Ara menatap Doy kesal sambil memegang perutnya. Doy yang risih dengan tatapan Ara hanya bisa ketakutan sambil merangkul Ara berjalan.
Mereka sedang berjalan di koridor rumah sakit, baru banget keluar dari ruangan dokter. "Duduk dulu disini.." kata Doy sambil membantu Ara duduk di kursi tunggu
Ara manyun ke Doy, Doy merapatkan mulutnya takut dan berjalan menuju kasir untuk ke bagian farmasi.
"Kamu!" Kata Ara
Doy kaget sambil membawa bungkusan berisikan obat untuk Ara.
"Bener-bener...." kata Ara sambil jalan menggandeng pergelangan tangan Doy. Tangan kiri Doy membawa tas milik Ara
"Bener-bener..."
"Bener-bener apa sih Raaaaa?"
"Bener-bener parrraahhhh!! Ternyata doi udah 3 minggu! Kita bener-bener parrraahhh banget nggak ngeh udah ada my peanut butter ini" kata Ara sambil mengelus-ngelus perutnya yang masih belum terlihat sedang hamilnya
"Ya... kan...namanya juga hal tak terduga"
Ara hanya diam
"Lagian nih ya... kamu kan pernah bilang, belum siap punya anak?"
"Makanya, aku nggak ngeh, Ra"
Ara hanya menghela nafasnya, "Mobil kamu mana sih, Doy? Aku eungap"
"Capek ya? Capek Ra? Yaudah kamu tunggu disini aja, aku bawa mobil dulu yaa?" Kata Doy dengan nada sedikit panik
Ara melihat gerak-gerik Doy yang panik dan seakan sangat memperhatikan Ara. Ada rasa sedikit senang, karena sikap perhatin Doy yang lebih-lebih, mungkin efek hamil? Entahlah, yang Ara rasa, gak ada kayanya perempuan didunia ini yang nggak seneng di perlakukan layaknya puteri
Ara memasuki mobil. "Apaan sih makein seatbelt segala? Emang aku bayi?"
"Kan di dalemnya ada bayi"
Ara memutar bola matanya malas, "Lagian masih kicil"
"Ya gapapa, namanya anak pertama"
"Kira-kira anak kita cewek atau cowok ya?"
Ara mengangkat kedua bahunya, "Nggak tau deh...kamu maunya cewek apa cowok?"
Doy terlihat sedang berpikir, "Hehe, kalo boleh sama Allah, maunya sih, cowok"
Ara mengangguk paham, "Aku apa aja deh asal sehat"
"Tapi kayanya bakal lucu kalo kembar"
"Hey! Mana ada! Kan kata dokternya cuma keliatan atu"
Doy terkekeh sambil menjalankan mobilnya, "Iya, iyaa.. sehat-sehat yaa bumil!" Kata Doy
Ara hanya tersenyum
Mengingat malam ini malam minggu, Doy sedang bersiap-siap untuk menunaikan sholat maghirb di masjid komplek rumahnya. Doy sedang mengenakan sarungnya. Ara yang datang dari kamarnya, memberi Doy sajadah sambil menepuk-nepuk sajadahnya agar lebih bersih lagi
"Aku berangkat dulu yaa, hati-hati dirumah. Kunci semua pintu, aku jam 8 kurang pulangnya. Sekalian sholat isya, kalo gak ada ceramah, aku pulang cepet. Oke?"
Ara memasang wajah malas dikarenakan Doy yang begitu bawel terhadapnya, "Ya.." jawab singkat Ara sambil menerima uluran tangan Doy untuk salim dan pamit
Tanpa aba-aba, Doy mengecup jidat Ara pelan hanya beberapa detik sampai Doy enggan menatap Ara karena malu, "Assalamualaikum..." ucap Doy lalu pergi
"Walaikumsalam" kata Ara pelan
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Imam • Kim Doyoung vol.2✔
Fiksi PenggemarKetika dunia kamu udah bukan milik kamu seorang aja, tapi berubah menjadi milik bersama.