"Aduhhh, mah mau pipis!!!"
"Adek ih! Udah pake roknya juga! Susah lagi atuh?"
"Ya atuh gimana ini mau pipis!!! Masa di tahan? Duhhh adek gak kuat mahh"
"Yaudah yaudah sini mamah bukain.."
"Cepet maahhhh"
Di tempat lain, Doy sedang mengatur nafasnya. Sesekali ia memegang dada sebelah kirinya. Menenangkan jantungnya yang sedari tadi berdetak sangat kencang. Ia pun terus-terusan meminum air putihnya
"Nak! jangan minum terus air putih! Ntar pipis lhoo"
"I-iya mi.." kata Doy gugup
"Bismillah... semoga hari ini di lancarkan.." kata umi Doy sambil merangkul bahu anaknya itu yang sedang duduk grogi
Doy dan keluarga pun mulai memasuki dalam hotel, menuju gedung hall center di dalam hotel tersebut.
Dengan perasaan gugup dan takut. Doy menguatkan dirinya sendiri. Sedari tadi ia bergumam, mengingat ijab qobul yang akan dia ucapkan nanti.
Doy beserta keluarga sudah berada di tengah-tengah pintu masuk aula hall untuk menerima kalungan bunga dari orang tua mempelai wanita untuk di pasangkan kepada Doy. Mamah Ara melihat Doy terharu, Doy hanya bisa tersenyum haru kepada mamah Ara dan mempersilahkan mamah Ara memasangkan kalung bunga kepadanya.
Doy dan keluarga pun bebarengan menuju kursi ijab qobul. Yang dimana sudah ada beberapa orang di dalam gedung tersebut. Doy menghela nafasnya panjang saat sudah melihat penghulu dan papah Ara disana. Ia akan menikahkan anak orang.
Doy duduk dengan tegap dan memasang wajah serius. Tangan Doy sudah berada di atas meja siap untuk mengucapkan ijab qobul. Sesudah meneliti ulang data administrasi oleh KUA, "Mas kawinnya sudah siap?"
Mereka pun membaca istighfar bersama-sama. "Siap mengijabkan? Pakai bahasa Indonesia?"
Doy mengangguk, "Iya pak."
Mas kawin pun di berikan dari pihak Doy kepada wali mempelai perempuan.
Doy pun di tanya lagi, "Calon mempelai laki-laki siap menjawab? Nanti dalam ijab qobul harus tidak terlalu lama atau tersela ucapan ataupun perbuatan lainnya, maka harus siap."
"Bismillahirohmanirohim, saudara Dhika Obaid Yahya bin Rahmat Obaid"
"Saya.." jawab Doy
"Saya nikahkan anda dengan anak perempuanku, Audrey Rachmatika binti Rudi Heryanto dengan mas kawin emas putih 40 gram sudah di bayar tunai."
"Saya terima nikahnya, Audrey Rachmatika binti Rudi Heryanto, putri bapak untuk saya sendiri dengan mas kawin emas putih 40 gram tunai."
"Sah? Sah?"
"Sah..."
"Alhamdulillahirobil'alamin..."
Doy langsung bernafas lega setelah berhasil melontarkan ijab qobul barusan dengan lancar. Doy tersenyum haru kepada abi dan papah mertuanya. Terlihat, hampir ada air mata jatuh di ujung matanya.
Tak lama, mempelai wanita pun memasuki dalam ruangan dengan di iringi oleh bridsmaid di samping kanan dan kirinya. Doy bisa melihat sosok Ara yang sudah di baluti baju berwarna putih itu sedang berjalan mendekati dirinya.
Doy tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Ara, Ara bisa melihat Doy yang sudah memperhatikan dirinya sedari tadi. Ara hanya tersenyum malu dan sudah berdiri di hadapan Doy. Mereka saling tersenyum penuh arti.
"Kamu cantik.." bisik Doy
Ara hanya tersenyum dan duduk di samping Doy. Mereka menanda tangani buku nikah. Lalu, mereka saling menatap kembali. Akhirnya, Ara dan Doy resmi jadi pasangan suami istri!
Acara pernikahan telah selesai, Ara dan Doy akan menikmati fasilitas gratis kamar hotel yang sudah di berikan oleh pihak hotel sebagai bentuk selamat dan terima kasih karena sudah mengadakan pernikahan di tempatnya.Ara sedang menunggu giliran Doy yang sedang mandi di dalam kamar hotel. Badannya terasa sangat pegal dan lelah. Tapi ia anehnya malah senyum-senyum melihat layar hape.
Ara melihat foto Doy saat resepsi tadi. Terlihat lelah tapi Doy masih terlihat tampan dan lucu. Ara gemas dengannya. Entah apa yang membuatnya bahagia, yang jelas Ara bahagia tanpa alasan hari ini.
Doy pun keluar dari kamar mandi dengan baju kaos putih dan celana tidur hitam selutut. Rambutnya basah mungkin habis keramas, tak lupa handuk rambutnya melingkar di lehernya.
"Kamu mau mandi?"
"Mau.." kata Ara sambil mematikan hapenya.
Ara mengambil baju salinnya dari tas miliknya. Sebelum ia masuk ke dalam kamar mandi, Ara menghampiri Doy yang sedang bercermin.
Ara mengulurkan tangannya ke Doy, Doy melihat Ara bingung.
"Kenapa?"
"Pegang tangannya..."
Doy pun menggenggam tangan Ara sambil kebingungan, "Akhirnya, kita bisa pegangan tangan, aku bisa bersandar di bahu kamu dengan status sah dan halal." Kata Ara sambil tersenyum
Doy malu bukan main, ia gak bisa menyembunyikan perasaan senangnya saat Ara berbicara seperti itu.
"Mau peluk?" Kata Doy sambil melihat Ara
Ara pun langsung memeluk tubuh Doy yang lebih tinggi darinya. Ah, Ara benar-benar senang sekali, jadi seperti ini rasanya memeluk Doy. Ara bisa menghirup aroma tubuh Doy yang habis mandi tadi
Badan Doy memang bukan badan atletis seperti idol-idol korea, tapi entah kenapa, ada kenyamanan dalam dekapan tubuh Doy.
"Doy..."
"Y-ya?"
"Jantung kamu berdegup kenceng banget?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Imam • Kim Doyoung vol.2✔
FanficKetika dunia kamu udah bukan milik kamu seorang aja, tapi berubah menjadi milik bersama.