special chapter : Dhika

8.6K 1.3K 193
                                    

Doy menatap dirinya kepada cermin yang menyatu dengan lemari pakaian berbahan dasar kayu itu

Dilihat dirinya. Seragam yang sudah ia masukan rapi dan semestinya seragam anak sekolah. Doy mencoba untuk mengeluarkan kemeja seragamnya dan membuka kancing atasnya 1.

Ia memilih keluar rumah melalui jalan jendela kamarnya. Karena, takut, kalau abinya melihat penampilan dirinya yang seperti ini

Doy menuju tempat berkumpulnya anak-anak terbilang nakal, sebut saja nama tempat itu adalah 'Si Emih'. Karena, pemiliknya kebetulan wanita tua dengan ciri khas memakai baju daster dan ciput yang menutupi kepalanya.

Doy sudah disapa oleh teman sekelas yang juga ikut nongkrong disana. Ada beberapa adik kelas juga yang sudah menyalakan rokok di mulutnya dengan kemampuan yang lihai bak emang-emang tukang bangunan.

Doy melihat temannya yang juga menyalakan korek apinya.

"Mau lu?"

Doy diam, sampai dimana ia menerima satu batang rokok yang telah di sodorkan oleh temannya.

Ia menaruh rokok ke dalam mulutnya, menyalakan korek apinya, dan menghisapnya.

Pertama, ia batuk, karena ada benda asing yang masuk. Diikuti oleh suara tawa teman-temannya. Namun, hisapan kedua Doy dapat menghisap rokoknya dengan lancar

Ia menemukan kenikmatan dalam tiap hisapan dari rokok itu.

"Mau kemana lu?"

"Ke sekolah lah" kata Doy yang sudah berdiri

"Tanggung lah, bolos aja kita"

"Mana bisa. Pkn ada ulangan. Gue duluan"

Doy pun meninggalkan tempat itu dan diam-diam memanjat belakang tebing sekolahan yang mengarah langsung ke kelasnya.

Kebetulan saat itu sudah jam istirahat pertama, jadi ini adalah kesempatan yang bagus untuk dirinya masuk diam-diam.

Doy berhasil masuk kedalam kelasnya

"Ih, Dhika darimana??" Tanya seorang perempuan, yang merupakan teman sekelasnya

"Bukan urusan lo"

Doy buru-buru ke wc siswa untuk menyemprotkan bajunya, agar tidak tercium bekas asap rokok

Dalam perjalanannya ke wc, Doy malah bertemu sosok perempuan yang sudah ia perhatikan akhir-akhir ini

Sepertinya perempuan itu juga sama, ingin ke wc karena ia berjalan terbirit-birit. Doy menatap perempuan yang berjalan semakin dekat dengan dirinya.

Perempuan itu refleks menutupi hidungnya dan menatap kesal Doy. Doy yang nggak tau apa-apa, langsung bingung, apa ada yang salah dengannya

"Lo ngerokok ya?!"

Doy tertohok, "Nggak!"

"Bohong! Bau rokok banget sih! Pergi sana!!!" Perempuan itu mendorong tubuh Doy dan berlari ke arah wc karena sudah nggak tahan menahan pipisnya

Doy merasa tertampar. Karena, apa yang baru saja ia lakukan itu ternyata tidak disukai oleh sosok perempuan.

Mungkin, Audrey juga nggak suka cowok ngerokok...

Sepulang Doy dari sekolah, bukannya memasuki kamarnya, Doy malah masuk ke kamar umi dan abinya

Kebetulan, abinya sedang kerja, hanya ada umi disana. Doy mendekati uminya dan meniduri kepalanya di pangkuan umi.

"Ada apa nak?"

Doy masih terdiam, masih nyaman kepalanya di usap lembut oleh umi

"Maafin Dhika mi..."

"Maafin kenapa?"

"Tadi..."

"Aaah gak jadi."

"Hm kamu nih, ada apa sih?"

"Tapi umi janji, jangan marah"

"Ya tergantung"

"Oke.. biarkan Dhika menyiapkan diri untuk bersiap-siap kalau umi nantinya akan marah"

Umi tertawa, "Emang nya apaan sih?"

Doy menatap uminya, "Tadi, Dhika bolos 2 mata pelajaran"

"Oalah...."

"Dan.."

"Ada lagi toh?" Kata umi sedikit kaget

"Dhika.... ngerokok"

"Dhika??" Umi kaget.

Doy sudah memejamkan matanya.

"Dhika, liat umi! Bener, kamu ngerokok?"

Doy masih nggak berani menatap uminya, dan mengangguk sebagai jawaban

"Dhika!"

Doy pun memberanikan diri untuk memgangkat wajahnya dan melihat umi.

"Makasih udah kasih tau umi..." kata umi

"Tapi umi mohon, jangan ngerokok nak..."

"Rokok nggak baik. Buat kamu maupun untuk orang lain"

"Kalau bolos, itu wajar, kamu laki-laki, lagi masa puber. Terkadang, kamu perlu tau dunia luar itu seperti apa... tapi, kamu harus terus ingat Allah yang menciptakan kamu"

"Tapi kalau untuk merokok, umi angkat tangan. Karena nih ya, kalau rokok membunuh hanya untuk yang perokoknya aja ya umi nggak masalah, tapi ngerokok itu nggak cuma ngebunuh orang yang perokok, tapi orang sekitar yang secara nggak langsung menghisap asapnya"

Doy masih diam

"Gimana? Enaka ngerokok?"

Doy mengangguk takut

"Jangan lagi yaa? Kasian orang disekeliling kamu. Nggak kasian sama umi?"

"Kasian.."

"Sayang kan sama umi?"

"Sayang.."

"Yaudah, jangan ngerokok yaa..."

"Iya mi... maaf"

"Iya gak apa-apa, nak. Makasih, udah berbagi sama umi yaa"





Doy membuka laman facebook di komputernya, ia mencari sosok nama yang sudah ia simpan dari minggu lalu

"Audrey Rahmatika..." lirihnya, seraya mengetik di pencarian facebook

Doy menstalking status-status dari akum facebook itu

Palink gag suka asep rokok!

Doy langsung menjetikkan jarinya, "Tuhkan.."

Liat dia ngimamin sholat pas praktek sholat tadi.... koq q jadi....😳

Doy langsung membuka matanya lebar.

Mukanya berubah menjadi kesal dan menscroll dengan cepat

Sampai dimana ia berhenti pada satu status dari akun tersebut

Salah nggak sih suka sama orang kristen? Salah kayanyaa...














Haiii kalian, aku mau sedikit ngungkapin suatu hal ke kalian. Buat kalian yang sedang berjuang dalam penulisan cerita di wattpad, jangan berhenti ya?
Jangan karena sedikit yang baca, kalian jadi give up untuk menulis.
Ini bukan tentang seberapa banyak yang baca cerita kamu, tapi tentang seberapa ikhlasnya hati kalian untuk terus menulis.

Coba kita ubah pertanyaan

"Kapan ya cerita aku banyak yang baca?"

Dengan

"Bisa gak ya aku konsisten dan terus lanjutin nulis cerita aku?"

Aku tau kalian pasti bisa...

Semangat untuk kita yang sedang berjuang menulis💙

Calon Imam • Kim Doyoung vol.2✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang