Seperginya Doy untuk kerja, Ara sedaritadi hanya berdiam di dalam kamar. Memainkan hapenya lalu menonton tv sambil ngemil snack. Dia bingung, harus melakukan apalagi? Ara merasa sangat bosan!
Ara pun memilih untuk menonton drama korea di laptopnya sambil tiduran di atas kasur, tak lupa ia mengambil kue dari kulkas berukuran keci di dalam kamarnya itu.
Seharian Ara habiskan di dalam kamar, sampai-sampai episode drama korea yang ditontonnya menyisakan 3 episode lagi. Doy pun pulang dan memasuki kamar.
Ara langusng bangkit dari tempat tidur dengan sedikit kaget, karean biasanya Ara menyambut Doy dari pintu rumah. Doy terlihat ssedikit, marah? Tapi Ara masih belum menyadari akan hal itu
"Udah pulang ya? Mau aku siapin air angetnya?"
"Gak usah." Kata Doy singkat
Ara hanya mengangguk dan mengambil tas yang ada di pangkuan Doy. Doy sedaritadi memperhatikan gerak-gerik Ara yang belum peka dengan perasaan Doy kepadanya. Doy memejamkan matanya dan duduk di kursi meja kerjanya.
Ara masih mempersiapkan baju salin untuk Doy. "Ra..." kata Doy dengan nada rendah
"Hm?" Ara masih sibuk memilah baju mana yang akan di pakai Doy
"Aku bisa pake baju yang mana aja, udah, sekarang duduk dulu"
Ara menoleh ke arah Doy dengan perasaan bingung. Ada apa dengan Doy? Kenapa situasi ini terlihat serius? Ara pun duduk di tepi kasur dan mereka pun kini berhadapan
"Kamu seharian ngapain aja?"
"Aku? Nonton drakor."
"Kata umi kamu gak keluar-keluar, kenapa?"
"Ohh, aku bosen, bingung harus ngapain. Yaudah di kamar aja nonton drakor sambil nungguin kamu pulang."
"Jangan gitulah Ra... kamu harus keluar sekali dua kali mah.. gak enak sama umi abi."
"Ya gimana, aku tadi lagi males keluar, Doy..."
"Ra... kita harus inget, ini bukan rumah kita."
Ara diam menatap sedih Doy, "Ya aku harus gimana? Aku boseeeennnn"
"Ya ngapain kek Ra, bantuin umi, ngobrol sama umi apa ngapain kek"
"Nyuruh doang. Susah tau di lakuinnya!" Kata Ara sambil bangkit dari duduknya dan melepas jilbab di kepalanya, Ara pun siap-siap untuk tidur
"Kamu udah sholat?"
"Belom."
"Sholat dulu lah, masa langsung tidur?"
"Ish!"
"Hei. Inget, aku udah jadi suami kamu lho?"
Ara pun diam seketika dan bangkit lagi dari tidurnya. Doy bersiap untuk masuk ke dalam kamar mandi, Ara memperhatikan Doy seakan menyesal telah bersikap seperti tadi, Ara pun berjalan ke arah Doy dan mereka pun berhadapan
"Kenapa?" Tanya bingung Doy
"Maaf"
Doy melihat Ara, "Gapapa.."
"Aku belum salim" kata Ara sambil mengambil tangan Doy dan salim kepadanya
"Kan kalo gini manis.."
Ara hanya tersenyum, "Doy, pacaran yuk?"
Doy langsung kaget bukan main dan menjauh dari Ara beberapa senti "Pacaran apaan?!"
"Ih! Biasa aja atuh reaksinya! Ya pacaran atuh? Kan kita belum sempet tuh uwu-uwuan pas jaman kuliah hehe, kita main yuk?"
Doy terlihat berpikir sejenak, "Aku mandi dulu.."
"Siap bos!"
Ara dan Doy sudah berada di jalan braga Bandung. Keadaan jalanan basah mengingat tadi habis hujan, Ara dan Doy turun dari motor. Mereka memilih untuk jalan kaki sambil melihat sekeliling
Ara meraih lengan Doy dan merangkulnya, Doy yang baru pertama kali di perlakukan seperti ini oleh perempuan merasa sedikit gugup namun ia tutup dengan rasa jaim
"Doy! Liat ada yang lagi main musik!"
Ara pun menarik Doy untuk melihat pertunjukan jalanan itu. Doy dan Ara menikmati alunan musik yang di bawakan oleh seorang pemuda dengan rambut sebahu dan menggunalan topi sambil memainkan biola.
Ara sesekali memejamkan matanga, menikmati musik yang indah dan merdu itu. Doy memperhatikan Ara, ada senyuman di bibir Doy saat memperhatikan istrinya itu
"Kalo di pikir-pikir, kita belum honeymoon ya.." kata Doy
"Eh?"
Doy menoleh ke Ara, "Kamu pasti mau honeymoon ya?"
Ara hanya senyum kecut, "Nggak kok..."
"Kamu mau kemana? Kalo kita honeymoon? Luar negeri? Korea?"
Ara melirik Doy dan melepas tautannya dan berhadapan kepadanya, "Aku mau kemanapun asal sama kamu Doy..."
Doy tersenyum malu, "Paan sih, masa cewek yang ngalusin cowok?"
"Ya gapapa! Kan udah suami istri mah bebas! Mau siapapun boleh ngalus."
Doy tertawa, "Iya deh iya, jadi kamu mau kemana kalo ada kesempatan kita buat honeymoon?"
"Ke jogja."
"Jogja?"
Ara mengangguk semangat, "Iya! Aku tuh waktu kuliah punya impian buat kesana sama pacar aku... jalan- jalan ngelilingin jalanan Malioboro sambil nikmatin orang ngebusking di jalanan, sambil rangkul-rangkulan sama pacar, terus habistu makan sekoteng, terus nikmatin langit malam jogja, ahhhh.."
Doy hanya memperhatikan Ara, "Jadi inget si Tolol Brian ya?"
"Ih! Kok bawa-bawa mantan?!"
"Ya habis kamu kaya anak senja gitu pasti ketularan Brian."
"Au ah..." Ara pun meninggalkan Doy, Doy yang panik langsung menyusul Ara dari belakang.
"Maaf maaf bercanda"
"Gak lucu!"
"Iya tau makanya maaf.."
"Kamu kenapa juga bawa-bawa Dia terus?!"
"Aku iri sama dia!"
Ara kaget melihat Doy yang tiba-tiba marah tapi menggemaskan itu. "Aku iri tau gak?! Dia udah pegangan tangan sama kamu! MalahAn aku sendiri yang liat kalian berdua pelukan di depan rumah kamu! Argh! Memori nyebelin itu masih aku inget, kesel banget!"
Ara hanya menganga gak percaya. Ara bener-bener gemas dengan sifat Doy yang seperti ini. Doy mengalihkan pandangannya ke lain arah sambil kesal.
"Kenapa iri? Kan sekarang aku udah jadi istri kamu?"
Doy masih memalingkan wajahnya kesal. Ara gak tahan dengan kegemasan Doy ini! Ara mendekatkan dirinya ke Doy, "Kamu sekarang malah punya kekuasaan penuh atas diri aku lho... masa masih iri sama dia?" Kata Ara merayu Doy
Doy melirik sedikit ke Ara, Ara tersenyum.
"Aku suka banget sisi kamu yang kaya gini Doy...gemes!" Ara pun mencium pipi Doy cepat dan berjalan meninggalkan Doy yang mematung di jalan Braga malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Imam • Kim Doyoung vol.2✔
Fiksi PenggemarKetika dunia kamu udah bukan milik kamu seorang aja, tapi berubah menjadi milik bersama.