta Obelia.
“coklat?? Wahh… aku tak menduganya.” Athanasia terlihat begitu senang.
Ketiga maid itu hanya tersenyum melihat Athanasia menyukai apa yang mereka berikan.
Padahal Athanasia hanya bahagia karena bisa merasakan enaknya coklat lagi setelah dilarang habis-habisan oleh Lilian.
“Tuan Putri, setelah ini anda bisa mencoba coklatnya. Tapi kami harus menyiapkan tempat yang diinginkan Tuan Putri. Jadi mohon maaf karena tidak bisa menemani.” Ucap Seth meminta maaf atas nama ketiganya.
“iya gak apa kok.” Bahkan sebelum Seth bicara pun Athanasia sudah melahap beberapa coklat dalam kotak itu.
Wajahnya bersemu karena bisa menikmati manisnya coklat yang lumer didalam mulutnya.
“kami permisi, Tuan Putri.”
Ketiga maid kesayangan Athanasia pun pergi meninggalkan ia sendirian dengan senang menikmati coklatnya.
Tok… tok… tok…
GREKK…
Seseorang pun masuk kedalam kamar Athanasia begitu saja.
Athanasia sudah tahu.
siapa yang akan begitu selain kakaknya, Anasthasia?
“anda sudah bangun, Tuan Putri?” Tanya Anasthasia mulai merapikan buku-buku Athanasia yang berserekan.
“um… iya.” Ucap Athanasia dengan coklat yang memenuhi mulutnya.
“hm… selamat ulang tahun, Tuan Putri! Saya hanya bisa memberikan sebuah hadiah kecil untuk anda. Semoga anda menyukainya.”
Anasthasia pun mengambil sesuatu dibalik baju maidnya dan menyerahkan sebuah kotak berwarna merah.
“wah… terima kasih kakak! Boleh kubuka sekarang tidak?” Tanya Athanasia bersemangat.
Ia bahkan sempat melupakan kotak coklatnya.
“iya silahkan!”
Tep….
Sebuah sinar yang agak menyilaukan mata keluar dari dalam kotak berwarna merah tersebut.
Menatapnya dengan tatapan takjub, Athanasia mengambilnya.
Ia benar-benar terkagum-kagum dengan apa yang Anasthasia berikan padanya.
Sebuah gelang dengan hiasan berlian bundar pipih berwarna biru shappire tengah berada digenggamannya.
“wah… indah sekali!!!” ucap Athanasia dengan mata yang berbinar.
“iya memang. Tapi maafkan saya karena saya tidak dapat memberikan pasangannya.” Ucap Anasthasia sedikit sedih.
“hei… ini sungguh luar biasa. Hanya ini saja aku sudah sangat bahagia. Ngomong-ngomong apa pasangannya?”
“pasangannya ya… sebuah kalung berlian dengan permata ruby sebagai liontinnya. Sebenarnya gelang itu milik Tuan Penyihir, saya yakin Tuan Putri akan menjaganya sebaik mungkin.” Jelas Anasthasia.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY TRANSTION //Fan Fiction Who Made Me a Princess//
Fanfiction"Bayangkan jika tiba-tiba Athanasia memiliki seorang kakak tanpa alasan yang jelas! Apakah takdir akan berubah? Bagaimana Athanasia akan menghadapinya? Bisakah ia tepati janjinya pada seseorang yg telah merelakan nyawanya demi akhir yang bahagia bag...