33; Eight

8.4K 1.3K 70
                                    

Ara melihat dirinya di pantulan cermin yang menempel di lemari bajunya. Ia melihat, perutnya yang besar. Usia kandungannya sudah menginjak 8 bulan.

Jujur, Ara merasa deg-degan dan juga excited diwaktu yang bersamaan. Ia nggak sabar untuk menyambut buah hatinya ke dunia.

Ara mengelus pelan perutnya itu sambil tersenyum.

"Ayoo? Udah siap?" Kata Doy sambil membawa kunci mobilnya diatas nakas

Ara mengangguk dan meraih uluran tangan Doy. Mereka berniat untuk memilih kebutuhan calon bayi kembar nanti

Mulai dari kain perlak, alat mandi bayi, dan lain-lain. Yang paling Ara tunggu-tunggu adalah membeli baju-baju yang lucu untuk anak kembarnya nanti

"Hm, Ra... kan baru lahir? Masa bajunya buat yang udah 1 tahun sih?" Kata Doy sedikit bingung

"Habis... yang lucu-lucu malah buat yang 1 tahun semua!!"

Doy tertawa, "Yaudah, beli aja buat nanti mereka 1 tahun.."

"Keburu jelek bajunya... udah lah baju yang emang buat new born aja!"

Doy mengelus dadanya berusaha untuk sabar akan perilaku Ara yang seperti itu. Doy harus memakluminya!

"Capek nggak? Kamu daritadi berdiri lhooo? Nyari barang buat lahiran nanti"

Ara menggelengkan kepalanya, "Aku semangat banget! Nggak sabar pengen liat duo jagoan aku lahir ke dunia" kata Ara antusias

Tersirat senyuman bahagia di wajah Ara yang membuat Doy tersenyum haru.

"Ih! Kok malah nangis sih?" Kata Ara yang kaget melihat Doy sedang mengusap air matanya

Doy hanya tertawa karena melihat ekspresi panik Ara yang melihat dirinya menangis

"Nggak kenapa-kenapaaa" kata Doy sambil tertawa sekaligus mengusap air matanya

Ara cemberut, seakan merasakan sedihnya Doy.

"Ciee, bentar lagi jadi ibu" goda Doy

"Ciee, bentar lagi jadi ayah" Ara nggak mau kalah membalas Doy

Mereka pun saling menyenggol sikut seraya tersenyum jahil tanpa memperdulikan orang sekitar yang memperhatikan mereka

Setelah selesai membeli beberapa keperluan untuk buah hati merek. Doy dan Ara berniat untuk mencari tempat makan di sekitaran Mall.

Saat mencari makanan apa yang enak untuk sore itu, Ara dan Doy di kejutkan oleh keributan sepasang suami istri dan 3 orang anak. Ara melihat ke arah sepasang suami istri itu

"Kamu tuh! Jaga anak yang bener kek, liat! Kok nangis terus sih? Malu lah di liat orang!" Bentak pria itu ke istri yang sedang menggendong anaknya, berusaha untuk mendiamkan anaknya yang sedaritadi menangis

"Ya kamu bantu aku juga lah, mas! Emang gampang apa ngurus 3 anak?! Kamu enak cuma kerja doang. Aku? Di rumah ngurusin rumah lah, mereka lah... cup, cup sayang"

"Lho, kamu pikir aku kerja buat siapa? Kalo aku nggak kerja kamu sama anak-anak makan apa, hah?"

Doy dan Ara masih memperhatikan mereka yang bertengkar sambil berjalan. Doy dan Ara melihat kejadian itu sambil termenung. Keduanya saling memendam perasaan khawatir tanpa mengeluarkan kata-kata

Doy dan Ara hanya terdiam. Menelan ludahnya pelan. Menghilangkan pikiran-pikiran jelek dari otak mereka.

Ara mengeratkan genggamannya di tangan Doy. Doy enggan menatap Ara. Ia masih melihat lurus seraya berjalan ke salah satu tempat makan



Calon Imam • Kim Doyoung vol.2✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang