20; pacaran

10.3K 1.4K 253
                                    

Doy dan Ara sudah berada di tempat alat elektronik. Ara masih bertanya-tanya, untuk apa mereka kesini?

"Doy? Mau ngapain kita? Masa pacaran disini?"

"Ya kali kita pacaran disini. Aku mau beli mini proyektor dulu"

"Hah? Buat apaan?"

Doy hanya tersenyum miring sambil terus berjalan ke arah kasir dan meninggalkan Ara yang sedari tadi kebingungan, ini mau pacaran apa persentasi? Benaknya

"Sekarang kemana?" Tanya Ara sambil memasangkan sabuk pengamannya seraya menoleh ke Doy yang sedang menyalakan mobilnya

"Ke mini market"

"Ngapain?"

"Beli sunlight, udah abis"

"Oh iyaya..."

Doy hanya tertawa kecil.

Sesampainya di mini market, Doy mengambil 2 sabun pencuci piring itu dan memasukannya ke dalam keranjang.

Bukannya ke kasir, Doy malah ke tempat bagian makanan, Ara mengikuti Doy dari belakang

"Cheetos? Citato?"

Ara hanya mengangguk. "Minumnya?" Tanya Doy

"Nu green tea"

Selesai dari mini market, mereka berdua kembali ke mobil dan pulang ke rumah.

Ara membawa kresek berisikan makanan dari mini market, Doy membawa proyektor mini.

"Kamu duluan gih yang ke kamar mandi" titah Doy seraya ke kamar

"Iyaa" Ara pun membuka jilbabnya dan mengambil handuk kecil lalu masuk ke dalam kamar mandi

Doy sibuk menyiapkan kejutan kecil yang ia sebut 'pacaran' itu. Doy memasang proyektor mini nya itu di dalam kamar dan menghadapinya ke arah dinding kamar nya yang berwarna putih polos itu

"Film apa yaa? Masa nonton fifty shade sih... eh astaghfirllah. Eh kenapa astaghfirullah kan udah halal" kata Doy sambil membetulkan kabel-kabel

Doy pun merapikan kasurnya dan bantal-bantal agar terasa nyaman saat menonton film nanti. Doy pun menyiaplan cemilan yang tadi mereka beli di mini market

Ara pun keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kamarnya. Detik itu juga Doy keluar dari kamar.

"Eh eh jangan dulu masuk yaa, aku bebersih dulu"

"Ih, kenapa?"

"Duduk dulu disini!" Doy mendorong Ara dan Ara pun duduk do sofa ruang tengah dengan poni sedikit basah.

Doy pun buru-buru masuk ke dalam kamar mandi. Ara memilih memainkan hapenya sambil menunggu Doy

Tak lama, Doy langsung keluar dari kamar mandi dengan wajah dan rambut masih sedikit basah. Ara yang melihatnya, langsung membantu mengeringkan wajah dan rambut Doy dengan handuk kecilnya yang tadi masih melingkar di lehernya

"Buru-buru banget, masih basah juga" kata Ara yang fokus mengeringkan wajah dan rambut Doy

Doy menatap lekat Ara, jantungnya berdegup. Masih belum beradaptasi dengan perhatian-perhatian kecil Ara.

"Yukk masuk kamar!" Doy menarik tangan Ara

Kebetulan, Ara dan Doy memakai kaos putih. Ara yang masuk ke dalam kamar terkejut dengan keadaan kamar yang sudah di sulap oleh Doy

"Doy... kamu nyiapin ini semua?"

Doy mengangguk sambil menyiapkan bantal-bantal untul Ara."Sini, bobo, kita nonton film"

Ara pun menghampiri Doy dan tidur di sampingnya. Ara masih takjub dengan kejutan yang di beri oleh Doy. Doy masih sibuk mencari-cari film.

Ara sedaritadi menatap Doy, "Ra... kamu mau nonton apa?"

"Little women aja"

"Okee"

Ara mendekatkan dirinya ke badan Doy. Menautkan lengannya ke lengannya Doy. Doy tersenyum dengan pandangan yang masih ke layar

Film pun di putar. Lampu kamar berganti menjadi warna oranye, khas bioskop diluar sana.

Ara fokus menonton film sambil merangkul Doy. Sedangkan pikiran Doy ke lain arah.

Tangan kanan Doy yang masih bebas mencoba untuk mengelus puncak kepala Ara. Namun, perlu di ingat, Doy masih belum beradaptasi dengan situask seperti ini

Ara mengangkat kepalanya dan menatap Doy.

"Rame ya filmnya" kata Ara

"Iyaa..." kata Doy sambil mengurungkan niatnya

Ara kembali mengangkat kepalanya dan menatap Doy, Doy membalas menatap Ara, "Apa?"

Ara memanyunkan bibirnya sambil memejamkan matanya. Doy langsung kaget.

"Uh uku uduh munyun nuh" kata Ara dengan kondisi bibir yang masih manyun

Doy grogi dan malu pun mengalihkan pandangannya "Ekhem"

Doy hanya menempelkan tangannya di mulut Ara yang sudah manyun itu. Ara langsung membuka matanya dan menatap Doy kesal

"Ah beteeeee!"

"Udah sih fokus aja tuh film" kata Doy sambil membetulkan kepala Ara untuk menghadap ke layar

Ara memanyunkan bibirnya kesal.

"Jadi gini yaa, rasanya pacaran" kata Doy tiba-tiba

Ara masih terdiam

"Seneng, gugup, deg-degan tapi kaya terbang gitu."

Ara mengerutkan dahinya tapi masih fokus ke film

"Kamu waktu itu gini juga ya pas pacaran sama Brian?"

"AH jadi gak fokus!"

Doy hanya tertawa, "Sumpah, kok aku masih cemburu aja ya"

Ara menghela nafasnya malas

"Kamu gimana sih waktu itu sama Brian?"

"Mau banget di jawab?" Kata Ara malas

"Iya. Aku kepo"

"Ihhh manis banget, dia tuh halus, lembut, suaranya bagus, bisa main gitar, terus ramah.. hm apalagi yaaa?" Kata Ara dengan nada memancing

Doy hanya diam.

"Tuh kan! Aku cerita, malah ngambek. Udahlah, aku emang selalu salah di mata kamu. Besok-besok aku pindah aja ke telinga kamu. Eaaakk" kata Ara

Doy tertawa kecil, "Alay"

"Kamu sesuka itu ya sama aku? Sampe masih cemburu aja?"

"Iya."

Aduh, kalau Doy tau, hati Ara sebenarnya ingin meledak.

"Tau gak? Waktu umi abi aku pertama kali ke rumah kamu?"

"Iya kenapa?"

"Aku yang maksa mereka"

"Hah?!" Ara bangkit dari tidurnya dan menatap kaget Doy

Doy hanya datar dan mengangguk

"Aku udah bilang ke mereka, aku suka sama kamu. Mau kamu jadi istri aku kelak."

"Ya ampun! Doy! Kok kamu baru cerita sih?"

"Baru sempet dan keinget aja sekarang"

"Kamu kok bisa suka sama aku? Padahal kalo di pikir-pikir aku cantik aja nggak, terus waktu itu belum di jilbab, apa yang kamu suka dari aku?"

Doy mengangkat kedua bahunya

"Gak tau aku juga. Cinta pertama akutuh kamu. Jadi ya gitu deh... sekeras apapun usaha buat lupain cinta pertama, pasti bakal ada sedikitnya tempat di hati buat si cinta pertama nya itu"

Ara hanya terdiam. Masih terkejut dengan ucapan Doy tadi.

"Betul gak?" Tanya Doy

Ara hanya tertawa kikuk, "Ya kali"

"Ngomong-ngomong, siapa cinta pertama kamu, Ra?"

DEG!

Calon Imam • Kim Doyoung vol.2✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang