32; dia..

8.8K 1.3K 796
                                    

Hari ini Ara ditemani oleh Ecan untuk kontrol ke dokter kandungan. Kebetulan hari ini bukan hari libur, makanya Doy nggak bisa menemani Ara untuk kontrol. Dan juga, mumpung Ecan nginep di rumah Ara, jadi Ecan aja yang menemani Ara hari ini

Ara sedaritadi mengelus kepala Ecan sambil tersenyum bahagia. Bahkan saat ketika berjalan pun, kepala Ecan masih setia dielusnya

Ecan hanya bisa pasrah sampai menggerutu dalam hatinya agar Ara segera menghentika aktivitasnya itu!

"Teh Ara.." panggil Ecan

"Hm?"

"Udahan atuh ih, ngelus-ngelusnya?" Kata Ecan sambil memanyunkan mulutnya

Ara langsung merubah raut wajahnya menjadi sedih, "Kenapa?"

"Pegel, Ecan teh" kata Ecan nggak kalah sedih

"Ini kemauan ponakan Ecan lho" kata Ara merengek sambil memegang perutnya

Ecan nggak tega melihat Ara yang mengelus perutnya dengan wajah sedihnya itu, akhirnya Ecan menodongkan lagi kepalanya ke Ara agar bisa di elus lagi olehnya. Ara senang lah bukan main

Ara yang asyik mengelus-ngelus kepala Ecan sambil menunggu panggilan giliran dirinya. Tiba-tiba, ada sosok perempuan muda, cantik, tinggi, putih yang memilik rambut sepunggung yang menghampirinya

Ecan menoleh dan mengangkat kepalanya, "Ada apa ya teh?" Tanya Ecan ramah

Perempuan itu hanya menatap Ara. Ara hanya bisa kebingungan dengan sosok perempuan itu yang sembari memegang perutnya juga.

"Kamu, Ara?" Tanyanya dingin

Ara mengangguk ragu, "I-iya. Anda siapa ya?"

"Saya Lyla"

Ara langsung melebarkan matanya kaget. Jadi rupanya dia yang udah mengganggu Doy selama ini.

Ara menahan emosinya dengan mengelus punggung Ecan. Padahal seharusnya dirinya yang harus dielus punggungnya

Ecan hanya bisa memperhatikan keduanya bingung. Dirinya nggak tau harus kayak gimana, Ecan udah kayak anak ingusan aja di antara kedua ibu hamil ini

"Ada apa ya?" kata Ara seelegan mungkin

Lyla masih diam, melihat Ara penuh arti. Sampai dimana, dirinya berlutut di kaki Ara. Ara kaget bukan main. Apa yang sedang dilakukan Lyla?!

"Lyla! Kamu kenapa?! Kok malah berlutut?! Ayo bangun!" Kata Ara panik

"Nggak! Aku mau mohon sama kamu, Ra... aku mohon... izinin Dhika jadi wali aku saat lahiran anak aku nanti! Aku mohon, Ra!"

Ara benar-benar panik. Bingung harus melakukan apa. Dirinya berusaha untul menarik tangan Lyla, agar Lyla bisa bangun

Nggak sedikit yang menyaksikan tingkah Lyla. Semua tertuju pada Ara dan Lyla. Mungkin mereka semua merasa sedang melihat drama indosiar

"Teh, isin teh di liatin banyak orang" bisik Ecan

"Diem kamu! Ra! Aku mohon..." kata Lyla yang kali ini air matanya keluar dari matanya

Ara sebenarnya kesal dengan dirinya. Cuma, saat ini situasinya bener-bener nggak mengenakan. Semua orang menyaksikan dirinya

"La..." kata Ara

Lyla pun mengangkat wajahnya.

"Kenapa harus suami aku?" Tanya Ara selembut mungkin

Lyla menelan ludahnya, terlihat ia sedang berpikir dahulu sebelum bicara. Bingung, harus menjawab apa

"K-karena... Dhika.."

Calon Imam • Kim Doyoung vol.2✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang