9; Mengenal Doy

11.1K 1.7K 337
                                    

Ara memasuki kamar yang di dalamnya sudah ada Doy yang sedang duduk di tepi kasur. Ara melangkah pelan, takut menganggu Doy. Sepertinya, Doy sedang banyak pikiran. Ara duduk di sampingnya. Memandang cemas suaminya.

Doy menghela nafasnya, "Kamu pasti kaget ya?"

"Kaget kenapa?"

"Abi.."

"Oh... umi udah kasih tau tadi.."

Ara menggigit bibir bawahnya, ada sedikit kecemasan dalam diri Ara. Ara baru sadar, ia sekarang berada dalam lingkungan islami. Ia nggak boleh asal gegabah dalam berbicara maupun mengambil tindakan.

"Sumpah aku pusing banget..." kata Doy sambil memijat puncak kepalanya

Ara langsung mendekatkan dirinya dan mengambil tangan Doy yang ada di kepala untuk di lepaskan dan Ara yang mengambil alih untuk memijat halus kepala Doy.

"Tenang... rileks.." kata Ara

"Kamu pasti jadi punya pikiran kemana-mana." Kata Doy sambil memejamkan matanya, menikmati pijitan kepala dari Ara

"H-hah?!" Seakan bisa membaca pikiran, Ara mulai gugup

"Aku dari awal gak mau poligami.. gak mau.."

"Siapa yang nanya?"

"Cuma kasih tau.."

"Kalo boleh tau, abi kenapa nikah lagi Doy?"

Doy membuka matanya, dan melihat ke arah Ara, "Eh kalo gak boleh tau ya gapapa gapapa!"

"Boleh tau atuh. Masa gak boleh? Kamu kan istri aku?"

Ara hanya diam dan menunggu jawaban dari Doy. "Calon istri keduaya udah gak punya siapa-siapa lagi. Di tambah, umi sakit, jadi umi ngerasa, umi udah gak mampu melayani abi seperti dulu lagi."

Ara sebenernya bingung harus memberikan reaksi seperti apa. Alhasil, ia hanya menatap Doy bingung.

"Sebenernya aku takut..."

"Takut kenapa? Takut aku poligami juga?"

"IYA!!" Kata Ara sambil mau nangis, sedangkan Doy hanya menggelengkan kepala.

"Ck ck, Ara, Ara... kayanya kita harus PDKT-an dulu deh.."

Ara hanya menatap Doy bingung, "Iya kayanya. Aku juga ngerasa kita belum saling kenal lebih dalam."

"Coba, aku mau denger, setelah kamu sama aku pindah kesini, gimana perasaan kamu? Jujur."

"Atuh biasa aja, aku jadi deg-degan nih kalo kamu natap aku serius gitu?"

"Kan emang lagi serius?"

"Iya sih...."Ara menghela nafasnya, "Jujur aku masih takut Doy.."

"Aku takut, aku gak bisa berbaur sama keluarga kamu. Aku takut, aku gak sama kaya kalian... di tambah, hhhhh"

"Di tambah apa?

"Abi mau poligami..."

"Aku juga baru kepikiran, gimana kalo anakya juga sama-sama pengen poligami? Terus nanti aku teh di madu? Terus nanti kasih sayang yang harusnya milik aku secara mutlak jadi harus di bagi dua kaya martabak..."

Doy membuka mulutnya tapi Ara langsung lanjut mengomel

"Terus nanti teh banyak anak, ih rudet na we!" Kata Ara sambil memejamkan matanya kesal

"Terus belum lagi masalah warisan nanti teh, karena banyak istri dan anak, ah aku pusing. Jadi keinget sinetron indosiar"

Doy langsung tertawa terbahak sampai dia memegang perutnya, air matanya pun keluar saking ngakaknya perkataan Ara baginya.

"Sumpah ya Ra... kamu tuh.."

"Kenapa malah ketawa ih!"

"Ya habis kamu mikir jauh amat? Mana jadi kaya sinetron lagi?"

"Kan katanya aku disuruh jujur?! Udah jujur malah di ketawain. Iya dah salah deui aku teh. Sare aja.." kata Ara sambil siap-siap untuk tidur

"Eh jangan dulu atuh, kita ngobrol-ngobrol lagi..." kata Doy

"Ngobrol apa lagi?!"

"Aku juga sempet takut lho.." kata Doy

"Takut gimana?" Kata Ara antusias sampe dirinya bangkit lagi dari kasurnya

"Takut aku gak nikah sama kamu.."

"Ish! Dikira apa"

"Beneran ih..."

Ara hanya diam, "Aku takut tadinya kamu bakal nikahnya sama si Brian itu.."

"Haaaahhhh udah deh gak usah bahas mantan"

"Serius, soalnya, kamu pas pacaran sama dia kayanya bahagia banget... terus kamu kayanya cinta sama dia..."

"Aku juga mau di perlakukan kaya gitu, tapi aku sadar, kalo aku gak bisa milikin kamu, dulu.."

"Tapi ujungnya, dia malah nyakitin. Kurang ajar emang tuh manusia." Kata Doy lagi sambil mengepal tangannya dan menunjukkan ekspresi marah yang lucu, Ara yang melihatnya gemas dan mencubit pipi Doy

"Tapi ada yang ngobatin aku ya dari sakitnya aku waktu itu..."

"Iya, aku kan?"

"Iya.."

"Doy.."

"Hm?"

"Aku ingetin lagi ya... aku gak mau kasih sayang kamu, cintanya kamu yang harusnya kamu kasih buat aku di bagi dua untuk yang lain."

"Yang dalam artian, aku gak mau kamu poligami."

"Sumpah ya Ra, aku gak ada pikiran kesana astaghfirullah! Dapetin istri satu aja susah apalagi mau dua? Gile. Nunggu kamu aja musti bertaun-taun."

"Makanya! Sayangnya kamu buat aku aja!"

"Iya nih hati dan jiwa raga aku juga buat kamu aja nih semuanya!!" Kata Doy sambil memeluk Ara














"Nak Ara?"

"Iya mi?"

"Kamu udah masukin baju ke mesin cuci?"

"Udah mi.."

"Baju Doy yang di lemari, udah?"

"Eh, belum mi."

"Masukin."

"I-iya mi.." Ara pun dengan cepat langsung ke kamar, tapi ada Doy

"Udah aku masukin.." kata Doy sambil memasang kancing di kemejanya

Ara menghela nafasnya lega, "Capek?" Kata Doy

"Nggak kok.." Ara mendekatkan dirinya ke Doy dan membantu Doy untuk memasangkan kancing-kancing kemejanya

Doy menilik tiap detail wajah Ara. Ada perasaan tersirat dari hati Doy.

"Aku deg-degan lho ini.."

"Deg-degan kenapa?" Kata Ara sambil masih merapikan kemeja Doy

"Baru kali ini di perhatiin sama cewek.."

"Mantan kamu emang gak merhatiin kamu?"

"Ekhem... aku ga pacaran.."

Ara menatap takjub ke Doy. "Jadi kamu masih amatir ya?" Ejek Ara

"G-gak tuh!"

"Belum pernah di giniin ya?" Kata Ara sambil mengelus wajah Doy

Doy langsung gugup dan menatap Ara gemetaran, "Gak usah ngejek!"

Ara masih mengelus pipi sebelah kiri Doy, "Kalo masih amatiran, ntar aku ajarin.."

"Ngapain di ajarin? Langsung aja praktekin"

Calon Imam • Kim Doyoung vol.2✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang