24; adik kakak

9.4K 1.5K 291
                                    

Tepat jam 2 pagi, Doy terbangun dari tidurnya karena kebelet buang air kecil. Setelah ia sudah merasa lega, Doy memilih untuk keluar kamarnya sebentar, tenggorokannya terasa kering

Doy berjalan keluar dari kamar, melewati ruang tengah yang terdapat ada Ecan disana sedang tertidur pulas di sofa.

Doy hanya memperhatikan Ecan sambil meminum segelas air putih. Setelahnya, Doy mendekati Ecan. Dilihatnya, Ecan tertidur begitu pulas. Mulutnya terbuka lebar, bantalnya sudah berada di bawah kaki dan selimutnya sudah tidak beraturan

Doy meraih bantal, mengangkatnya pelan-pelan, dan memindahkannya ke kepala Ecan. Ecan sama sekali nggak terganggu dengan apa yang dilakukan Doy, malahan, suara dengkurannya semakin kencang. Doy melihat sebal Ecan, dan meraih selimut yang terlilit diantara kedua kakinya lalu menyelimuti badan Ecan dengan rapi.

Doy menatap Ecan sebentar. Lalu, ia pun berniat untuk kembali ke kamarnya.

"A..." panggil Ecan

Doy kaget bukan main. Ia langsung menoleh ke arah Ecan dengan mata yang terbuka lebar.

"Lho, bangun lo?" Tanya Doy

Ecan perlahan bangun dari tidurnya, dan mengubah posisinya menjadi duduk. Ia menggaruk kedua matanya dengan tangannya

"Aa, Ecan mau cerita"

Doy malah berdecak, "Cerita paan? Dah malem. Bobo lagi gih"

Ecan hanya diam, terlihat sedikit sedih karena bibirnya terlihat maju kedepan beberapa senti

Doy berdecak lagi sambil memasukkan kedua tangannya ke saku dan duduk di samping Ecan

"Mau cerita paan? Buruan"

Ecan langsung menatap Doy senang.

"A Dhika tau kan, lusa, ada acara 4 bulanan?"

Doy mengangguk malas, "Terus?"

Ecan merapatkan mulutnya, menahan, apakah dia harus menceritakan kepada doy?

Ecan terlihat dilema, sesekali menatap takut Doy, "Nggak... gue harus cerita ke A Dhika!" Kata Ecan kepada dirinya sendiri, sedangkan Doy hanya menatap curiga Ecan

"Sebetulnya..."

"Apa sih?"

"Itu.... bukan anaknya abi"

"Hah? Apasih? Apaan yang bukannya anaknya abi?"

Ecan terlihat cemas, sesekali ia menahan napasnya. "Yang di kandungan ibunya Ecan, bukan anaknya abi, A"

Doy membuka matanya lebar, kaget sekaget-kagetnya, kalau dipikir-pikir, memang iya, jangka waktu dari abi dan istri keduanya nikah dengan kandungannya masih terpaut singkat

"Jangan bercanda lo" kata Doy

Ecan memejamkan matanya frustasi dan menekukkan kedua lututnya, ia memeluk lututnya. "Ecan gatau harus gimana" dengan nada lemah

Doy hanya menatap Ecan yang terlihat sekali sedang banyak pikiran.

"Itu bayi dari suaminya ibu sebelum nikah sama abi... sebulan sebelum nikah sama abi, ibu udah hamil."

Doy masih terkejut dengan cerita yang Ecan lontarkan malam ini. Saking kagetnya, Doy sampai tidak bisa berkata sampai ia memilih diam dan terus menyimak Ecan bicara

"Suami ibu ninggalin ibu gitu aja..."

"Ecan gak pernah nganggep suami kedua ibu itu ayah. Gak sudi!"

Doy kini berubah menjadi prihatin terhadap Ecan. Terlihat tubuh Ecan yang mulai bergetar

"Tapi, saat itu, abi nya A Dhika dateng... mau nanggung jawab dan nolongin ibu sama Ecan dari orang-orang jahat"

Calon Imam • Kim Doyoung vol.2✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang