Doy sedang merapikan beberapa berkas di meja ruang gurunya. Ia melihat ke luar jendela yang sedang hujan cukup deras.
Hari ini Doy membawa motor, jadi ia memilih untuk menunggu hujan reda. Doy pun mengeluarkan ponselnya untuk memberitahu Ara kalau diluar sedang hujan mungkin dirinya akan pulang sedikit telat.
Sejenak, Doy menatap walpaper ponselnya, yaitu foto Ara dan kedua anak kembarnya. Di foto itu, Ara terlihat tersenyum bahagia. Sedetik kemudian, Doy menatap wajah Ara serius pada foto itu. Ia merasa, tiba-tiba sedih.
Nggak lama, ada chat dari Yudit selaku teman Doy.
Line
Yudit : Bro, liat ini deh hahaha
Doy pun mengerutkan dahinya bingung saat temannya itu mengirimi link video youtube.
Doy pun meng-klik link itu dan menontonnya sambil memakai headsetnya.
Video itu berjudul 'Memandang pasangan selama 5 menit'. Di video itu terdapat 3 pasangan yang ditantang untuk saling memandang pasangannya satu sama lain selama 5 menit.
Saat sesi saling memandang, ada satu pasangan yang membuat Doy tertarik. Pasalnya, si suami menangis memandangi sang istri tanpa sebab.
Tiba-tiba ada perasaan aneh pada diri Doy setelah melihay video tersebut. Doy pun melepaskan headsetnya dan memasukkan kedalam tas. Doy pun segera pulang ke rumah.
Rintik hujan masih setia membasuhi aspal jalanan. Walau nggak sebesar tadi. Doy memilih untuk pulang.
Dengan jaket yang sedikit kebasahan, Doy menjauhkan tasnya dari tubuhnya. Ara yang kaget ada seseorang yang masuk pun menghampiri pintu rumah, rupanya Doy. Ara pun tersenyum lega.
Doy bisa melihat sosok istrinya yang masih setia mengenakan apron di badannya. Rambutnya yang ia ikat sanggul terlihat berantakan.
"Selamat datang, Ayah" senyum Ara
Doy pun tersenyum haru.
"Mau mandi pake air anget?"
Doy langsung menggelengkan kepalanya cepat, berupaya untuk nggak mau merepotkan istrinya itu. Ia tahu betul kalau Ara sudah capek dengan pekerjaan rumah.
"Nggak usah, aku langsung mandi aja. Anak-anak lagi tidur?"
"Iya, baru aja tidur.." kata Ara sambil memberikan handuk ke Doy.
Doy menatap Ara sejenak. Ara pun kebingungan dengan Doy yang tiba-tiba menatapnya itu.
"Ayah?" Tanya Ara dengan nada bingung
"Aku mandi dulu.."
Ara pun melihat punggung Doy cemas.
Setelah beberapa menit, Doy pun keluar dari kamar mandi. Rambutnya basah karena habis dikeramas. Ia pun keluar sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil
Sedangkan Ara datang menghampiri Doy dengan membawakan teh manis hangat untuknya. Ara tersenyum, namun terlihat matanya yang sayup.
Ara pun duduk di ruang tengah sambil menilap beberapa baju yang sudah kering dijemurnya tadi. sesekali ia menguap, sambil menonton tv.
Doy pun duduk disampingnya tanpa sepatah kata. Mereka masih berdiam. Ara masih sibuk menilap baju. Sedangkan Doy diam, seperti memikirkan sesuatu.
Tiba-tiba, Doy memegang lengan Ara. Ara pun otomatis menatap bingung ke arah Doy.
"Kenapa?" Tanya Ara berusaha tersenyum
Doy menatap sejenak Ara. Ara memiringkan kepalanya, memastikan bahwa suaminya tidak kenapa-kenapa
"5 menit"
Ara mengerutkan dahinya bingung, "Apanya yang 5 menit?"
"Aku mau mandang kamu selama 5 menit"
"Hah?"
Doy pun membenarkan duduknya menjadi duduk sila dan menghadap istrinya. Ara pun menghadap Doy dengan perasaan bingung. Masih belum mengerti maksud Doy
Doy sudah serius menatap Ara. Ara masih sedikit kikuk dengan tatapan Doy yang tetiba ini.
"Kamu.... kenapa sih, yang?" Ucap Ara pelan
Doy nggak menjawab, ia masih fokus menatap Ara.
Lama kelamaan, sorot mata Doy berubah. Ara sadar akan hal itu. Tanpa sadar, Ara pun sudah memandangi Doy dengan serius.
Ada perasaan emosional dalam benak keduanya yang mereka nggak tau perasaan apa itu?
Intinya, Doy merasa bahwa air matanya ingin jatuh.
Doy bisa menatap matanya Ara yang sudah nampak lingkaran hitam di bawah matanya. Berbeda saat dirinya sebelum punya anak.
Pipinya juga nggak sechubby dulu. sekarang Ara lebih terlihay tirus. Tanpa sadar, tangan Doy mengelus pelan pipi Ara.
Ara masih setia menatap Doy dalam diam.
Dan, air mata Doy pun jatuh...
Ara kaget melihat Doy tiba-tiba menangis. Tapi Ara tetap diam.
"Makasih.." lirih Doy
Ara yang melihat Doy menangis dan berbicara seperti itu ikut ingin menangis. Tapi ia tahan.
Ara memegang balik tangan Doy yang sudah menyentuh pipi kanannya itu. Ara bisa merasakan ketulusan dari seorang Doy.
"Kamu kenapa sih?" Tanya Ara yang sudah meneteskan air matanya
Doy mengangkat kedua bahunya, sambil mengusap air matanya. "Nggak tau... cuma mau mandang wajah kamu aja"
Ara terdiam sejenak. Lalu ia meraih rambut Doy, dan merapikannya.
"Maafin aku..."
Ara masih terdiam melihat Doy mencium puncak tangan Ara.
"Doy..." panggil Ara. Doy sudah lama nggak mendengar panggilan itu dari Ara. Doy mengangkat wajahnya kaget
Ara tersenyum tulus, "Kamu... adalah seorang ayah dan juga suami terbaik didunia..."
Doy pun menangis dan memeluk Ara.
"Aku sayang kamu.."
"Aku jug--HUACIMMM"
Ara pun melepas pelukannya saat Doy bersin. Ara menatap cemas Doy, "Kamu pilek?!"
Doy mengusap hidungnya. Terlihat kalau Doy pasti terkena flu.
"Makanya tadi mandinya pake air anget!!"
"Habis... HUACIM! Aku nggak mau repotin kamu"
"Ck! Ayo, di keluarin ingusnya" kata Ara sambil memegang hidung Doy dengan tissue
"Makan dulu!! Terus minum obat! Habis itu bobo"
"Iya, nyonya" kata Doy lemas.
Hai, semoga bisa meredakan rindu kalian kepada cerita calon imam ini..tiba-tiba dapet ide habis nonton video dari creativox yang ini🥺
Pada akhirnya, setiap manusia memang nggak bisa lepas dari ikatan 'cinta'...
Selamat malam minggu semua!😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Imam • Kim Doyoung vol.2✔
FanficKetika dunia kamu udah bukan milik kamu seorang aja, tapi berubah menjadi milik bersama.